AIR YANG TERJUN

40 4 0
                                    

Wajahmu kini muram wahai Tinoor,
Begitu menjamur dan bergerombol para pecinta yg mengatas nama akan engkau !
Tegas tak terlihat gerombolan itu berbuat sepatutnya orang yang benar  jatuh cinta.

Aku datang melafaskan rindu kepadamu siang hari ini,
Sambutmu tak kudapati keyakinan bahwa engkau akan masih tetap tersenyum begitu dipandangi dikemudian hari.

Serpihan kecil air mu yg terlempar berhamburan hujani muramku pula,
Dengan tetesmu yang keruh menamparkan pesan bahwa air yg terjun kini sudah memang air mata milikmu yg engkau tumpahkan.

Jika kau mendendam, murka bukanlah balasan yang tepat.

Menulismu adalah MengabadikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang