TWO

84 7 0
                                    

[Telah Direvisi]

Aku merasa kau itu dia, bisakah aku berharap demikian?

---

Semangkuk bakso dan seporsi mie ayam serta dua buah gelas jus lemon telah ludes dihabiskan oleh kedua remaja tersebut. Siapa lagi jika bukan Azfa dan Sissy?

"Lo sering bolos ya?" Sissy memecah keheningan yang terjadi pada mereka berdua setelah selesai menghabiskan pesanan mereka.

Azfa menoleh singkat, "Hm." Sissy berdecak sebal. "Hm. Hm mulu lo." Azfa mengangguk singkat sambil mengendikkan bahunya acuh.

Diam-diam, Sissy memperhatikan Azfa. Rambut coklat yang acak-acakan tetapi tetap membuatnya terlihat keren, bola mata berwarna biru lautnya yang menenangkan, dua alis tebal nya yang err, hidungnya yang sangat mancung, bibir pink tipis natural, serta rahang kokoh yang membuatnya terlihat tegas. Sungguh, dia terlihat begitu.. sangat tampan.

Azfa tidak bodoh. Lelaki itu tahu jika gadis di sampingnya ini sedang mencuri-curi pandang padanya. Azfa hanya mengacuhkannya. Sebenarnya, ia gugup juga sih.

"Udah puas ngelihatin gue?" Azfa menoleh singkat pada Sissy lalu berbicara dengan santainya. Sissy yang merasa tertangkap basah itupun segera memalingkan wajahnya.

"Ap--apaan sih! Gak kok, jangan GR deh!" Segaris lekukan samar tercetak di wajah tampannya. "Ngeles."

Sissy menolehkan kepalanya ke Azfa. Tadinya ia menatap tajam lelaki itu, namun saat pandangannya dan pandangan Azfa bertemu. Tatapan mereka terkunci begitu saja.

DEG

Eh? Kok jantung gue berdetak gini? Oops, ralat jantung gue kan emang berdetak. Maksud gue, kenapa jantung gue berdebar-debar gini? -batin Sissy

Sial, kenapa gue gak bisa mutusin tatapan ini sih? Gue-- argh bodoamat!
-batin Azfa

Azfa yang tersadar pun langsung mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Sissy juga ikut memalingkan mukanya yang tiba-tiba memerah.

Kebetulan, Abyan dan Fachri sedang menolehkan kepalanya kesana-kemari seperti mencari sesuatu. Oh, mungkin seseorang.

Azfa yang melihat kedua temannya itupun segera beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Sissy yang mematung.

"Woy Fa! Anjir lu daritadi disini? Wah parah, lu bolos lagi?" Fachri lah orang yang paling pertama untuk mengomeli kedua temannya jika ada salah satu dari mereka yang membolos pelajaran. Padahal, dia sendiri juga sering melakukannya.

Abyan langsung meninggalkan Fachri dan berlari menghampiri Azfa. Fachri yang sadar bahwa dirinya ditinggal, ia pun segera menyusul Abyan yang sudah berlari di depannya.

"Heh, coba lu mirror, lu berdua disini juga ngapain? Bel istirahat masih lama bunyi nya, pe'a." semprot Azfa.

Abyan terbahak. "Tau tuh si bego suka lupa diri." Fachri mendelik pada Abyan, "Gue gak lupa diri ya! Gue bukan si onoh, temen lu itu."

Abyan berhenti tertawa dan menatap Fachri datar. "Temen lo. Bukan gue."

Abyan mengedarkan pandangannya dan menemukan seorang gadis cantik, seorang bule. "Eh murid baru ya?" seru Abyan dan langsung menghampiri gadis itu.

Fachri yang sedang sibuk berceloteh ria pada Azfa pun kini terdiam dan melihat Abyan yang sudah duduk manis di samping gadis bule. "BY! ITU BEBEB GUE! JANGAN LO EMBAT AH! GUE GAK MAU KITA BERANTEM NANTINYA."

Sukses, teriakan Fachri membuat AFa menutup telinganya dengan kedua tangannya dan menatap datar kedua temannya yang sudah duduk di samping gadis itu.

Sissy tersenyum canggung. "H-Hai." Abyan dan Fachri sontak menepuk-nepuk meja yang berada di hadapannya dengan antusias.

"Suaranya lembut banget anjir!"

"Bidadari gue datang! Akhirnya."

Berhubung di kantin ini hanya ada mereka berempat dan para pedagang di kantin. Jadi, mereka tidak perlu malu karena tidak akan ada murid lain yang melihat tingkah mereka.

Sissy yang melihat itu sontak menatap mereka berdua takjub. Mereka ini sudah jinak kan?

"Nama lo siapa? Gue Abyan, lo boleh manggil gue Ayang." Sissy tersenyum ramah pada Abyan. "Hai Abyan gue Sissy."

Fachri menatap Abyan dengan tatapan mengejek. "Panggil dia AYAN ya Sy!" Abyan mendelik. "Ohya, gue Fachri. Lo boleh kok manggil gue ganteng."

Azfa menggelengkan kepalanya beberapa kali melihat tingkah kedua temannya itu. "Woy! Cabut."

Abyan mengerutkan keningnya. "Cabut kemana?" Fachri tampak berpikir, "Ke rooftop ajalah. Kuy lah kuy."

Azfa berjalan meninggalkan mereka. Abyan dan Fachri cepat-cepat menoleh pada gadis di sampingnya. "See you, Sissy!"

Sissy merespond mereka dengan senyuman hangatnya. "See you guys!"

Setelah kedua lelaki itu pergi dari hadapannya, Sissy menghela nafasnya.

"Kau mirip dengannya. Jika aku menganggapmu dia.. Can I?"

***

Author Note :

Hey, plot nya saya ubah, serius saya gak sreg sama yang lalu. Jadi, saya bakal ngubah alurnya but gak banyak juga sih. Bye~

I Still Love You [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang