Keegoisan Cinta 1

39 0 0
                                    

"Hahahaha hahaha awas kau ya" suara tawa dua anak manusia menggema diudara.
"Hahaha gimana seru kan mainnya? Aku menang aku menang yey yeyy yeyy" wajah bahagia Rima terlihat jelas ketika memenangkan permainan balap mobil di TIMEZONE bersama pacarnya Ipan.
"Oke oke kamu menang, tapi awas ya nanti aku pasti bakal kalahin kamu. Liat aja, aku sekarang cuma pura-pura kalah aja dari kamu"
"Ih kamu tuh ya udah kalah tapi ga mau ngaku huuu mana janjinya beliin aku es krim dong yank" rengek Rima pada Ipan.
"Iya iya ayo, mau es krim apa? Aku beliin deh buat si ucrit" jawab Ipan sambil mencubit manja hidung Rima yang pesek.
"Aangggg apaan sih manggil aku ucrit ucrit mulu" dengan bibir manyunnya Rima ngambek karna dia gak mau dipanggil ucrit. Namun bagi Ipan, ucrit adalah panggilan sayangnya untuk Rima.
"Hehehehe, emangnya kenapa? Nama ucrit bagus kok"
"Hih, apanya yang bagus? Bagus dari hongkong?? Udah ayo ah beli es krim" sambil bergelayut manja Rima menarik tangan Ipan menuju tempat penjualan es krim.
Ya, seperti itu lah Ipan, lelaki loyal yang selalu nurutin apa maunya Rima. Rima terbuai oleh kasih sayang Ipan yang begitu melimpah kepadanya.

"Sayang, besok kan hari Minggu, kamu mau kita kemana? Apa mau nonton aja? Aku pengen nonton Iron Man 3. Tau sendiri tadi kita kehabisan tiket. Jadinya malah main di TIMEZONE" Sambil menyuap es krim terakhirnya Ipan mengajak Rima nonton besok.
"Aku sih iya aja. Aku kan tau kamu pengen banget nonton film kesukaan kamu. Apalagi si Tony Stark idaman kamu itu" berbicara sambil makan es krim membuat mulut Risa belepotan.
"Iya dongs siapa tau aja aku juga suatu saat nyiptain baju robot besi kayak Tony. Otaknya itu loh pinter banget. Bayangin aja dia bisa nyiptain baju besi di goa. Kamu inget kan Film serial itu yang pertama?" dengan antusiasnya Ipan bercerita tentang tokoh dalam film favoritnya itu.
"Iya udah tau. Kamu kan udah ceritain itu berkali-kali. Gimana aku bisa lupa?"
"Haha emang iya ya?"
"Emang iya, emang iyeeeee weeee" sambil menjulurkan lidahnya dengan jahil. Namun Ipan langsung mencubit pipi Rima yang gembil.
"Ihh kamu ya ngeledek aku mulu"
"Aww awww sakit tauuu"
"Habis kamu, makin hari makin gembil aja"
"Hehe tapi bikin gemes kannnn???"
"Iya gemess, yaudah yuk kita pulang, udah malem nih aku kan gak enak sama orang tua kamu"
"Ayo"

....

Sambil mendengarkan musik di hp nya sesekali Rima mengintip notif di hpnya namun nihil. Seharian ini dia belum juga mendapat pesan singkat dari kekasihnya. Ya memang, Ipan orang sibuk dan sangat menghargai waktu. Baginya pacaran bukan hanya sekedar berkirim-kirim pesan mesra atau telfonan berjam-jam seperti pasangan lainnya. Baginya itu hanya buang-buang waktu.

Pernah Rima ngambek gara-gara hampir 3 hari Ipan tidak mengabarinya. Namun dengan santai Ipan berkata "Pacaran yang sehat itu cukup kasih kabar sehat atau sakit. Itu cukup. Gak mesti detail kamu lagi apa, udah makan apa belum, udah mandi apa belum, tiap waktu dan tiap hari pula. Engga, karna aku udah sepenuhnya percaya sama hubungan kita. Aku percaya sama kamu. Jadi tanpa sms-sms kayak gitu sayangku buat kamu sedikitpun gak berkurang. Lagi pula kamu juga kan tau aku sibuk kerja cari uang, itu buat siapa? Buat kamu juga kan?"

Rima tidak setuju dengan pemikiran Ipan yang seperti itu. Dia selalu iri bila teman-temannya selalu bercerita kepadanya tentang pacar mereka yang romantis. Ya memang Ipan romantis tapi hanya sekedar bila Ipan berada disisinya. Dan Rima harus merasa cukup dengan itu semua.

"Ahhh jenuh banget sih ni hari. Mentang-mentang hari kerja sampe-sampe ga ada kabar seharian" dengan bibir manyunnya Rima menggerutu. Padahal dia sendiri masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.

"Bu Rima, tolong buatkan izin pemasangan keramik dinding lantai 2, lantai 3 dan lantai 4" perintah langsung atasan Rima, Pak Sumitro salah satu Pelaksana ditempat Rima bekerja.
"Baik pak" jawab Rima cepat-cepat. Rima bekerja disalah satu perusahaan bidang kontraktor. Rima satu-satunya wanita yang ditempatkan di proyek pembangunan lapangan, dia terjun langsung didunia proyek dan menjadi satu-satunya wanita idaman disana. Dan itu terkadang membuat Ipan cemburu bila ada lelaki yang menggoda kekasihnya.

...

Tuuuttt Tuuuutt tuuutt "kok ga diangkat sih, mana seharian ga ada kabar" gerutu Rima. Jam menunjukkan pkl 16.30, Rima mencoba menelfon kekasihnya untuk menjemputnya. Terkadang Ipan menjemput Rima di tempat Rima bekerja. Karna jam pulang Ipan stengah jam lebih cepat dari Rima.

"Halo, kamu kemana aja sih yank? Di sms ga dibales ditelfon ga diangkatt. Jemput aku sekarang!" dengan arogan Rima minta Ipan untuk segera menjemputnya.
"Halo, iya aku jemput kamu sekarang. Tunggu ya. Oke!" Dengan segera Ipan berangkat menjemput Rima.

Bersambung ke part 2....

Kumpulan Cerpen PATAH HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang