Chapter 1

17.9K 627 25
                                    

Tok...Tok... Tok... Ceklek.
Bibi membuka pintu kamar Viona.

''Non Vio... bangun atuh, Non. Sudah pagi ini, Non.'' Bibi menggoyangkan tubuh Viona.

Viona menguap, "Lima menit lagi, Bi." Viona kembali menarik selimutnya.

''Aduh, Non. Nanti kesiangan.''

''Emang jam berapa sekarang?''

''Setengah enam, Non.''

''ASTAGHFIRULLAH!'' Viona langsung bangkit dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.

''Bibi ke dapur ya, Non." Tidak ada jawaban dari Viona, Bibi pun kembali ke dapur.

Dua puluh menit kemudian....

''Pagi semua," ucap Viona sambil duduk di bangku untuk sarapan.

''Pagi sayang," ucap Mama dan Papa Viona.

''Kayak ada yang aneh." Kenzo menatap adiknya dari atas sampai bawah.

''Vio sehat?'' lanjut Kenzo sambil memegang dahi Viona.

''Apaan sih? Gue sehat!"

''Kok penampilan lo kayak gitu? Sejak kapan lo pake kacamata? Rambut di kepang dua. Lo kalo ada masalah cerita," cerocos Kenzo.

''Iya, kok kamu jadi lugu gini?'' tanya Papa.

''Emang ada yang salah sama penampilan baru Vio? Emang kalo kayak gini kenapa? Ngaruhnya apa?'' balas Viona.

''Penampilan lo sangat amat ngaruh hari ini. Karena apa? Karena hari ini hari lo jadi murid baru di SMA Taruna Bangsa yang jelas-jelas sekolah terkenal. High school, woi! Mau lo di-bully?'' ucap Kenzo.

"Vio jelasin nih, Vio ini jadi kayak gini karena Vio males punya temen yang cuma mandang status, penampilan, dan harta. Makanya Vio mutusin jadi cewek culun aja, biar tau juga mana temen yang enggak mandang fisik dan materi. Ini juga sementara doang kok," jelas Viona.

Suasana masih hening. Mungkin mereka yang berada di ruang makan masih mencerna perkataan Viona.

"Vio nanti naik angkutan umum aja. Pokoknya enggak ada penolakan!" tegas Viona.

"Seriously?" tanya Kenzo.

"Kamu yakin?" sambung Mama.

"Iya."

"Lo enggak mau bareng mobil gue aja gitu? Atau Kevin?" tanya Kenzo yang masih tidak percaya dengan perkataan adiknya itu. Kevin hanya menyimak.

"Enggak! Oh iya, nanti di sekolah Bang Kenzo pura-pura enggak kenal Vio ya.''

"Lah, kenapa?"

"Vio enggak mau pada tau, nanti penyamaran Vio kebongkar. Papa juga nanti bilang ke Om Rama ya absen aku nama Deen-nya disingkat aja jadi D."

"Ya sudah kalau itu keinginanmu. Papa akan sampaikan ke Om Rama."

"Aneh lo," cibir Kenzo.

"Biarin, wlee!" Viona sambil menjulurkan lidah.

***

''Aduh angkot mana sih! Enggak tau apa kalo orang udah telat!'' gerutu Viona.

''Hai, sendirian aja, Neng. Mending ikut Abang yuk!" Tiba-tiba tiga orang preman yang dalam keadaan mabuk datang dan menggoda Viona.

"Apaan sih, pergi sana!"

''Jangan gitu dong, kita kan baik mau nemenin." Preman itu mencolek dagu dan salah satunya menggenggam tangan Viona.

Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang