6

19 3 0
                                    

"Her."

"Hmmm..?"

"Her.."

"Apaann??" tanya Herint sambil membuka kotak PS nya.

"Itu.. Cowo yang dibawah siapa? Kok gw baru liha" Tanya Mili senang

"Hah? Siapa? Duh Lay, susah bener bukanya. Tolong bukain donk. " Herint memberi kotak PS ke Lay

"Yang itu"

"Gatau."

"Dah. Eh gw bisa main cuman bentar doank, mau anter bebeb gw ke fotokopian." Kata Lay sambil memberi kota tersebur

"Dasar bucin. " Ujar Herint

"Gimana Rin? Siapa yang dibawah?" Ulang Mili

"Yang mana sih??" Herint keluar kamar dan menuruni tangga.

Namun...

GUBRAK...

"Duh Herint, ceroboh banget." Ujar Mili kesal, sambil jaga image nya. Biasanya dia akan berteriak-teriak

Lay juga ikut keluar dari kamar Herin.

"Duh non, ada yang luka gakk??" Mba Suzy muncul dengan sekotak P3K

"Heheh, gapapa kok mba. Ga kenapa-napa." Herint tersenyum.

Dia mencari-cari kakaknya dan orang yang ditanyakan Mili sedari tadi.

Namun siapa sangka, matanya langsung ke arah lelaki tersebut, disertai kedua pasang mata abang-abangnya..

"Ga perlu ditolong kan dek?" Ujar Suho

"Lo pada ngapain sih dari tadi liatin kardus mulu. Dari gw pulang lho, bang."

Mili dan Lay membantu Herint berdiri

"Abang-abang ini lagi nonton itu-ituan ya?" Tanya Lay ceplos

"Kaga ye.. Sotau lu Lay." Kata Minseok.

Lelaki yang dari tadi ditanyakan Mili masih menatap Herin.

"Ga kenal gw Mil. Yuk balik ke atas."
Ujar Herint

"Stt. Ribut lu ah." Mili menjitak Herint
"Gapapa, biar heboh. Tapi gada yang heboh."

"Receh deh receh. Sini balik ah" Lay menggendong Herint. Ia tahu, Herint sedang dalam masa gajelas,  jadi daripada mendengar Herint berbicara, ia langsung menggendongnya.

"Awas ah Lay, kalo pacar lu tau. Digebukin gw."

"Iye-iye maap." Lay melepaskan gendongannya.

"Lu berdua dulu dah sana main. Gw ada urusan sama bang Minseok."

Herint menuruni tangga kembali, dan memastikan bahwa ia tidak terjatuh lagi.

"Bang, liat kalung gw gak?" Teriak Herint

"Gak!!!" Saut keduanya.

Herint mendatangi Minseok dan berbisik di telinganya

"Gak gak. Apaan dah, banyak kerjaan gw." Ujar Suho.

"Yah elah.. Bosen gw di Korea mulu bang, pulang kampung kek."

"Naik pesawat tapi ya?" Ujar Minseok

"Ga. Jangan pesawat." Herint mulai tumbang. Untuk tidak jadi tumbang.

"Nanti gw sewa kapal pesiar aja." Kata Herint. Ia pun kembali ke kamarnya.

🌲🌲🌲












🌲🌲🌲
"Lah Ho? Adek lu?" Tanya Sehun

"Iya, baru lihat ya." Jawab Suho

"Iya, kok ga keliatan sih kemarin-marin?"

"Baru balik dari Jerman dia. Kemarinnya lagi dia tinggal di apartemen. Tapi gw seret balik karena suka begadang nonton film di laptopnya." Sahut Minseok.

"Boleh juga tuh. Gw gebet boleh gak?" Tanya Sehun..

"Hah???" Ujar keduanya, mereka kaget.

"Haduh, mending jangan dah. Gw males denger keluh kesah ngejar adek gw nantinya." Kata Suho

"Lah emang kenapa?"

"Udah mending jangan."

"Udah udah, gw pinjemin kaset Podle Pop gw deh. Kan dah langka tuh." Ujar Sehun dengan wajah licik.

"Lah, lu ada Podle Pop? Itukan zaman kita TK ya?"  Ujar Minseok

"Dah, sini minta kontaknya donk.

"Coba deh lu ke depan kamarnya. Dia nyantumin kontaknya di pintu kamarnya."

"Oke sip." Ia pun segera mengikuti tugas yang diberikan.

🌲🌲🌲

Klekkk..

"Loh, temennya abang ngapain disini?" Kepo Herint

"Ga ngapa-ngapain. Lagi ngaca aja." Jawab Sehun ragu.

"Oh."

"Yuk caw." Ajak Herinr kepada Mili dan Lay.

Shpppp...

Sehun memegang tangan Herint.

"Ngapain sih pegang-pegang. Lepasin gak!!!" Herint meronta.

"Gak mau " Senyum jahil Sehun l.

"Bang Minseok, temennya ini rese. Kalau dia ga lepasin aku dalam hitungan 3 detik, aku lompat dari apartemen ku habis ini."

Mendengar hal itu, Suho dan Minseok langsung ke arah suara tersebut.

Mili  dan Lay pun tersontak kaget.

"Lepasin tanggannya. Pliss..." Suho mencoba melepaskan genggaman Sehun.

Sehun yang melihat murka di wajah kedua temannya itupun, langsung melepaskannya.

"Dah abang" salim Herint kepada abang-abangnya.

"Mau ngapain keluar?" Tanya Minseok

"Nyari cogan." Ujar Mili.

"Gak."

🌲🌲🌲

"Napa sih Min? Kok marah gitu ke gue?" Sehun binggung.

"Plis lah, lo boleh ngejar, tapi jangan membuat dia ngeluarin kata-kata itu. Serem."  Jelas Minseok

"Kenapa emangnya?"

"Dia punya trauma." Ujar Suho.

"Yaudah gw jagain dia deh biar dia ga keluarin gejala traumanya." mohon Sehun.

"Lu kenapa sih Seh? Tumben-tumbenan serius?" Kepo Suho

"Gapapa, iseng aja."

"Jangan mainin adek gw." Minseok memicingkan matanya.

"Iya kakak ipar, janji."

"Dah dapat nomornya? Sana pdkt deh!"

"Makasih kakak ipar.." Senyum Sehun

"Kok kakak ipar sih? Gak sudi deh gue." Ujar Minseok

"Sttt.. Yaudah gw balik dulu ya bro. Itu berkas-berkasnya udah gw pindahin. Kerusakan kardus lo, juga udah ge benerin tadi."

"Sip. Hati-hati bro dijalan"

🌝🌝🌝

Aneh ya? Sabar ya. :) aku juga bingung kalau aneh mah :v Yaudah makasih yang udah support. Jgn lupa vote dan comment dan share. :*

Jumat, 11 Mei 2018
12:39













Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Firs Snow and My First Love | Oh Sehun👆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang