Chapter 12

4.3K 245 69
                                    

***

Sesampainya di rumah Luna, Valdo dan Luna langsung masuk ke dalam rumah.

"Aku tunggu di sini." ucap Valdo.

"Ya udah, kamu kalau mau minum, ambil aja ya." ucap Luna, Valdo pun hanya membalas nya dengan anggukan kepala.

Luna berjalan menaiki anak tangga rumahnya. Sedangkan Valdo, ia memilih duduk di sofa cokelat ruang tamu Luna.
Valdo menyalakan televisi dan menonton kartun kesukaannya, yaitu Spongebob.

Merasa bosan, Valdo pun memutuskan untuk berkeliling rumah Luna. Terakhir Valdo ke sini bisa dibilang sekitar dua tahun yang lalu. Tidak banyak yang berubah dari rumah ini. Mungkin karena Luna juga sudah lama tinggal di Singapore, dan baru balik lagi ke Jakarta minggu lalu, jadi di rumah ini tidak banyak yang berubah.

Mata Valdo kini tertuju pada deretan bingkai foto kecil yang tertata rapi di atas meja. Valdo mengambil salah satu bingkai yang menarik perhatiannya.

Di bingkai tersebut terdapat foto yang di grid menjadi tiga foto. Foto semasa ia, Luna, dan Radit masih duduk di bangku TK, SD, hingga SMP. Foto dimana mereka masih bersama. Tidak ada pertengkaran, percintaan, atau semacamnya. Di foto tersebut hanya terdapat tiga sahabat yang sama-sama masih polos.

Valdo memejamkan matanya, seketika itu juga ia menjadi ingat kenangan mereka dulu. Sekelebat bayangan masa lalu hidup kembali. Valdo dapat melihat duka, canda, dan tawa dari ketiga bocah kecil tersebut.

Flashback On

"Hom..pim..pah..alaiyum..gam...breng.."

"Luna jaga!! Luna jaga!!" seru cowok kecil berponi miring.

"Yah!! Nggak bisa gitu dong!! Aku mau gambreng ulang!!" bantah gadis berwajah imut tersebut.

"Ya gak bisa gitu lah!! Kamu udah jelas-jelas kalah gambreng nya tadi!!"

"Tapi aku nggak mau jaga!!"

"Luna gak boleh curang.." ucap cowok kecil dengan rambut berjambul dan wajah tampan tetapi terlihat datar.

"Dua lawan satu, Luna kalah. Udahlah kan tinggal merem doang terus cari kita, gampang kan?" ucap cowok kecil berponi miring.

Gadis berwajah imut itu mendengus sebal, "Ya udah, tapi ngumpet nya jangan jauh-jauh ya."

"Siap deh!!" ucap kedua bocah tampan tersebut.

"Aku hitung sampai sepuluh ya."

"Oke!!" seru mereka berdua lagi.

"Ya udah, aku mulai ya." gadis imut tersebut membalikkan tubuh nya ke arah pohon dengan kedua tangan di lipat lalu di taruh di depan mata dan siap untuk berhitung.

"Satu.. Dua.. Tiga..--"

"JANGAN CEPET-CEPET DONG, LUNAAA!" teriak cowok berponi miring.

"Oke, aku ulang deh." ucapnya pasrah.

"Satuu.. Duaa... Tigaa.. Empatt... Limaa.." Luna kecil memberi jeda sebentar, "Enamm... Tujuhh.. Ngumpet nya jangan jauh-jauh yaaa!!"

"Delapann... Sembilann.. Sepu...luh.. Udah belum??" tidak ada jawaban.

"Oke, berarti udah ya.." Luna kecil membalikkan tubuhnya dan sudah siap untuk mencari Valdo dan Radit.

Luna kecil mulai mencari mereka berdua. Sebenarnya Valdo dan Radit tidak mengumpat terlalu jauh dari tempat Luna jaga.

Dua menit berlalu, Luna kecil masih belum menemukan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang