Edisi 14 - Malam Yang Panjang & Panas (Hot Scene)

43.6K 1K 7
                                    

Kiiara melangkah pelan memasuki ruang kerja Adjie. Tangannya yang membawa nampan agak kesulitan saat hendak menutup pintu ruang kerja tersebut.

Setelah susah payah menutup pintu, Kiiara berbalik sambil tersenyum lembut pada Adjie. Ia lalu menaruh nampan berisi teko keramik berukuran kecil beserta gelasnya. Seperti biasa, teko itu berisi kopi hitam untuk suaminya.

Akhir-akhir ini Adjie kembali disibukkan dengan proyek barunya, lagi. Dan kembali bekerja lembur, bahkan terkadang sampai hampir tidak tidur.

"Jangan terlalu dipaksain. Kalo capek itu istirahat." Kata Kiiara seraya menuangkan kopi kedalam gelas.

"Biar cepet selesai, baby." Balasnya sambil menerima kopi yang disodorkan Kiiara padanya.

Kiiara memperhatikan Adjie yang jelas sekali terlihat kalau pria itu kurang tidur. Bukan hanya kantung mata yang menebal, tapi bulu-bulu halus pun sudah mulai tumbuh didagu dan rahangnya.

Ia lalu mengulurkan tangannya menyentuh lembut rambut Adjie yang nampak acak-acakkan. Kiiara tersenyum tipis sambil merapikan rambut Adjie sebelum mulai memijat pelan kepala pria itu. Tubuhnya ia sandarkan dimeja Adjie, tepat didepan pria itu.

Adjie sendiri membiarkan Kiiara memijat kepalanya. Dia bahkan sampai menyandarkan punggungnya dan memejamkan matanya saking menikmati pijatan tangan Kiiara dikepalanya.

"Aku gak suka kalo kamu terlalu gila kerja. Kalo kamu lupa, aku itu gak butuh uang kamu. Aku cuma butuh kamu."

"Aku tau." Balas Adjie.

"Kalo boleh jujur.. Aku gak mau punya suami yang jarang punya waktu luang." Ujar Kiiara dengan suara pelan. Sangat pelan. Tapi Adjie tetap bisa mendengarnya dan hanya menghela napas panjang.

"Ini terakhir kalinya kamu lembur. Pekerjaan kantor, kamu kerjain dikantor. Dirumah, tugas kamu cuma istirahat." Ucapnya final.

Adjie membuka matanya, menatap Kiiara yang kini pijatannya sudah beralih ke bahunya.

"Aku usahain." Balasnya kemudian, membuat Kiiara mendelik tak suka.

"Kalo gitu kamu tidur disini. Kamarnya aku kunci biar kamu gak bisa masuk."

Adjie lantas menatap horor pada Kiiara. Tidak. Dia mana bisa tidur tanpa Kiiara? Tanpa memeluk atau mencium Kiiara? Ah, Adjie tidak mau merasakannya. Dia jelas tidak bisa kalau tidur tanpa memeluk atau mengecupi wajah Kiiara.

"Iya-iya. Aku gak akan lembur lagi. Tapi dengan syarat." Ujarnya sambil menarik tangan Kiiara dan menyentaknya agar terjatuh kepangkuannya.

"Apa?" Tanya Kiiara yang sepertinya mengerti apa yang dipikirkan Adjie.

"Kamu harus mau melakukannya. Dan aku janji, kalo kamu mau melakukan itu, aku gak akan lembur lagi."

Kiiara memutar bola matanya jengah. "Fine. Jadi apa syaratnya?"

"Ini.."

CUP! Satu kecupan mendarat dipipi Kiiara.

"Dan ini.."

CUP! Satu kecupan mendarat dibibir Kiiara.

"Ah, yang ini juga.."

"U-uhhh..." Kiiara melenguh lirih. Dahinya sedikit mengernyit saat tangan Adjie bermain didada dan dipusat tubuhnya.

Adjie menyeringai saat melihat wajah Kiiara yang langsung memerah. Dia tahu wanita-nya itu sudah mulai terangsang. Bagaimana tidak? Tadi itu Adjie sengaja menyentuhnya secara langsung.

"Gimana?" Tanya Adjie dengan wajah kemenangannya.

"Kamu udah dapet kan? Sekarang tidur." Kata Kiiara galak.

Adjie reflek menggeleng pelan sambil menyeringai tipis dan langsung menggendong tubuh Kiiara. Membawanya ke sofa diruang kerjanya.

"Kita gak akan ngelakuin itu disini kan?" Tanya Kiiara memastikan.

Yah karna dia tidak mau bermain ditempat sempit. Lebih baik dilantai sekalian daripada disofa yang memang tidak sebesar sofa dikamar mereka. Tapi sayang sekali, lantai diruang kerja Adjie tidak dialasi karpet. Jadi kalau bermain dilantai akan semakin menyiksa karna suhu malam ini sangat dingin.

Ngomong-ngomong soal suhu dingin, pantas saja Adjie mencari-cari alasan agar bisa menyerang Kiiara. Pria itu pasti sengaja mengajukan syarat karna memang ingin menghangatkan tubuhnya. Dasar, ada saja akalnya. Pikir Kiiara.

"Terlalu lama kalo harus jalan kekamar dulu. Aku udah gak tahan." Balas Adjie dengan suara serak.

Kiiara menggeleng. "Jangan disini. Ayo kekamar. Aku janji kamu boleh melakukannya sampai puas."

Napas Adjie terengah mendengar perkataan Kiiara. Membayangkan dirinya yang melakukan olahraga malam kesukaannya sampai dirinya merasa puas membuatnya tidak bisa berpikir jernih lagi. Tapi cukup sadar untuk membawanya melangkah menuju kamar mereka.

Dan disinilah mereka. Dikamar utama, kamar mereka. Dan dengan sekali gerakan cepat, baju tidur Kiiara sudah terlepas dari tubuhnya. Dilanjut dengan Adjie yang ikut melucuti pakaiannya sendiri.

Malam panjang itu pun dimulai dengan ciuman menggebu-gebu dari Adjie dan usapan sensual dari Kiiara disepanjang punggung Adjie, sambil sesekali menarik pelan rambut Adjie.

Keduanya mengulum bibir pasangannya dengan gerakan yang terkesan terburu-buru. Kaki Kiiara pun ikut bergerak-gerak gelisah karna sudah tidak bisa menahan rasa panas dari dalam dirinya yang mulai mengalir keluar.

"Aku mulai." Bisik Adjie seraya memposisikan dirinya tepat ditempat yang sedari tadi ingin ditawannya. Dan gerakan Adjie yang pelan namun pasti itu disahuti oleh suara erangan tertahan dari bibir Kiiara.

Bibir Adjie sesekali mengecupi ujung dada Kiiara, yang dibalas Kiiara dengan membusungkan dadanya seolah meminta lebih dari mulut Adjie.

"Kenapa kamu masih sangat sempit?" Ujarnya susah payah diantara gerakannya.

Kiiara memejamkan matanya erat tak menghiraukan ucapan Adjie. Bukan waktu yang tepat untuk mengobrol. Sekarang yang Kiiara butuhkan adalah Adjie cepat menyelesaikan tugasnya agar dirinya bisa beristirahat.

Karna jujur saja, baru permainan pertama dirinya sudah kelelahan karna Adjie masih belum sampai sementara dirinya sudah klimaks tiga kali.

Suaminya benar-benar perkasa. Kiiara yakin, pemain handal sekalipun akan kalah dengan Adjie. Adjie bisa menahannya dan membuatnya menggelepar pasrah dibawah kungkungan pria itu.

"Aaaaghhh..." desah keduanya.

Kelegaan menghampiri Kiiara. Klimaks keempat untuknya dan klimaks pertama untuk Adjie. Tapi kelegaannya hanya bertahan sebentar karna Adjie kembali menggerak-gerakkan dirinya yang memang belum dia keluarkan dari dalam diri Kiiara.

"Sayaaaang..." rengek Kiiara. Adjie tersenyum tanpa dosa dan mengecup kilat bibir Kiiara. "Satu kali lagi. Aku janji abis ini kita tidur."

Dan Kiiara tidak bisa menolak karna usai mengatakan itu, Adjie langsung menggerakkan dirinya dengan cepat dan lebih brutal dari yang sebelumnya. Belum apa-apa sudah langsung bergerak secepat itu. Dan Kiiara merasakan dirinya akan segera pingsan kalau Adjie terus memompanya tanpa ampun.

My Bae 1 - DJIERA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang