FIVE

52 5 1
                                    

Sissy telah siap dengan seragam sekolahnya. Ia bergegas turun ke bawah untuk sarapan.

"Sassy, nanti kamu pulang sama kakak kan?" Tanya Sissy saat ia telah menjatuhkan dirinya di atas salah satu kursi makan yang ada.

Sang empu menoleh. Ia menggelengkan kepalanya sambil memasang cengiran khas miliknya.

"Sassy pulang bareng Kak Abyan. Kak Sissy sama Kak Azfa aja. Nanti Sassy omongin sama Kak Abyan." Jawab Sassy.

Sissy mendengus sebal. Ia hanya bisa berpasrah diri harus bertemu dengan lelaki yang diam-diam ia sukai tersebut.

"Ayo berangkat."

Selesai sarapan, keduanya bergegas pergi menuju sekolah menggunakkan sebuah grab yang telah dipesan Sassy.

Sesampainya di sekolah, mereka berdua langsung menjadi pusat perhatian para murid. Bagaimana tidak? Seorang gadis bule yang notabene nya seorang murid baru datang ke sekolah bersama sang waketos?

"Itu murid baru kan? Kok dia dateng nya bareng sama waketos?"

"Dih mentang-mentang murid baru langsung nyosor aja tuh ke waketos. Pengen famous ya dia? Cih."

"Sassy kok bisa kenal sama Sissy ya?"

Blablabla.

Banyak hujatan yang terdengar di sepang lorong koridor. Sissy terlihat tidak perduli, namun Sassy sepertinya tampak naik pitam.

"DIA KAKAK SEPUPU GUE! SO, BERHENTI MEN -CAP NYA SEBAGAI MURID YANG MENGEJAR KEPOPULERAN!" Pekik Sassy.

Hening. Semua murid yang menghujat tadi tampak terdiam. Bukan, tepatnya melongo. "Sassy? Is that you?"

"It's me. Why?" Jawab Sassy datar.

Sissy menggelengkan kepalanya. Gadis itu segera menarik pergelangan tangan adik sepupunya tersebut dengan cepat.

"Kenapa kamu lakuin itu?"

"Sassy gak suka Kak Sissy dihujat sama para penggosip alay."

Sissy terkekeh sambil melepaskan tarikannya tadi. "Kakak ke kelas dulu ya. Bye."

Sassy melambaikan tangannya pada Sissy. Gadis berambut cokelat itu berdadah-dadah cantik pada adik sepupunya.

Saat di kelas, Sissy langsung disambut dengan tatapan datar semua orang. Tidak semua sih, karena ada tiga manusia yang menunjukkan deretan gigi-gigi putihnya padanya.

"Pagi Sissy, bagi id line lo boleh kali."

Uh-Oh, itu Fachri. Jika kalian ingin tahu, Fachri sebenarnya tidak mengetahui momen makan malam yang dilakukan kedua sahabatnya itu semalam.

"Boleh." Jawab Sissy. "Jessyla."

Fachri mengernyit. Namun ia tetap mengetik huruf-huruf tersebut untuk menambahkan Sissy di LINE.

"Kok id line lo aneh?" Tanya Abyan.

Sissy mengangkat kedua bahunya. Ia melempar asal tas pandanya ke bangkunya. "Itu kan nama singkatan gue."

Eh iya, bukannya tadi ada tiga manusia ya? Uh-Oh, itu satunya lagi fokus main game. Siapa lagi kalau bukan Azfa?

"Fa, ngantin kuy." Ajak Abyan sambil memukul pelan perutnya beberapa kali. "Gue laper nih, belum sarapan."

Fachri langsung berdiri dengan semangat 45 nya. "Kuylah! Gue males masuk pelajaran pertama, yang ngajar si endut tak bernoda."

Azfa mematikan lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Ia terkekeh pelan mendengar perkataan Fachri barusan.

"Si endut tak bernoda."

"Make sunlight terus kali ya."

Ketiga sejoli itu tergelak bersama. Sissy sebenarnya bingung siapa yang dimaksud ketiganya, karena ia sendiri belum pernah bertemu dengan guru tersebut.

"Eh, mau kemana?" Tanya Sissy saat ketiga cowok tersebut bergegas pergi meninggalkan kelas.

Fachri menoleh. Ia mengibaskan tangannya bermaksud untuk mengajak gadis itu. "Kantin. Mau ikut kagak?"

Tanpa berpikir panjang, Sissy mengikuti jejak ketiga sejoli itu. Namun, ia bertekad akan kembali ketika bel masuk berdering nanti. Karena image nya sebagai anak-baik-baik akan hancur begitu saja jika ia membolos.

***
Hi there, Janni is back!

Sorry saya keterlaluan banget ya ngaretnya😂

Don't Forget To Vomment
Vielen dank!
Janni Tan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Still Love You [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang