[2] -Pria Cantik-

3.3K 262 16
                                    

Hmm...... 5 hari menuju UNBK. Do'a kan untuk lulus dengan nilai sempurna dan dapat diterima di SMA favorit di daerah Kediri yak ^•^

Kali ini Shei akan Update dengan Part yang sangat pendek. Maaf >•<

Cerita kali ini mungkin akan banyak kata-kata yang aneh dan membingungkan. Tapi maaf jika memang memuakkan. Shei hanya mencoba untuk menulis dengan sungguh-sungguh untuk para pembaca.

Selamat membaca ya ~~~

***

Jendral Wang berjalan di tengah malam yang dingin. Menembus udara malam yang mungkin sedingin salju di musim semi tahun ini. Gerak-geriknya di sembunyikan demi menjaga rahasia besar junjungannya, Kaisar Li Jun Wen.

Seorang wanita cantik berjalan mengiringinya di belakang. Membawa seorang bayi kecil yang dibungkus kain sutera. Bayi itu sangat tenang daripada ukuran bayi lain yang gemar menangis dengan keras.

"Apa ada yang mrngikuti kita?"

Dayang Shan melirik ke segala arah hutan belantara yang terlihat mengerikan. Dimana sarang pemberontak dan musuh selalu berjaga untuk memata-matai Kerajaan Langit yang sangat jaya.

"Kurasa tidak ada. Ayo lanjutkan perjalanan ini." Kata Jendral Wang dengan menebaskan pedangnya diantara lilitan tumbuhan rambat yang menghalangi jalan.

"Baik"

Mereka terus saja berjalan, hingga sampailah di sebuah gubuk kecil dengan cahaya lentera yang minim. Gubuk kecil itu terlihat suram. Selain tempatnya yang berada dalam hutan, gubuk itu juga berada di samping jurang.

Kriet....

Pintu gubuk terbuka. Menampilkan sosok tampan yang terlihat gagah dan berwibawa.

"Masuklah kalian. Diluar udaranya dingin" Ucap pria tampan itu mempersilahkan.

Tanpa berkata, Jendral Wang dan Dayang Shan segera masuk ke dalam gubuk itu. Membicarakan masalah yang sedang terjadi di kerajaan satu persatu.

"Kau sudah tau mengenai hal ini kan Jin?"

Seakan mencoba mengerti, Jin hanya menganggukkan kepalanya. Maklum saja, walaupun sudah dilatih dan di didik mandiri, dia tetap saja bocah yang masih berumur 10 tahun. Di usianya yang masih muda, ia di tuntut untuk menggantikan ayahnya, Jendral Wang sewaktu-waktu.

"Aku akan menjauhkanmu dari tempat ini secepatnya. Aku percaya padamu Jin. Kau pasti bisa melindungi putri Lin Jiao dan dayang Shan."

Jendral Wang berkata sambil mengelus puncak kepala putra sematawayangnya dengan bangga. Ia beruntung memiliki putra seperti Jin.

"Ya Ayah. Aku mengerti. Aku akan melaksanakan semua perintah darimu dengan hati-hati"

"Baiklah putraku. Aku bangga denganmu"

Sementara itu di kerajan Langit, Permaisuri dan semua anggota kerajaan sedang berkabung. Mereka turut bersedih akibat kematian Putri mereka tercinta. Tak ada yang tau apa penyebab sang putri meninggal, hal ini masih menjadi sebuah rahasia.

'Maafkan aku permaisuri. Aku telah berbohong kepada semua anggota kerajaan. Ini juga demi kebaikan kita semua. Aku tak akan membiarkan dua saudara melakukan hal terlaknat di masa depan. Aku akan mengalihkan kutukan itu dengan orang pengganti' Batin Kaisar Li Jun Wen sambil mengusap lembut punggung Permaisurinya yang sedang bersedih.

17 tahun kemudian.

Bak...buk...bak...buk...

Sebuah pohon nyaris tumbang saat sepasang tangan mungil bergantian memukulinya. Tangan itu memang kecil, namun tenaga yang dihasilkannya sangatlah besar.

Cradle Tenjin : Blessings and CursesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang