Night Date

1.5K 220 63
                                    


"Iya, tapi minggu depan aku harus operasi."

"Op—apa?"





NIGHT DATE





"Operasi tenggorokan. Tempo hari ketika aku berlatih, tiba-tiba suaraku habis ketika berusaha mencapai nada tinggi. Pelatih langsung menyuruhku untuk periksa dan ternyata hasilnya tidak se-simpel yang aku duga."

Setelah mendengar penjelasan Wendy mengenai operasi yang dimaksud si gadis, Chanyeol langsung berinisiatif untuk membawa kekasihnya jalan-jalan malam—tentu dengan masker dan segenap alat penyamaran yang ia pakai. Ya walaupun sekarang sudah menjelang tengah malam, tapi tetap saja 'kan, tidak ada yang tahu kapan musibah datang.

Tidak ada hal istimewa yang mereka lakukan. Hanya berjalan santai menyusuri trotoar distrik Cheondamdong, yang di sampingnya terdapat taman bunga berhamburan. Terlihat semakin indah pada malam hari karena dihiasi kerlap-kerlip lampu LED.

Wendy sudah lupa akan masalahnya, pun lupa dengan raung tangisnya empat puluh tujuh menit yang lalu. Kini semburat merah di pipi—karena kedinginan—juga seulas senyum tipis lah yang terus terpantri sepanjang kaki melangkah. Lengan kirinya menghimpit tubuh Chanyeol sebab sebelah tangannya masuk ke dalam saku jaket tebal pria itu. Jemarinya bertautan dengan jemari Chanyeol di dalam sana, tangan si pria yang besar melindungi tangan kecil Wendy dari hawa dingin—sesekali usapan jempol pria itu turut terasa di punggung tangan Wendy.

Berniat mewarnai keheningan yang tenang di antara mereka, bibir Chanyeol mengerucut, kemudian menimbulkan suara siulan lagu honeymoon avenue milik Ariana Grande. Sesekali bibirnya tersenyum kala otak sebelah kirinya berimajinasi tentang ia dan Wendy yang pergi honeymoon ke Maldives. Bermain di pantai bersama, menghabiskan air kelapa di warung dekat sana, belanja untuk oleh-oleh keluarga mereka dan—

"Oppa tahu tidak?"

—ah, sepertinya Chanyeol butuh lebih banyak gravitasi agar tidak terlalu mudah terbang ke awan.

"Tentu tidak karena kau belum mengatakannya."

Wendy berdecak kesal, ia dorong tubuh Chanyeol dengan lengannya pelan. "Aku belum selesai bicara!" tandasnya tegas, tapi entah kenapa terdengar manja di telinga Chanyeol.

Tawa Chanyeol keluar, agak terdengar aneh karena teredam kain masker. "Iya, iya. Mau bicara apa sih?" mendengar nada diimut-imutkan itu buat Wendy tanpa sadar bergidik geli.

Namun tetap saja ia jawab pertanyaan Chanyeol.

"Katanya, kalau seseorang bersiul malam-malam, harimau akan datang untuk mencari orang yang bersiul itu." sontak Chanyeol tertawa, sekaligus gemas setengah hidup pada pernyataan Wendy yang sungguh di luar prediksi. "Kenapa tertawa? Itu yang dikatakan Ibuku dulu."

"Itu hanya dongeng, sayang."

Sa—yang.

Wendy butuh air panas untuk melelehkan tubuh bekunya. Dalam hati mengumpati Chanyeol yang tiba-tiba menggunakan panggilan itu di saat seperti ini. Ah, kalau dipikir-pikir pertama kali Chanyeol memanggilnya demikian.

REPLY 2013Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang