Chapter 2

422 18 0
                                    

Seharusnya kita tau, apakah dia pantas diperjuangkan atau tidak~

Entah apa yang membuatku berada disini aku tak tau. Yang kuingat terakhir kalinya aku berada didepan kelas tengah menangis dan berusaha menahan agar Nathan tidak meninggalkanku.

'Apa yang membuatku berada disini? Dan siapa yang membawaku kesini?' tanya batinku.

Dari jauh terdengar langkah kaki tengah memasuki ruangan yang kutempati saat ini, aku tak tau mereka siapa tapi yang jelas mereka sama-sama menggunakan seragam seperti yang ku kenakan. Dan bisa kutebak, aku berada di Uks!

"Istirahat dulu, aku capek!" ucap seorang gadis yang tak kuketahui namanya.

"Nanti kalo kita ketahuan sama pak Amran gimana Syil? Aku takut kita kena hukum"

"Ah, bodoamat... Yang penting aku mau tidur, aku mau mimpiin ayang bebebku"

"Apa lo lihat?" bentak gadis itu dengan tatapan tajam seolah ingin menerkamku.

'Gadis aneh' ucap batinku.

Aku pun pergi meninggalkan ruangan itu, karena tak ingin berlama-lama mendengar ocehan gadis-gadis itu, tatapannya sungguh membuatku takut.

Namun langkahku terhenti ketika gadis itu menyebut nama Nathan.

"Kok ayang Nathanku makin ganteng aja ya?"

"Hehe iya-ya, emang Nathan yang paling keren diantara semua siswa yang berada disini!" sambung gadis berambut pendek.

"Gantengan juga bebeb Dilan" sanggah seorang gadis cantik yang berambut panjang dengan poni mirip seperti dora.

"What? No way! Hanya Nathan yang paling ganteng se dunia"

"Gantengan Dilan!" tukas gadis itu tak mau kalah.

"Hei, lo nggak inget siapa gue? Gue Syila... Nggak ada yang boleh menantang omong gue!" bentaknya.

"Owh... Jadi nama gadis itu Syila?" ucapku manggut-manggut.

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang, ini waktunya untukku kembali ke kelas. Aku tak ingin berlama-lama meninggalkan kelas, aku merindukan Nathan dan aku harus cepat kembali.

Meskipun Nathan terus menyangkalnya, tapi aku percaya bahwa Nathan tetaplah Nathan. Aku tak akan peduli dengan perlakuan kasarnya Nathan, aku hanya ingin berada disampingnya meskipun saat ini ia tak ingin berada disampingku.

'Oh my god, Nathan menatapku'

Rasanya terlalu bahagia walaupun hanya sekilas.

'Mungkinkah Nathan khawatir padaku?' tanya batinku.

"Echa..." seseorang bernama Gishel memanggilku sehingga membangkunkanku dari lamunan.

"I-ya" jawabku gugup, aku takut Gishel marah.

"Lo duduk disini aja bareng gue" ucapnya.

"Hmmm... Enggak usah, terimakasih gue lebih seneng duduk disamping Nathan" ucapku sambil tersenyum kearah Nathan.

Namun Nathan hanya memasang wajah datar kemudian berlalu meninggalkan kelas.

Seperginya Nathan, Gishel dan beberapa orang lainnya menghampiriku. Aku takut... Aku takut mereka menyakitiku.

"Echa ada yang mau gue omongin sama lu"

"Mau ngomongin apa?" tanyaku seadanya.

"Lo nggak boleh duduk disini, berbahaya!" ucap Gishel dengan tampang serius.

"Maksudnya?" tanyaku tak mengerti.

"Nathan... Dia punya fans dimana-mana, dan jika fansnya pada tau lo duduk disebelah Nathan lo bisa nggak aman. Kita disini takut lo nya kenapa-napa" jelas Gishel.

Awalnya kukira gadis yang bernama Gishel itu gadis yang jahat, kupikir dia melarangku karena ia mencintai Nathan, ternyata aku salah dia tak sejahat yang aku pikirkan, dia justru tak ingin aku kenapa-napa.

"Kamu duduk disebelahku aja"

"Iya"

Sebenarnya enggan sekali membiarkan Nathan duduk sendirian.

'Nathan pasti kesepian' ucap batinku melirik tas Nathan yang berada diatas meja.

Setelah itu aku mulai berbaur dengan Gishel dan juga teman-temannya, mereka keliatan baik dan sungguh aku merasa beruntung memiliki teman seperti mereka.

"Cha, nanti sore lo ada acara nggak?" tanya Gishel.

"Hmm... Enggak" jawabku.

"Kita pergi shopping bareng yuk" ajak Gishel.

"Hmm... Gimana ya..."

"Ayo lah Cha..." desak Gishel.

"Iya deh" jawabku setuju. Aku tak ingin mengecewakan mereka dengan menolak permintaan mereka.

"Oke, nanti sore kita ketemu dipertigaan jalan dekat terminal"

"Oke" jawab yang lain.

"Inget jangan sampe telat, yang telat bakalan traktir makan baksonya mas Agus yang didekat supermarket"

"Haha, kayanya lo doyan banget sama baksonya mas Agus, atau jangan-jangan..."

"Jangan-jangan apaan? Jangan bilang lo nya mikir kalo gue suka sama mas Agus!" dengus Gishel kesal.

"Hehe, siapa tau aja gitu" ucap Nata cengengesan.

"Ih apaan sih, ogah!"

"Kemakan omongan sendiri bahaya!" Intan juga ikut menggoda Gishel.

"Ih kalian ngomongin apaan sih, nggak asik deh"

Gishel berdiri dan berjalan keluar dari kelas, aku hanya bisa geleng-geleng kepala sementara Nata dan Intan masih sibuk tertawa karena berhasil menggoda Gishel.

Vote nya dong

Rasa Yang Tak Pernah HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang