Chapter 6 - Queen of Princeton (1)

151 4 0
                                    

Hola mi amor! ^^
Makasih banget buat kalian yang masih mau nyempetin baca WB loh 😚
Walaupun ceritanya rada gaje, bahasanya juga berbelit-belit, tapi kalian masih setia mau baca cerita ini hehe tengkyu ya :3
Gimana ya kelanjutannya?
Eh tapi jangan lupa vote dan comment yaaa!! Wkwk

****Happy reading!!!****

****

Beberapa siswi yang ingin ke kamar mandi mengurungkan niatnya. Tentu mereka tidak ingin ikutan terlibat apa yang terjadi di dalam.

"Gue nggak ada urusan sama elo elo pada ya! Maksud lo apa hah?!" Di dorongnya sosok didepannya yang sedang mencengkeram kerah seragam Oxcel. Ia melangkah mendekati cewek itu yang sudah jatuh terduduk. Sementara tiga temannya membantu untuk berdiri kembali. Cewek itu merapikan rok dan blazernya.

"Sialan lo! Heh ganjen! Jangan pernah lo sesekali deketin Revan lagi! Gue tahu lo semalem abis nge-date kan sama dia?! Dasar tukang ngerebut!" Seakan tak ada kapoknya, kakak kelas berambut panjang itu terus-terusan menghujatnya. Namanya Viona. Ia adalah penyandang predikat sebagai playgirl kelas kakap, cewek yang jauh lebih centil ketimbang Lizzie dan Catherine. Sementara tiga temannya dibelakang adalah komplotan gengnya yang pengecut, Diana, Cindy, dan Tiara.

Viona adalah ratunya sekolah. Bagaimana tidak? Ia memiliki rambut pirang panjang, dan wajah yang imut. Siapapun pasti tertarik padanya. Banyak cowok yang berusaha memacarinya karena kecantikan yang ia miliki, tapi satu, cowok itu harus sama tajirnya seperti dia, atau bahkan lebih. Karena dia adalah anak dari pemilik yayasan sekolah elit itu. Sudah tak terhitung lagi berapa jumlah mantan Viona.

"Oh.. jadi elo semalem nguntit gue? Haha emang susah ya kalo fans pasti selalu nguntit nggak jelas." Oxcel melipat tangannya. Viona semakin tidak tahan. Ia menyeringai dan menjambak rambut Oxcel hingga ia merintih kesakitan. Tangan Oxcel tidak tinggal diam, ia balas menariknya. Mereka pun saling tarik menarik.

Kaki Oxcel juga beraksi. Ditendangnya perut cewek itu hingga ia menjauh dan rambut Oxcel berhasil terlepas dari jeratannya. Viona memegangi perutnya lalu terbatuk-batuk sampai berdarah. Tiga temannya tentu terkejut. Dibantunya Viona berdiri. Justru kini Tiara yang sok berani ingin menantang Oxcel.

"Kasar banget sih lo jadi cewek?! Bisanya main mukul aja! Nggak usah sok jadi jagoan deh lo!"

"Heh, gue nggak bakal kasar kalo dia nggak mulai ya! Maksudnya apa ngatain gue ganjen lah, tukang ngerebut lah?! Emang dasar dia aja yang sirik sama gue!" Jelas Oxcel menggebu-gebu. Tiara seperti tidak mempedulikan perkataannya. Ia malah menyerang Oxcel hingga ia meniban tubuhnya. Tiara terduduk diatas perutnya, lalu dipukulnya wajah Oxcel dengan asal tanpa henti.

Ketika perkelahian sedang sengit bagaikan perang dunia ketiga, masuklah seorang guru kedalam toilet, Bu Rahma, si kepsek rese. Pintu toilet terbuka lebar, sementara dibelakangnya, terlihat Pak Farhan dan sejumlah murid yang ingin menonton.

"Kalian ini apa-apaan sih? Mau jadi jagoan di sekolah ini, iya?! Coba ceritakan masalah apa yang memicu kalian berantem kayak tadi!" Lima orang siswi tengah duduk didepan meja ruang BK. Mereka semua tertunduk, kecuali Oxcel. Sementara Bu Erika Sitompul, guru BK ternyebelin, duduk dihadapan mereka tepatnya dibelakang meja tersebut.

Mereka diam membisu. Kecuali salah satu dari mereka tengah memegangi perutnya sambil meringis kesakitan.

"Cepat jawab!" Bentak Bu Rika sambil menggebrak meja hingga membuat mereka berlima kaget.

"Santai aja dong, Bu. Kasih kesempatan buat mikir sebentar. Capek nih" gerutu Oxcel dengan wajahnya yang penuh lebam dan hidungnya yang mengeluarkan sedikit darah.

WILDBLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang