Bagian 2

33 3 0
                                    

Semenjak hari itu, Aldrin lebih sering datang ke taman dan duduk di bangku yang sama di tempat ia terakhir melihat gadis misterius itu hanya untuk mendengar kembali alunan nada dari gesekan biolanya. Mungkin sebuah lagu klasik tidak buruk dimusim-musim dingin seperti ini daripada dia harus mendengar kedua orang tuanya bertengkar karena hal-hal sepele, mungkin saja itulah akibatnya jika dua jenis kebudayaan yang berbeda disatukan dalam satu atap.

Aldrin bukan sepenuhnya orang Rusia, Ibunya asli dari timur tengah. Entah bagaimana Ayahnya bisa jatuh cinta kepada seorang gadis imigran miskin, memang tidak bisa dipungkiri, Ibunya adalah seorang wanita arab yang menawan dengan hidung mancung dan bibir tipisnya. Mereka pertama kali bertemu ketika Ayah Aldrin, Xermanov Gualin masih bekerja di kantor imigrasi. Ibu Aldrin, Miralem Njaic saat itu hanyalah perempuan menderita pencari suaka ke Rusia karena rumahnya sudah hancur terkena bom akibat peperangan.
Mereka menjalin cinta yang sulit karena kakek Aldrin tidak menyetujui asmara mereka berdua. Sampai pada suatu hari dimana mereka harus dinikahkan karena Njaic sudah mengandung anak dari Gualin.
Tapi begitulah, cinta dapat mencari jalannya sendiri.
*
Pada 9 Desember 1980, diiringi hujan lebat dan petir yang menyambar, lahirlah seorang anak laki-laki tampan yang diberi nama Xermanov Aldrin.
Sejak dari kecil, Aldrin sangat gemar dengan dunia astronomi, dan cita-citanya adalah ingin menjadi astronot. Tidak peduli sepanjang malam yang ia habiskan untuk memandangi bintang-bintang. Nama "Aldrin" sendiri diambil dari seorang kosmonot yang mendarat di bulan.

Astronot dan ViolinisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang