#4. Tahun Baru

21 4 0
                                    

   Tanggal 31 Desember, aku mempersiapkan semuanya bersama teman teman ku. Mario bersama pacar nya Intan, dan Yudha bersama pacarnya Sasa. Kami bertiga mempersiapkan rencana untuk jalan bersama saat malam tahun baru.
Aku pun mengabari widya tentang hal ini
"Widya? "Kataku.
"Kenapa zul? "Jawabnya.
"Widya lagi apa? "Tanyaku.
"Widya lagi main zul, kenapa emang? "Jawabnya.
"Oh, nanti malam jadi gak? ".
"Jadi dong".
"Emang widya main di mana? ".
"Widya dirumah risma, zul".
"Yaudah, nanti jam berapa zul jemputnya? "Tanyaku.
"Jam delapan aja ya..? "Jawab nya.

   Setelah perbincangan singkat dengan widya melalui pesan singkat, aku pun mempersiapkan hal hal seperti, baju apa yang harus aku pilih, dan motor siapa yang akan aku pinjam.
Maklum aku belum mempunyai motor. Ada sebuah perdebatan antara aku dengan ayah ku.
"Yah pinjem motor nya dong? ". Pintaku.
"Buat apa? ". Kata ayahku.
"Buat jalan lah, tahun baru nih masa diem doang dirumah, bisa gantung diri zul, boleh ya yah? ". Pintaku dengan memelas.
"Engga, gaada yang ada kamu malah keluyuran, malah ikut ikutan tawuran, gak engga ayah Kasih". Jelasnya
"Yailah yah, kayak ayah gapernah muda aja sih. Orang zul mau jalan sama Widya juga". Kataku dengan wajah kecewa.
"Yaudah nih, jangan lama". Akhirnya ayah pun memberikan kuncinya
"Makasih ayah endut" jawabku dengan gembira.
"Endut endut, kamu tuh begeng ayah tampar terbang kamu". Jawab ayahku dengan nada sok galak
"Yailah bercanda juga, galak banget cepet tua loh". Jawabku dengan tertawa kecil
"Emang ayah udah tua ". Tegas nya
"Eh iya lupa hehehe, yaudah zul jalan yah"
"Iya hati hati sana"

   Itulah perdebatan singkat antara aku dengan ayahku, aku pun pergi menemui Widya. Disana aku melihat dia sangat cantik sekali entah apa perasaan ini, takjub, senang, gembira semuanya bercampur aduk.
"Hai" sapanya
"Udah lama? " lanjut Widya
"Enggak kok, baru aja sampe" Jawabku
"Widya cantik banget malam ini" Jelasku dengan terpesona
"Ah apansi zul, biasa aja kok" Jawabnya dengan malu
"Engga serius, Widya cantik banget" Tegasku
"Udah deh, ayo " ajaknya dengan muka yang merah. Aku bisa melihat jelas bahwa dia tersipu malu.
"Iya iya ayo naik"
"Gue jalan dulu ya, dadah" Pamit dengan teman teman nya
"Jagain temen gue zul" kata salah satu teman nya
"Ga perlu disuruh itu mah " Jawabku dengan tersenyum

   Kami pun berangkat, menyusuri gemerlapnya ibukota. Mulai dari otista Raya menuju Tebet dan sampai di Taman Menteng. Di sepanjang perjalan ku lihat dia sedang tersenyum bahagia, sesekali ku pegang tangannya disaat sedang lampu merah, tangannya sangat dingin.
"Widya tangannya kok dingin banget, Widya lagi gaenak badan ya? " Tanyaku
"Engga kok Widya gapapa"
"Itu kenapa dingin banget tangannya? "
"Eh... Hmm Widya deg degan zul" Jawabnya dengan gugup
"Deg degan kenapa? "
"Gatau kenapa, tapi Widya seneng banget" Jawabnya dengan tersenyum
"Bener nih gapapa? "
"Iya zul, Widya gapapa" dia pun tersenyum
Senyum yang menurut ku, sangat manis itu memang, menandakan dia tidak apa apa, tapi aku pun tiba tiba tersenyum.
"Kok senyum sih? " Tanya nya
"Gapapa kok lucu aja"
"Lucu kenapa? "
"Itu tangan kamu dingin banget tau" Jawabku sambil memegang tangannya
"Hah hehehe gapapa kok, Widya bahagia aja gatau kenapa, tapi aku seneng " katanya sambil memelukku.
Aku terkejut ketika dia memelukku dengan senyum dia pun menyandarkan kepalanya ke punggung ku.

   Malam tahun baru kulewati bersamanya, Indah dan bahagia semua bercampur aduk, pesta kembang api tahun baru begitu sangat bermakna.
Akhirnya setelah perta kembang api itu selesai, aku pun pulang mengantar Widya kerumah.
"Makasih ya zul" katanya dengan tersenyum bahagia
"Makasih buat apa? " Tanyaku
"Makasih karena udah buat Widya bahagia, makasih karena udah nemenin Widya, aku seneng banget" Jawabnya dengan wajah sangan gembira
"Iya sama sama, aku lebih bahagia karena kamu yang menemaniku malam ini, malam tahun baru yang indah ini"
"Hehehe" senyum nya dengan malu
"Yaudah aku pulang ya? "
"Nanti dulu" katanya
"Kenapa? " aku pun mengerti apa maksudnya
"Sini " Pintaku
Dia pun memajukan wajahnya
"Nanti ya? " Aku hanya mencubit hidungnya
"Yaudah deh"
"Hehehe nanti sayang"
"Eh...  Iya iya"
"Zul pulang ya? "
"Iya hati hati zul"
"Iya kamu juga jangan tidur malam malam"
"Iya zul, Widya masuk ya? "
"Iya i love you Widya"
Dia pun terkejut
"I love you to zul"
"Yaudah kamu masuk sana, dadah" kataku dengan senyum
"Dadah"

   Setelah itu pun aku pulang, dengan perasaan sangat bahagia aku kembali kerumah. Sesampai nya dirumah, ayahku sudah berdiri didepan pintu
"Jam berapa ini" Tanya nya
"Hehehe maaf yah, tadi zul abis jalan sama bidadari" Jawabku dengan tertawa
"Bidadari bidadari, sudah sana masuk" Katanya sambil menjitak kepalaku

   Entah apa yang dirasakan Widya malam ini, tapi aku yakin dia bahagia. Aku terus memikirkan kejadian yang tadi dan membuatku tersenyum sendiri, malam yang indah, malam penuh makna, malam penuh kebahagiaan yang tak bisa aku lupakan terimakasih Widya atas kenangan yang tak akan bisa aku lupakan.

Janji KelingkingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang