Herint POV
Pagi ini indah sekali. Aku beranjak dari kamarku dan berjalan mencari nenek. Saat melewati ruang keluarga, ku melihat kakek sedang santai menontin TV dengan ditemani kopi paginya.
"Pagi kek, apakah kakek melihat nenek?"
Pertanyaanku di jawab oleh kakek dengan menunjuk arah dapur.
Aku pun berlari ke dapur menemui nenek. Aku ga sabar, karena hari ini diprediksi akan turun salju pertama, dan aku meminta nenek menemaniku bermain di taman bermain sampai salju turun.
Gubrakk.... Dan terjadii lagii....... Kisah lama yang telah terjadi.
Aku menabrak lemari kayu. Ini sangat menyakitkan
"aww..." rintihku
"Astagah Herint. Sudah berapakali ku katakan, jangan berlari-lari! Kalau ayahmu tau, kamu disuruh berbaring di tempat tidur." Teriak nenek sembil berlari ke arahku.
Hummm.. Bisa tidak, jangan menyebut ayah? Ku bosan menunggu mereka kembali.
"Bagian mana yang sakit nak?" Kakek juga segera berlari kearahku. Tak seperti nenek, kake lebih perhatian. Nenek itu sangatttttt cerewet.
"Hehehe, maaf kek, nek. Aku hanya terburu-buru ingin menyampaikan ke nenek untuk menemaniku bermain di taman bermain." Jawabku sambil mengelus dengkulku.
"Kenapa harus ke nenek? Kan kakek juga bisa."
"ya.. Kukira kakek akan ke kebun, memanen stroberry."
"sepertinya tidak, karena sekarang bukan musimnya." kakek menggangkatku ke sofa tua dan mulai mengobati kakiku yang mengeluarkan beberapa tetes darah.
"Nenek tak janji ya, soalnya ada tetangga baru kita yang baru sampai tadi malam. Tidak bisa dibilang baru sih. Tapi nenek mau membuat makanan ringan." Kata nenek sambil kembali ke dapur.
"Yahh. Nenek gimana sih."
"Nanti sama kakek aja ya." Kakek mengelus puncak rambutku.
"Ok." Jawab ku singkat.
"Oh iya, sepertinya kue ini sudah seleasai. Herint tolong kau antarkan ya." Nenek membawa toples sedang berisi makanan ringan dan botol berisi minuman
"Baiklah." katku sambil menuju nenek.
"Sudahlah, nanti saja herint. Memangnya sudah tak sakit kakimu?" kakek menahanku
"gapapa kek. Sekalian aku mau liat, gimana sih tetangga baru kita?" senyumnya
"ih dasar genit ya. Baru umur 8 tahun juga. Tahu saja kamu, mereka memiliki anak laki-laki." Goda nenek
"hah? Aku gabilang mau liat cowo kok." Aku sedikit tersentak.
"terserahlah. Nih, hati-hati."
Aku mengambil dan membawa buatan nenek dengan hati.Aku mengambil sendal dan keluar dari rumah itu.
"Langsung balik ya!!" Teriak nenek. Yah, wanita tua yang sudah berumur itu masih bisa berteriak sekencang-kencangnya.
Bisa kurasakan, hembusan angin musim dingin yang sejuk. Dan daun2 uang sudah tertimbun rapi dibawah pohonnya.
Oh iya!! Aku lupa, dimana rumah tetangga itu?
Aku berlari kembali ke rumah.
Bruk..
Sepertinya aku jatuh lagi. Ku mengecek buatan nenek, dan masih aman.
"Hahaha.. Jatuh, kasian banget sih"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Firs Snow and My First Love | Oh Sehun👆
FanfictionApakah ini mimpi? Atau.. Apakah ini kutukan? Mengapa cerita keluarga ku terulang lagi kepada ku? Herint, seorang perempuan yang periang. Senyumnya bagaikan musim panas yang hangat dan cerah. Dia bertemu seseorang. Seorang anak laki-laki. Namun kej...