Prolog

886 16 0
                                    

Derasnya hujan yang mengguyur kota Jakarta, membuatku kembali mengenang sosok pria yang pernah hadir di masa laluku.

Dialah pria yang mengenalkanku akan indahnya dunia yang sempat tak ingin kutempati.
Dialah pria yang menggenggam erat tanganku, disaat semua orang mengacuhkanku.
Dialah pria yang mengenalkanku akan cinta, kasih sayang, dan ketulusan.
Dan dialah pria yang selalu memotivasiku bagaimana caranya menghargai apa yang di anugerahkan tuhan untukku.

Namun semuanya berubah seiring berjalannya waktu.

Pria yang dulunya berjanji untuk selalu bersamaku justru terasa jauh meninggalkanku.

Bahkan sampai saat itu ia masih mengatakan bahwa ia akan kembali, tetapi... Semua hanyalah janji, janji yang tak bisa ia tepati. Janji yang membuatku menggoreskan luka dihati.

"Ada apa dengan anak mama? Hmm.."

"Mama..." aku pun berhambur kepelukan mama.

"Ada apa sayang? Kenapa Echa nangis, ada yang berbuat jahat sama Echa? Bilang dong sama mama biar mama yang hajar mereka" celoteh mama sambil mengusap rambutku dengan lembut.

"Enggak ma, enggak ada yang jahat sama Echa... Echa cuma inget sama Nathan"

"Nathan?"

"Iya, Echa kangen sama Nathan ma, Echa pengen ketemu sama Nathan. Nathan dulu pernah janji sama Echa, jika mata Echa sembuh dia orang pertama yang bakalan Echa lihat. Tapi nyatanya selepas operasi itu, Nathan nggak pernah muncul dikehidupan Echa. Echa benci dengan penglihatan ini... Echa benci ma..."

"Echa... Echa nggak boleh ngomong gitu, emang Echa nggak bahagia bisa ngeliat mama sama papa, ha?"

"Echa bahagia ma, Echa bahagia bisa ngelihat mama sama papa. Tapi Echa juga pengen ngeliat wajah Nathan ma. Echa ingin Nathan menepati janjinya dua tahun yang lalu ma. Tapi Nathan seakan hilang ditelan bumi. Dia pergi... Dia pergi tanpa berniat untuk kembali..." isakku dipelukan mama.

Rasa Yang Tak Pernah HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang