#3. Hari Jadian

45 4 4
                                    

   Ya disana kami bisa bebas, mengutarakan isi pikiran, tanpa harus takut akan ketahuan guru, dan semua peraturan sekolah, yang mengekang.
   Disana pun aku ditanya oleh teman teman ku tentang hubungan ku dengan Widya.
"Zul, gimana hubungan lu, afa kemajuan? ". Tanya Mario
"Hahahah ada deh". Jawab ku
"Udah buruan tembak lah, dari pada gw yang ngambil". Seru Aldy.
"Apaan si lu, anak orang main tembak aja kalo mati gimana" kata ku.
"Hahahaha lucu lu.... Udah buruan jadiin lah, nanti nyesel loh". Lanjut Aldy
"Hehehe sabar lah, butuh proses nih". Tegas ku.
"Proses mulu, kayak download game aja hahahah". Sahut Ridwan.
Kami pun semua tertawa, aku pun sempat berfikir untuk menjadikan Widya sebagai pacar ku, tapi ku urungkan niat itu.
"Iya, sabar belum waktunya, nanti kalo udah jadi gw Kasih tahu lu semua ok". Tegas ku
"Siap dah...  Tapi jangan lupa PJ nye". Ledek Irgi.
"Apaan sih lu PJ, PJ nih pukulan gw PJ nya mau lu? ". Jawab ku.
"Wet, wet tenang dong tenang kalem, kalem ". Sahut Yudha

   Kami disana bercanda gurau, serta bercanda tawa, dengan bebas. Aku pun mulai berfikir untuk menembak Widya.
"Ya...  Besok aja lah gw tembak dia". Kataku dalam diri

   Waktu itu tanggal 27 Desember,  dan sekolah sedang libur. Ku beranikan diriku untuk mengajak nya jalan ke sebuah Taman didekat rumah ku.
"Widya jalan yuk? ". Tanya ku lewat pesan singkat.
"Mau jalan kemana? ". Jawabnya
"Ke Taman aja Widya mau gak?".
"Yaudah ayo".
"Yaudah Zul kerumah Widya ya".
"Iya Widya tunggu kok ".

   Dengan perasaan gembira. Aku menjemputnya di sebuah perguruan tinggi dekat rumahnya.
"Hai, lama gak nunggu nya? ". Tanyaku.
"Enggak kok, nggak lama".
Jawabnya.
"Ayo, naik".
"Iya".

   Hati ku sangat senang sekali, kami bercanda gurau di atas motor. Tak lama kemudian kami pun sampai di Taman tempat yang tidak akan pernah ku lupakan. Kami berbincang bincang disana saling berbagi kisahnya masing masing, aku pun sangat terpukau dengan pola pikirnya yang cerdas, dan ketika dia menanyakan hal hal intelek aku hanya bisa tersenyum saja, dan malu karena tidak bisa menjawab pertanyaan dari nya.

   Setelah mengobrol bersama Widya, hati ku semakin mantab dan selalu bahagia ketika ada disampingnya. Entah mungkin ini cinta ah...  Aku tak tahu, tapi yang aku tahu, aku bahagia bisa ngobrol bersama nya, bisa dekat dengannya. Setelah cukup lama aku pun mengantar nya pulang.
"Hahaha makasih ya Zul". Ucap Widya.
"Hehehe iya sama sama Widya". Jawab ku.
"Zul pulang ya". Lanjut ku
"Iya hati-hati ya Zul".
"Iya".

   Aku pun pulang dengan perasaan sangat bahagia. Sesampainya dirumah, entah mengapa aku langsung merindukan dia, padahal belum lama aku bertemu dengannya. Aku pun menjadi gelisah, bingung harus berbuat apa serta perasaan yang ada di hati ku kepada Widya membuat ku sangat gelisah sekaligus bahagia.

   Aku pun memutuskan untuk menelpon nya.
"Halo, Widya? ".
"Iya, kenapa Zul? ".
"Hahaha enggak, widya lagi ngapain? ". Tanyaku basa basi.
"Widya lagi duduk aja, Zul lagi apa? ". Jawabnya.
"Oh, Zul lagi duduk juga kok".
"Emang kenapa Zul nelpon? ".
Tanya Widya.
"Hehehe enggak, Zul cuma rindu aja hehehe". Jawabku dengan tawa.
"Hah...  Tadi kan baru ketemu".
"Hehehe iya sih, tapi gatau nih Zul rindu aja".
"Hahaha Zul lucu tau, tapi Widya suka". Jawabnya yang membuat hati ku menjadi sangat senang.
"Hehehe, masa? ".
"Iya, serius Zul itu lucu".
"Bodo.... Hahahahaha". Jawabku dengan tertawa
"Ih, kena ketipu lagi hahaha ".
Aku pun mulai merasa sangat nyaman telponan dengan dia, dan akhirnya aku memutuskan untuk to the point langsung.
"Hehehehe, Widya, Zul boleh nanya gak? ". Tanyaku
"Hahaha iya boleh kok, Zul mau nanya apa? ".
"Em.....  Begini Widya.... ".
"Kok kenapa jadi grogi gitu suaranya hahaha". Sambung Widya
"Hehehe, begini...... Widya...... Em... do you want to be my girl? ". Tanyaku dengan suara mantab.
"Hah!? ". Jawabnya kaget.
"Lah kok, hah sih? ".

    Dia pun tidak menjawab yang membuat hati ku sangat takut, dan membuat tubuhku lemas. Kemudian kutanya lagi.
"Widya, Widya kalo enggak mau gapapa kok". Tanyaku dengan suara lemas.
Setelah beberapa saat akhirnya Widya pun menjawab
"Maaf ya Zul, Widya gak bisa". Jawabnya yang membuat aku sangat lemas
"Yah,..... Yaudah gapapa kok". Jawabku dengan suara sangat lemas seperti hampir melihat hantu.
"Ih,...  Apaan sih, maksud Widya tuh, Widya enggak bisa nolak".
Jawabnya yang membuat aku terbangun dari duduk termenung ku.
"Hah, yang benar? ". Seruku.
"Iya, Zul Widya mau jadi pacar Zul". Jawab nya
"Wah.....  Makasih ya, Widya..... ". Jawabku dengan suara hampir teriak, karena sangat bahagia.
"Hahahaha, Zul lucu banget tau ".
"Hehehehe iya, kan biar kamu bahagia ". Jawabku.

   Setelah berbincang bincang ditelpon, dengan perasaan sangat bahagia yang menyelimuti tubuhku, aku meminta nya untuk jalan di malam tahun baru nanti, dia pun setuju untuk ikut bersamaku.
Ya....  Itulah hari dimana, awal kisah cinta sepasang manusia ini dimulai tepat tanggal 27 Desember pukul 12 lewat 35 menit. Itu adalah hari bersejarah buat ku, entah kalian menganggap nya apa tapi yang pasti aku sangat bahagia dihari itu.

Janji KelingkingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang