Ummu pov
"Ummu lo duduk sama gue, gue tunggu di dalam" teriak Nada dari dalam bis. "Oke Nad" jawab ku. Segera ku langkahkan kaki ku agar, tak kepenuhan bisnya.
Baru kaki ku melangkah menginjak, salah satu tangga untuk menaiki bis.
"Maaf dek bisnya sudah penuh kalian bisa menuju bis kedua dibelakang" perintah salah satu anak osis,mereka merupakan panitia yang melangsungkan kegiatan ini.
Sial. Pintu bis pun tertutup apa yang harus ku katakan kepada Nada nanti? Semoga saja Nada tak marah, setelah pintu bis tertutup aku pun bergegas ke bis yang kedua. Kupijakkan kaki ku di dalam bis sambil melihat sekeliling apakah ada teman yang ku kenal.
Itu lilia bukan, aku menjijit sedikit untuk memastikan apakan betul itu lilia. Yup! Itu lilia, aku pun mendekatinya.
"Ummu lo sama siapa? " ada yang memanggilku sepertinya aku kenal suara ini. Aku pun membalikan tubuhku ke belakang.
'Rizan' deg. Jantung kenapa jadi gini sih!
"Aku eh, maksudnya gue sendiri sih. Mau duduk sama lilia di depan" jawabku menggaruk leherku yang sebenarnya tidak gatal.
"Loh Nada mana? Kok sendiri biasanya kalian selalu bareng-bareng" tanya Rizan sambil melirik apakah ada Nada apa tidak.
"Nada di bis depan, sudah penuh sih makannya gue disini" ucap ku sambil tersenyum.
"Duduk sama gue aja mau?" ucapnya sambil menunjuk tempat duduk di samping nya.
"Kalo gue duduk di samping lo terus teman lo itu gimana?" tanyaku, apaan coba ia mengajakku untuk duduk di sampingnya tetapi di sampingnya sudah ada yang menempati. Jadi nya aku gak enak gitu.
"Ohh lutpi, gampang aja kok" Rizan diam sejenak lalu melanjutkan bicaranya. "Lut, lo pindah ya. Duduk sama lilia aja di depan" aneh, setelah omongan yang dilontarkan Rizan. Lutfi bangkit dari tempat duduknya lalu memukul sekilas lengan Rizan lalu lutfi segera pergi ketempat lilia. Dengan senyuman yang tercetak dibibir tipisnya.
Setelah lutfi pindah aku pun menduduki tempat disamping Rizan itu, entah sejak kapan aku menjadi sedekat ini dengan Rizan. Mungkin aku bisa menjadi teman bagi Rizan, sama seperti Nada dan Rizan.
"Nad pindah yaa, biar gue disitu lo di samping jendela sini aja enak kalo disini angin nya sempoing-sempoing." ucap nya, aku hanya mengangguk lalu pindah ketempat duduknya.
Lalu Rizan mengeluarkan earphone dari tas punggung nya dan memakainya aku hanya diam sambil melihatnya. Ternyata memang benar kata Nada, Rizan memang manis semanis gula. Tidak-tidak mu ingat, akupun menggeleng-geleng kepala.
"Kenapa? " tanya Rizan, apa aku ketahuan melihatnya. Plis mu bego nya jangan dibawa kesini, tenang.
"Eh, gak papa kok"ucap ku sambil tersenyum kearahnya. Rasa canggung meruak di antara kami berdua atau hanya aku yang merasa canggung.
Bis mulai berjalan meninggalkan halaman sekolah, aku memilih melihat keluar jendela menikmati angin yang berhembus.
"Ummu" Rizan memanggil ku segerah aku menoleh kearah nya.
Tak ada angin tak ada aba-aba. Rizan mendekatinya ku, aku sedikit panik ternyata ia memasangkan sebelah headset nya ditelinga kiri ku. Sontak aku kaget, baru kali ini ada cowok yang seperti ini kepada ku. Sudah berapa kali ku hembuskan nafas ini agar tetap netral, jantung berdetak tak karuan serasa ingin lompat. Yaa allah ummu kenapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of Me
Teen FictionDina ernada Putri atau sering disapa Nada ia benar-benar tak habis fikir kalau ia sekelas dengan Andrean, si cuek, muka nyeselin dan jail. Menurut Nada ia ketiban sial karna mengenal Andre,setiap hari yang dijalanin Nada tidak ada kata tidak ribut d...