Apa yang kau harapkan saat ulang tahun mu di usia 17 tahun? Kado melimpah? Ucapan istimewa? Atau pesta besar? Sayangnya aku tak mendapatkan semuanya hari ini . Apa yang istimewa dari umur 17? Aku tak peduli tentang ulangtahunku. Bahkan aku sedih saat umurku bertambah. Sejak dulu tak ada pesta tak ada kado hanya ucapan dan bagiku itu sudah cukup istimewa.
Dan sekarang aku di sekolah tak ada yang mengucapkan apapun sesiang ini. Bahkan orangtuaku tadi pagi entah terlalu sibuk atau entahlah . Sama sekali tidak mengucapkan setidaknya
"selamat ulang tahun"
padaku. Teman temanku? Aku bahkan hanya punya beberapa teman di kelas ini mungkin karena aku pendiam mereka seperti tak mengenalku. Dan jujur aku tak mengenal mereka . Hanya sebatas nama dan wajah yang ku ingat. Teman sebangku ku, Olife bahkan lupa hari ini ulangtahunku.
.
.
Sepulang sekolah aku mulai melangkah pulang melewati lorong kelas yang telah sepi. Aku selalu pulang terlambat dengan sengaja, sendirian, entah untuk apa aku seperti ini tapi aku suka.
Aku berada di ujung lorong dan berpapasan dengan Kevin orang yang sempat ku sukai waktu pertama masuk ke sekolah ini. Tapi kabarnya ia telah berpacaran dengan temanku . Dan pastinya aku harus menjaga sikap denganya.
Kevin tersenyum padaku. Lalu melangkah kebelakangķu, menghampiri Adel, pacarnya. Aku tak ingin membuat hatiku menjadi lebih kacau lagi. Dan melanjutkan langkah menuju gerbang sekolah."Mbak mela ya?"
Ucap penjaga sekolah ketika aku melewati pos satpam.
Aku menoleh lalu membenarkan rambutku yang kedepan."Iya pak ada apa?"
"Ini ada paket buat kamu"
Aku berterimakasih kemudian berlalu menuju rumah.
"Paket untukku? Mungkinkah kado? Tapi dari siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
FantasySeberapa kuat kau berusaha membuatku lupa akan hadirmu sekuat itulah aku akan berusaha mengingatmu. Serpihan kenangan yang nyata~