3

19 2 0
                                    

Herint hanya menggeleng menjawab pertanyaan Sehun, hal itu membuat Sehun mengangkat alis kanannya.

Mulai hening, hal itu dimulai ketika Herint selesai menjawab Sehun dengan gelenggannya.

"Kapan pulang ke Korea?" Herint membuka obrolan.

"Tidak tahu. Kurasa setelah tahun baru? Eh kurasa tidak. Tak tahu lah"

"Its ok. Sehun, kapan kamu ulang tahun?"

"12 April, memangnya kenapa?"

"Dari tadi 'memangnya kenapa'terus emang ada yang aneh dengan pertanyaanku?"

"tidak juga"

Gejelas banget sihh.-Herint

"3 hari lagi Natal lho, sudah beli baju natal?"

"Kurasa tak perlu, baju natal tahun lalu ku masih bagus."

"Benarkah?" Herint mengangguk.

"Kamu pernah kedesa ini sebelumnya?"

"Sudah"

"Kapan?"

"Tahun lalu."

"Setiap tahun kah?" Sehun mengangguk

"Ga pernah lihat tuh."

"Gatau juga ya, ku juga gapernah lihat kamu di tahun sebelumnya."

"Mungkin aku tahun lalu ke Korea kali ya, lupa"

"Memangnya kamu punya rumah di Korea?" tanya Sehhn kaget.

"Kata bibi sih, aku dan kakaku punya rumah masing-masing, tapi biasanya bareng keluarga paman, memangnya kenapa?"

"Kukira kamu tak berkemampuan."
Kata-kata itu membuat Herint kesal. Memangnya kekayaan dilihat dari fisik saja?

"O"

"Kenapa?"

"Mau balik, udah mau jam makan siang."

"ikut."

"ga"

Herint berlari keluar dari rumah keluarga Oh, dan pergi ke rumah neneknya

🍭🍭🍭

Hari Natal pun tiba. Pagi-pagi buta, ga buta-buta banget sih, Herint dan kakek neneknya sudah siap pergi ke gereja untuk ibadah natal.

Ya walau masih mengantuk karena tadi malam adalah pesta malam natal di air mancur desa.

Sangat ramai, ditambah kejahilan Sehun merusak rambut Herint, membuat Herint geram sampai sekarang.

Diperjalanan saja Sehun masih menjahili Herint.

"Diamlah. Aku masih mengantuk, jangan tidak jelas." hal itu tak membuat Sehun berhenti.

Herint tetap berjalan kedepan, tidak memperdulikan Sehun, untung saja gereja mereka dekat. Sekitar 2x jarak ke air mancur desa.

Ibadah pun dengan hikmat dan Sehun untung sudah tersadar dari kejahilannya.

Seperti biasa, ada saja  marchandise yang dijual di depan gereja. Sehun berlari menarik tangan Sehun.

Sehun sepertinya lupa, Herint terkadang lupa cara berjalan sehingga menabrak sekelelilingnya.

Ya, kali ini Herint menabrak orang.

My Firs Snow and My First Love | Oh Sehun👆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang