Enjoy read 👌
.
.
.
.
.Semua mata tertuju pada sebuah obyek pemandangan yang sangat menakjubkan. Dari para pria, wanita, yang muda , dan yang tua. Semua pandangan tak lepas dari sosok cantik bak dewi yang turun dari nirwana.
"Siapa dia?" Terdengar suara bisik-bisik dari para gadis yang iri setengah mati kepada sang pemilik paras bagai dewi.
"Entahlah. Aku baru melihatnya hari ini"
"Dia benar-benar sempurna"
Dan disini, Chen yang merasa dilihati oleh orang-orang mendadak merasa gugup. Baru kali ini ia dipuji-puji cantik sebagai wanita, bukan sebagai pria cantik sebagaimana mereka menjulukinya.
Sejujurnya ia merasa risih, lantaran tubuhnya juga menjadi sasaran pandangan orang-orang. Memang benar jika banyak para gadis yang iri, dan para pria jadi bernafsu. Bagaimana tidak, dirinya memiliki tubuh ramping dan mungil, kulit putih bagai susu , iris coklat yang indah, bibir mungil menggoda, serta wajah yang sangat sempurna dan pas. Semua jadi tidak mustahil lagi.
"Tidak. Tidak boleh begini. Kau disini untuk menyelamatkan Ming Tian, bukan untuk gugup sendiri. Ingatlah semua keberanian yang kau kumpulkan sebelum berangkat tadi" Chen menutup mata sejenak sambil menghirup udara pelan. Menghembuskannya perlahan, mencari sebuah ketenangan. Ia berusaha menyemangati dirinya sendiri dan melangkah maju dengan pasti. Mencoba mencari keberadaan kekasihnya sebelum pangeran buas itu datang.
Brukk
"Aduh" pekik Chen meringis menahan sakit saat bokongnya mendarat dengan sempurna mencium tanah. "Kau baik-baik saja nona?" Tanya seorang pria yang baru saja menabrak tubuhnya hingga jatuh. Ia mengulurkan tanganya untuk membantu Chen berdiri namun hanya dibalas tepisan olehnya.
"Tidak. Terimakasih atas tawarannya" balas Chen sedikit emosi. Bagaimana mungkin ada seseorang yang berjalan tapi tidak lihat-lihat. Kemungkinan dia orang gila tak tahu aturan. Batinnya kesal.
Chen berdiri sambil menepuk-nepuk hanfunya yang kotor terkena tanah. Ia mencoba mendongakkan kepala untuk melihat siapa orang yang menabraknya barusan. "K..kau?" Pekiknya kaget. Astaga kenapa pria ini ada disini. Batin Chen berusaha memalingkan wajah. Ia berjalan mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak dari pria yang ditemuinya tempo hari di sungai saat sedang mandi. Hanya beberapa detik saat tubuhnya berbalik hendak pergi, namun pria itu tiba-tiba memegang lengannya keras.
"Aww" otomatis mulut Chen memekik karena rasa nyeri dan sakit yang menimpa lengannya. "Maaf mungkin anda salah orang. Dan saya sudah memaafkan anda sebelum anda meminta maaf. J..jadi b..bi..biarkan saya pergi dari sini" ucapnya patah-patah. Rasa gugup dan takut menyelimuti benaknya.
"Siapa yang hendak meminta maaf" Kata pria itu acuh sambil menghembuskan nafas sebal. Ia menatapi punggung gadis yang berada dihadapannya itu intens. Merasa mengenali tubuh mungil itu.
"Apa kau bilang?"
Chen berbalik menatap pria itu cepat. Rasa gugup dan takutnya berubah menjadi rasa marah karena merasa disepelekan dan karena kekurang-ajaran pria dihadapannya kini.
"Wah tidak salah lagi" Pria itu berjalan memutari tubuh Chen sambil mengamat-ngamati dari atas sampai bawah. "Aku seperti pernah melihatmu sebelumnya nona. Hmm... tapi dimana ya kira-kira." tukasnya tetap fokus pada tubuh Chen. Hingga membuat sang empunya dengan sigap menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
"A.. apa yang kau maksud. Mungkin kau salah lihat. Kita baru pertama ini bertemu" Ucap Chen gelagapan, takut kedoknya terbongakar. "Saya permisi" - belum sempat Chen melangkahkan kakinya, pria itu dengan cepat menariknya kedalam pelukan dan mendaratkan sebuah ciuman lembut di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cradle Tenjin : Blessings and Curses
FantasyApa daya seorang raja yang kuat namun tidak bisa memiliki keturunan karena kemandulannya? Apa yang bisa dilakukan Raja itu, jika seluruh anggota kerajaan menuntutnya memiliki pewaris dalam jarak waktu yang dekat? Sihir dan ilmu hitam~~ Itulah jawaba...