The Amazing of AlvRio

2.8K 254 38
                                    

Halaman studio sudah dipenuhi para alumni yang berbaris rapi hendak melaksanakan senam pagi. Beberapa crew mondar-mandir di sekitar studio, tetapi tidak berminat mengikuti kegiatan senam.

"Hooaam.."

"Yak anjir, bau naga lo, Yel!" Dayat menutup hidungnya setelah Gabriel menguap lebar, lengkap dengan tangan merentang.

Gabriel hanya mendelik, enggan menanggapi Dayat. Dirinya masih terlalu mengantuk, tetapi dipaksa untuk ikut senam. Rasanya Gabriel ingin kembali menenggelamkan wajah di bantalnya yang penuh gambaran peta. Iyuh.

"Semangat dong Yel, kaya gue!"

"Ciee Bakpia.."

"Semangatin abang Iyel nih ceritanya.."

"Koko Apin gimana?"

Di kepala Sivia sudah muncul dua tanduk seperti iblis jahat di tv-tv. Pagi-pagi udah bikin bad mood aja, batin Sivia.

Selang beberapa menit kemudian, sang instruktur senam sudah tiba. Seorang cewek berumur sekitar 25 tahun, berbadan tinggi langsing, dengan rambut kuncir kuda yang ditutupi topi berwarna merah jambu. Pakaian serba ketat yang dipakai oleh instruktur bernama Nita itu tak urung membuat para alumni mengelus dada.

"Astagfirullah," ucap Cakka.

"Mata gue udah ngga perawan!" Patton menutup mata.

"Bukan salah saya dapat vitamin gratis, ya Tuhan," kata Debo.

"Gue udah ngga ngantuk!" Sedetik setelah berkata demikian, kepala Gabriel digetok oleh Riko.

"Lo tuh, ya!"

"Bening dikit langsung melek!"

Gabriel nyengir saja.

Nita, instruktur itu mengulum senyum tanpa berniat menimpali celetukan anak-anak remaja di depannya.

"Selamat pagi semuaaa!" sapa Nita, langsung dijawab oleh para alumni. "Perkenalkan nama saya Qonita Ayun, panggil saja Kak Nita."

"Halo Kak Nita..."

Para alumni cewek mendengus mendengar nada genit dari para alumni cowok itu.

"Saya yang akan jadi instruktur senam pagi ini." Nita tersenyum sejenak. "Kalian sudah siap?"

"Siaaaap!"

Musik bernada ceria mulai terdengar. Nita secara teratur melafalkan angka satu hingga delapan berulang-ulang, tentunya dengan nada khas.  Diikuti oleh para alumni yang juga turut menggerakkan badan mengikuti Nita.

Ketika sampai di menit sembilan, barisan mulai berantakan. Beberapa tak sengaja menabrak orang di depannya. Beberapa juga sengaja melakukan itu.

"Aduh De, lo ngapain nabrak-nabrak gue, sih?" keluh Shilla pada Dea yang berposisi tepat di belakangnya.

"Eh busyet, Sep. Badan segede Shawn Mendes gitu pake sengaja nabrak gue. Nggak liat apa, badan gue seimut Greyson Chance," sungut Deva sembari menoleh ke belakang.

"Nggak sekalian bilang muka gue mirip Shawn Mendes, Dev?" Septian nyengir, menenggelamkan mata sipitnya. Dibalas Deva dengan memutar bola mata.

"Gabrieeeel melek dulu dong!"

"Rio! Jangan teriak-teriak!"

Saat Rio kicep mendengar teguran Kak Uchi yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping DVD, alumni lain justru terkikik geli. Dalam hati menertawai nasib Rio.

"Senam ini bisa melatih pernapasan kalian. Makannya serius!" tegas Kak Uchi, bersedekap dada.

Tiba-tiba musik berubah sendu. Memutarkan lagu yang menjadi soundtrack film Habibie dan Ainun 2. Cakra Khan - Mencari Cinta Sejati.

