Seminggu sebelum pesta pernikahan Dhika dan Dera, kabar pernikahan mereka tersebar. Sementara teman-temannya heboh di sekolah tadi, Anna santai saja karena sudah tahu lebih dulu dari ayahnya. Bahkan, ia akan berada di pesta pernikahan Dera dengan kakaknya minggu depan.
Namun, malam itu ia mendapat kabar yang lebih mengejutkan dari pesta pernikahan Dhika dan Dera.
"Apa maksud Ayah? Anna ... tinggal sama Kak Dhika?" Anna pasti salah dengar, kan?
Ayahnya mengangguk. "Kakakmu udah bilang ke Ayah sejak beberapa hari lalu. Tadi, Ayah baru bilang ke kakakmu kalau Ayah setuju. Apalagi selama beberapa bulan ke depan, Ayah bakal sibuk sama proyek di luar kota. Karena itu ..."
"Karena itu, Ayah mutusin buat ngebuang Anna?" sela Anna tajam. "Nggak cukup Ayah ninggalin Anna selama ini juga ..."
"Ayah nggak ngebuang kamu, Anna, astaga!" potong ayahnya, kaget akan tuduhan Anna. "Karena Ayah khawatir kamu bakal sendirian, makanya Ayah setuju sama permintaan kakakmu."
"Khawatir?" dengus Anna meledek. "Selama ini toh Ayah baik-baik aja ninggalin Anna sendirian. Kenapa sekarang?"
"Karena Ayah mau berubah," balas ayahnya.
Anna mendengus kasar. "Dengan ngebuang Anna?"
"Dengan membayar semua penyesalan Ayah karena misahin kamu dari kakakmu selama ini," tandas ayahnya.
Anna mengernyit. "Anna nggak mau tinggal sama Kak Dhika."
"Kamu juga akan tinggal sama kakak iparmu," ucap ayahnya. "Kata kakakmu, kamu suka kakak iparmu. Anggap saja, kamu pergi ke rumahnya buat tinggal sama kakak iparmu."
Anna mengerjapkan mata. Benar. Dhika sudah menikah dengan Dera. Itu berarti, Anna juga akan tinggal di rumah yang sama dengan Dera. Itu cukup menjadi alasannya. Tanpa perlu memberitahukan pada orang-orang bagaimana perasaannya sebenarnya.
***
Damar langsung tersedak nasi goreng mendengar kata-kata Dhika yang baru memasuki ruang makan. Dera bergegas menghampiri Damar dengan segelas air minum. Damar meneguk air dari Dera untuk meredakan tenggorokannya yang terasa perih.
"Kak Dhika bercanda, kan?" Damar menatap Dhika dengan mata menyipit.
Dhika menggeleng. "Hari ini Anna bakal pindah ke rumah Kakak. Jadi besok, kamu bisa berangkat bareng dia."
Damar menatap Dhika dan Dera bergantian. "Kak Dhika sama Kak Dera serius mau ngajak cewek itu tinggal bareng? Dia tuh suka buat masalah. Kak Dhika udah liat sendiri. Cewek itu ..."
"Cewek itu adiknya Kak Dhika, Mar," sela Dhika geli. "Dan Kakak tau apa yang mau kamu omongin. Makanya, ini Kak Dhika mau minta maaf ke kamu. Nggak cukup Kakak minta kamu jagain Anna di sekolah, ini juga ..."
"Kalau emang Kak Dhika minta maaf, kenapa Kakak ngelakuin ini ke Damar?" keluh Damar.
Dhika tersenyum dan menepuk puncak kepala Damar. "Karena Kak Dhika percaya sama kamu."
Damar bahkan tak bisa mendebat itu.
"Hari ini Damar mau jalan-jalan sama Kak Prita sama Aryan," ia memberi alasan untuk menghindar.
"Jalan-jalannya masih nanti sore," celetuk Ryan, membuat Damar menatapnya kesal, sementara kakak iparnya hanya tersenyum tanpa rasa bersalah.
"Lyra sama Erlan udah tau kalau Anna hari ini pindah ke rumah kalian?" tanya Prita yang membawa mangkuk berisi makanan untuk Aryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Trouble vs Mr Genius (End)
JugendliteraturDamar pasti sudah gila. Tidak. Kakaknya yang pasti sudah gila. Ah, tidak. Lebih tepatnya, kakak-kakaknya. Prita, Lyra, Dera, Ryan, Erlan, Dhika. Mereka semua benar-benar keterlaluan. Ada satu hal yang paling dibenci Damar di sekolahnya. Cewek som...