Just found Krystal's gif that resemble to the scene at the first chapter
*
Tak pernah terbayang olehku bahwa aku bisa berada disini bersama Seha.
Setelah keliling kota dengan tidak jelasnya yang hanya buang-buang bensin saja, Seha akhirnya berhenti di salah satu restoran fast food untuk sarapan. Sebenarnya aku agak heran mengapa ia memilih restoran fast food untuk makan paginya, padahal ada banyak tukang bubur atau nasi uduk di sepanjang jalan tadi. Tapi berhubung restoran ini adalah salah satu restoran favoritku aku tak ambil pusing dan memilih untuk mengekorinya.
"Makan gak?" tanyanya padaku namun matanya tetap tertuju pada deretan menu di belakang counter.
"I..iya." cicitku. Astaga Rista kemana keberanianmu selama ini? Biasanya kau akan menempeli dan mengajak Seha untuk ini itu, tapi begitu harapanmu sudah jadi kenyataan kau malah ciut dan diam saja, payah.
Seha menyuruhku untuk duduk terlebih dahulu setelah aku menyebutkan pesananku, berhubung otak ini sedang tidak sinkron maka aku menurut saja dan memilih salah satu kursi dengan sofa.
"Aw!"
Aku pikir ini mimpi, bodoh sekali mencubit diri sendiri seperti tadi.
Kulirik Seha yang masih berdiri di depan counter, absolutely perfectly flwalessly awesomely coolly handsomely boyfriend goals. Caranya berdiri menunggu pesanan, membawakan nampan berisi pesanan kami, caranya berjalan ke arahku, tatapan matanya, garis wajahnya, semuanya benar-benar adalah apa yang selama ini aku mimpikan sepanjang malamku.
Kami makan dalam diam, sibuk dengan makanan masing-masing. Kulirik ia yang sedang memakan dengan lahap ayamnya, duh lagi makan aja ganteng.
Aku kembali fokus pada makananku, tak sadar bahwa saat ini Seha sedang gantian melihatiku. Aku baru sadar bahwa sedang dilihati ketika aku sedang menggigit daging ayam dari tulangnya, sangat tidak anggun sekali.
"Apa?" tanyaku sok sok kalem, padahal hati ini sudah dag dig dug der karena tatapan mata seorang Seha yang sudah menembus hingga belakang kepalaku. Aku tak tau apa yang sedang Seha pikirkan saat ini, apakah ia menganggapku menggelikan atau bagaimana tapi yasudahlah, sudah basah ini sekalian saja nyebur.
Seha hanya menggeleng namun tetap melihatiku.
Beberapa saat kami berpandangan hingga hati ini tak kuasa serasa ingin meledak, aku memilih mengalihkan pandanganku dan meraih cola ku untuk recharge energi.
Sialan sialan sialan, kenapa hati ini lemah banget sih. Seha juga ngapain lagi liat-liat? Gatau apa kalo tatapannya bikin aku lost word and soul?
Kami sama-sama sudah selesai makan, namun kulihat french fries miliknya belum habis, masih ada setengah kantungnya.
"Itu gamau?"
"Udah, makan aja kalo mau nih." ia menyodorkan french fries nya.
Aku mengerjapkan mata, "seriusan kamu gamau?"
"Kalo kamu mau makan aja Ris, gak usah malu-malu sok-sok makannya cuma dikit."
"Yeee, siapa juga yang malu-malu sok-sok makannya cuma dikit, asal kamu tau aku udah sarapan tadi di rumah tapi masih sanggup makan seporsi disini," kucomot french fries itu and dip it in a sauce, "mastiin kamu dulu takutnya kamu masih laper atau gimana, porsi makan laki-laki kan lebih banyak dari perempuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Time to
Short StoryKenapa jadi Rista yang kena? Rista mengejar-ngejar Seha. Seperti Osi mengejar-ngejar Junies. Oh dasar Osi sialan.