Nita melakukan gerakan lemah gemulai. Tangan kirinya lurus ke samping, bergerak memutar seperti orang menari. Badannya condong searah tangan.

Gerakan gemulai tersebut dengan mudah diikuti oleh para alumni cewek. Namun tidak dengan para alumni cowok yang bergerak kaku. Sesekali mengernyitkan dahi karena bingung.

Tetapi, suara lembut Cakra Khan seolah merasuk dalam pikiran mereka. Mampu menghantarkan ketenangan dalam jiwa. Gerakan asal-asalan pun sudah tidak menjadi masalah. Yang penting mereka nyaman.

Tujuh menit kemudian musik berhenti. Bersamaan dengan Nita membalikkan tubuh, menghadap kembali ke arah alumni. Senyum merekah di bibir instruktur tersebut tatkala mendapati barisan sudah berubah macam ular melingkar di atas pagar.

"Gimana? Capek?"

"Capeeekk!"

"Mau lagi!"

Sontak para alumni cewek menatap nyalang para alumni cowok yang barusaja berkata 'mau lagi'. Gila saja mereka, sudah banjir bandang keringat begini masak mau lagi.

"Dih, bilang aja mau lihat Kak Nita lama-lama!"

"Pakai alasan mau senam lagi. Basi, tauk!"

"Duh, neng Pia sama neng Ipy sensi amat, sih." Debo tersenyum geli.

"Takut kalau Alvin sama Rio ikut terpesona sama Kak Nita ya?" Goldi menaik-turunkan alisnya. Disambut gelak tawa oleh yang lain.

Via mendengus, enggan menanggapi gurauan sambal terasi basi itu. Sembari mengelap keringat dengan tangan, Via berderap ke dalam studio.

"Vi, pendinginan dulu biar nggak kram nanti!" teriak Alvin di luar kesadaran dirinya. Sedetik kemudian suitan segera dihadiahkan kepadanya.

"Cie, Koko Apin perhatian amat, sih."

"Mau dong jadi pacar Koko."

"Neng Pia, Koko Apin udah sefrontal ini masak dicuekkin, sih."

Di undakan kedua tangga rendah, Via menghentikan langkah. Menoleh sebentar ke belakang, Via memberikan tatapan tajam pada kerumunan alumni yang masih saja nyengir seperti orang sedang iklan pasta gigi. Lalu, kembali berjalan melewati pintu kaca.

'Katak nungging! Kalong ngapain sih, sok perhatian kaya tadi? Di tempat umum, pula. Bikin tengsin aja!'

Melihat Via merajuk, bukannya merasa bersalah justru para alumni tetap tertawa. Tanpa mereka sadari ada dua orang yang entah sejak kapan sudah berada dalam radius berdekatan.

"Ini Fy, buat lap keringat." Rio menyodorkan handuk kecil berwarna biru kepada Ify. Melihat Ify yang diam saja dan tampak ragu, Rio pun tersenyum lugu. "Masih baru kok, belum gue pakai."

Dengan canggung, Ify pun menerima handuk itu. "Makasih, Yo," katanya, lantas memilih menyusul Via sebelum jantungnya keluar dari tempat seharusnya.

Rio mengamati punggung Ify dengan senyum kecil di bibirnya. Hingga kemudian ia merasa pundaknya dirangkul oleh tangan berkulit putih bersih.

"Hari ini kita kenapa sih, Yo? Amazing banget."

Rio hanya menggedikkan bahu menanggapi pertanyaan Alvin.

***

Maaaaff banget baru dilanjut. Udah berapa abad ini? Terakhir pas anniv RiFy ya? Maaf ya baru muncul. Soalnya aku lebih fokus ke love me like you do. Dan juga sibuk persiapan UN.

Udah ngaret, eh ini partnya pendek pula. Silahkan timpuk saya! Huhu

Semoga tetap sabar nungguin Reuni Idola Cilik ya.

Salam hangat untuk keluarga terhebat, Idola Cilik Lovers di seluruh Indonesia. Dari penulis amatir bernama Fika.

Boyolali, 02 Mei 2017.

Reuni Idola CilikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang