Too Easy To fall.

59 2 0
                                    

Benjamin membuka matanya perlahan, ruangannya gelap, tidak ada cahaya sama sekali. Ia mulai mengerjap ke arah jendela dan melihat pemandangan gelap yang mengartikan ini sudah malam. Ia melihat jam yang ada disebelah tempat tidurnya, jam itu menunjukkan pukul 2.20 pagi. Dimana Sharla? Benjamin langsung keluar dari kamarnya dan berjalan kearah ruangan Sharla. Ia memegang kenop pintu cukup lama. Batinnya masih bingung apakah harus atau tidak untuk menemui Sharla. Tapi tubuhnya ingin segera masuk ke kamar Sharla dan masuklah Benjamin. Dengan sekejap ia melihat tubuh wanita yang sedang tertidur nyenyak dengan rambut acak-acakan.
Lucu.
Benjamin menghampiri Sharla dengan setengah sadar, kadar alkohol masih menyelimuti setengah dari dirinya. Ia mendekati wajahnya pas di depan wajah Sharla, jarak wajah mereka sekarang mungkin hanya 2 inch. Karena Benjamin yang masih pusing, ia terus mendekatkan wajahnya ke wajahnya Sharla. Mendekat, dan terus mendekat. Sebentar lagi akan...

"Ugh.." Gerutu Sharla yang masih terlelap di tempat tidur sambil memiringkan badannya kearah sebaliknya.

Benjamin tersadar atas apa yang ingin dilakukannya, ia menggelengkan kepalanya
sambil memijit puncak kepala yang lumayan berdenyut. Seketika Benjamin mengantuk dan ia kembali masuk ke alam mimpi indahnya.

                                       ***
Sharla membuka matanya yang masih sangat berat. Dengan terpaksa ia membuka matanya untuk sadar dari mimpi indahnya. Ia mengucek-ngucek mata sambil menguap dengan mulut yang sangat lebar.

"Busuk." Kata itu seakan terdengar dari telinga Sharla yang sangat dekat.

Dengan wajah kaget Sharla membuka matanya sangat lebar dan mematung seketika. Ia segera membalikkan badannya dan langsung melihat sesosok pria yang sangat ia kenali sedang melihatnya dengan wajah penuh mempesona. Benjamin tersenyum mesum kearah Sharla yang masih dengan rambut super duper gak rapi. Sharla mundur menjauh dengan perlahan, tetapi ditahan oleh Benjamin.

"Lo jelek tapi gue suka. Banget malah." Bisik Benjamin dengan suara lembut.

Shit. Sharla seakan tidak tahu lagi harus bagaimana.
Baper.
Sudah terbukti bahwa kini Sharla tanpa sadar menyukai Benjamin secara perlahan namun masih ada keraguan.

"Kok lo ada disini?"

"Kenapa? Ga boleh?" Benjamin mengangkat alisnya sebelah.

"Pake tanya lagi." Gerutu Sharla.

Benjamin dihiraukan Sharla yang langsung beranjak dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi.
Benjamin tertawa kecil melihat tingkah laku Sharla yang masih dengan muka masam, juga cuek. Benjamin melihat sekeliling kamar ini, rapi dan bersih. Berarti artinya wanita ini suka bersih-bersih, beda dengan Benjamin, yang paling suka berantakin kamarnya seperti kapal pecah.
Benjamin berjalan dan melihat koper Sharla yang ada di ujung kamar, ia membukanya dan pandangannya melihat satu buku kecil berwarna tosca dengan kilau-kilauan glitter kecil. Benjamin mengambil buku itu dengan cepat, dan langsung membuka tanpa permisi.

***

Halaman pertama
3 juni

Hari ini, pertama kalinya aku membuat diary tentang hidupku. Kurasa hidupku kini sudah mulai ada tantangan. Aku akan menulis apapun kejadian yang aku alami setiap seminggu sekali, mudah-mudahan aku ingat yaa. :)

My journey starts here.

P.S : semua karena Benjamin.

Love,
Sharla.

***

Benjamin membacanya dengan antusias. Berarti 2 hari yang lalu Sharla baru saja membuat buku harian tentang dirinya.

Seketika terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka dan sontak Benjamin langsung melemparkan buku itu ke dalam koper dengan cepat, dan berdiri menjauh dari koper itu. Sharla melihat Benjamin seperti sedang ketakutan. Sharla memandang Benjamin dengan wajah tanda tanya, Benjamin sadar akan hal tersebut, ia langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi wajah mesum.
Kemudian Benjamin berjalan mendekati Sharla yang masih kebingungan melihatnya, ia semakin mendekat sampai Sharla mundur perlahan. Benjamin mencium aroma tubuh Sharla yang sangat harum. Aroma Sharla seolah membuat Benjamin semakin bergejolak untuk mengerjai Sharla. Benjamin mendekatkan mulut indahnya tepat di sebelah telinga kiri Sharla. Sharla terkejut merinding dan tak bisa bergerak sama sekali. Benjamin kemudian menggerakkan mulutnya dan mengatakan suatu kata dengan halus sekaligus juga kata yang tak kan pernah Sharla lupakan.

"Semakin lama aku semakin jatuh cinta kepadamu." Desis Ben.

Sharla merasa tertegun mendengar perkataan itu, ia sudah tidak tahu harus bagaimana lagi. Sharla sudah merasakan adanya benih-benih cinta yang mulai tumbuh, tumbuh untuk mencintai Benjamin.

***
"Let's go!" Sahut Ben sambil menarik pergelangan tangan Sharla. Sharla yang sedang minum cherry peach juice tersedak karena tangan Sharla di tarik Benjamin tanpa basa basi.
"Heyy! Don't you do that Ben! " omel Sharla yang sekarang sedang mengelap tumpahan juice-nya dengan tisu.
"Hehehe i'm sorry "
"Kenapa sih harus cepat-cepat?" Tanya Sharla bingung dan curiga, super duper curiga.
Benjamin tersenyum dan terbata saat ingin menjawab pertanyaan Sharla "hm..adadeh."
"Seriously?" Pelotot Sharla.
"Hahahaha, ini meeting yang penting banget buat gue, juga buat elo Shar."
"Lho? Bukannya meeting-nya 3 hari lagi ya?"
"Iya ini meeting luar biasa banget deh pokoknya, menentukan masa depan." Jelas Benjamin.
"Yayayaya entah apa yang lo bilang ga bener semua, demam lo?"
"Heh jelas engga ya."
"Harus hari ini banget ya? Aku kurang enak badan nih, agak pusing, mual juga."
"Emang kamu kenapa? Kok bisa tiba-tiba begini?"
"I don't know why, sejak malam kemaren kayak mual terus gitu."
"Ooh, hamil palingan."
"HEH, asal ngomong lo, still virgin btw."
"Hahaha canda woy, tapi aku udah buat meeting-nya hari ini, masih kuat kan?"
"Yaaaa kuusahakan."
"Yes! Pake bajunya jangan kek kantoran gitu ya, baju casual tapi enak di lihat gitu hehe."
"Idih enak dilihat, sapa coba yang mau lihat."
"Orang penting." Sahut Ben.

"Com' on! Let's go!" Ajak Ben dengan antusias.

•••
Xoxo, Silvia's
(Maaf ya banyak salah)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pounding On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang