Saat itu, dimana musim panas berlangsung. Tepatnya saat resepsi pernikahan saudara sepupu Ellena. Dia bertemu dengan seorang lelaki yang merupakan rekan kerja suami dari sepupu nya.Saat itu Ellena yang cuek, juga dingin mulai mendapat perhatian dari lawan jenisnya. Mulai dari tatapan mata, sikap juga bentuk perhatian dari pria itu sedikit berbeda.
Entah apa yang ada dalam benak Ellena. Dia hanya merasa biasa saja. Tak ada yang spesial. Percaya atau tidak, Ellena tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan lelaki mana pun. Terkecuali ayahnya. Dia selalu berdiam tanpa ada ketertarikan. Yang ada dalam Benaknya hanya mimpi juga cita-cita nya.
Sejak hari itu pula. Dia sering diajak oleh pria itu, dan Ellena juga tidak menolak. Tentu karena pria itu memaksanya.
Hari demi hari, minggu demi minggu, Ellena mulai terbiasa dengan kehadiran pria itu dalam hidupnya. Dia mulai merasa ada getaran aneh tapi juga menghanyutkan. Seperti ada yang menabur ribuan jenis bunga dipadang rumput yang hijau. Hatinya yang beku, telah mencair.
Hingga beberapa bulan mereka menjalani hubungan itu dengan tenang. Sebelum sebuah pertengkaran kecil hadir diantara keduanya. Hal itu disebabkan oleh pria itu yang hendak mencium Ellena dengan nafsu. Sementara Ellena, dia merasa kaget dan marah. Sebuah tamparan keras melayang dari tangan lembut Ellena. dia sangat kecewa, pada pria yang tidak memiliki status sah untuk melakukan hal itu.
Mungkin untuk sebagian orang berfikir jika beeciuman itu, hal yang lumrah dan biasa. Namun tidak bagi Ellena, dia gadis yang memiliki harga diri tinggi, dan menjaga prinsip hidup yang tanamkan orang tuanya. Dan ketika seseorang yang baru beberapa bulan mengenalnya, mencoba merusak harga dirinya jelas saja dia marah besar. Kehormatan yang dia jaga selama ini, akan hancur jika saja dia tidak cepat mengambil tindakan.
Bukannya sadar, pria itu yang bernama Pratama ramdan malah hendak menampar balik Ellena, dengan cepat Ellena menghindarinya. Tatapannya semakin bengis, Ellena tak bisa mengatakan apapun lagi, dia memang sudah menyangka akan sifat aslinya. Dan dugaannya sangat benar semua. Dia juga mengetahui bahwa pria itu memiliki sedikit masalah dengan emosional nya.
Berbulan bulan mereka tidak saling berkomunikasi, meski Pratama sering menghubungi Ellena untuk bertemu , namun gadis itu bersi kukuh dia tak berniat untuk membalas pesannya bahkan dia enggan untuk bertemu meski hanya beberapa detik saja.
Namun ternyata, Pratama itu tipikal pria yang keras kepala. Di hari itu dia datang langsung ke kediaman gadis itu tanpa sepengetahuannya. Tentu disambut baik oleh orang tuanya, hanya saja Ellena masih terus menghindar. Dia enggan untuk sekedar Menyapanya.
Tentu selama mereka dalam hubungan yang renggang, Ellena memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, bukan seperti gadis lain yang terus memikirkan hubungan. Dia menggarap eksperimen yang akan dia ikut sertakan dalam karya ilmiah bergengsi. Mungkin sebagian orang berfikir dia terlalu naif untuk menjalani hidupnya. Namun, ternyata semua itu salah. Ellena justru sangat menikmati hidupnya. Dia mampu mewujudkan mimpinya juga kedua orangtuanya, selain itu dia juga mampu untuk membantu orang lain. Tentu hal itu jauh lebih membuatnya bahagia, karena merasa dirinya dibutuhkan.
Hari itu pertemuan tanpa pembicaraan apapun. Ellena masih terus bergelut dengan buku buku tebalnya. Sementara pria itu merasa bosan sendiri, hingga membuat emosinya tersulut.
"kenapa kau begitu marah. Hanya karena aku ingin menciummu, " pekiknya kasar."......" Ellena hanya terdiam membeku. Dia memikirkan tentang harga dirinya saat itu, dan tak ingin terbawa emosi.
Dia kembali pada bukunya. Dia acuh dan tetap fokus pada apa yang menjadi tumpuan hidupnya. "kau!!!" geram pria itu.
"bicaralah, jangan diam seperti batu. Apa kau fikir aku bisa bertahan dengan sikapmu yang seperti ini, "
"hhufh, " hela nafas gadis itu frustasi.
"kau tau sejak awal aku tidak pernah menganggapmu sebagai kekasihku atau apalah itu. jika kau sangat menginginkan hal itu, cari saja wanita lain. jangan diriku!" pekikknya kasar.
"kau! jadi selama ini kau tidak pernah merasakan hal apapun?" tanyanya.
"aku tidak merasakan apapun. aku hanya menganggapmu sebagai teman, tidak lebih dari itu, dan kau tau aku sangat membenci sikapmu yang seenaknya sendiri itu. kau e-g-o-i-s!" jawabnya dengan kemarahan.
"kau yang egois hanya memtingkan dirimu sendiri, tanpa melihat sekitarmu. kau memberiku harapan palsu ellena,"
"dan dengar apa yang baru saja kau katakan. Sikapku yang seperti ini. Ini memang diriku. Dan dari perkataanmu barusan seolah ingin menjelaskan bahwa aku begitu membutuhkanmu!" serunya sambil menahan senyum sinis.
" kau tau perkataanmu itu membuatku muak. Ku akui kau banyak berkorban, tapi maaf aku tidak pernah membalasnya. Dan kini sebaiknya kau akhiri saja perjuanganmu itu. Seperti katamu kau takkan sanggup dengan Sikapku."
Pria itu hanya terdiam tak dapat mengatakan apapun lagi. Semua ucapan gadis itu memang sangat benar, dan juga menampar hatinya yang diliputi oleh keegoisan.
![](https://img.wattpad.com/cover/89637364-288-k545690.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scientist
Science Fiction"bagaimana bisa kau mengatakan demikian," sanggahnya dengan penuh emosi yang berkilat kilat dalam hati dan fikirannya. "kenapa kau mempermasalahkannya!!" Serunya semakin membuat gadis itu tersulut. Semua mata hanya tertuju pada kedua orang yang ten...