Dua bulan sebelum memasuki tahun 2015. Kegiatan Wendy masih sama saja seperti biasanya. Ia rajin berlatih, menampilkan performa terbaik di setiap acara, juga membuat jalin pertemanan dimana-mana. Son Wendy memang mudah untuk berteman dengan siapa saja, namun hanya sampai situ, ia punya satu kekurangan yangmana sulit untuk mempertahankan tali pertemanan kalau tidak sering bertemu. Pokoknya tipikal gadis yang sulit untuk membuka diri pada orang lain walaupun tampaknya sangat terbuka.
Hubungannya dengan Chanyeol....
Untungnya masih baik meski mereka hampir tidak pernah bertemu selain bertatap muka lewat video call, mendengar suara via telepon, atau hanya saling mengirimkan foto di ruang obrolan mereka di line. Setidaknya dengan tiga hal itu, ia dapat tenang dan selalu bahagia menjalani hari-harinya. Namun rupanya hari ini panggilan dari CEO bakal merunyamkan dunianya, ya sebentar lagi, lima belas menit lagi.
Tadinya Wendy tak curiga sedikitpun sampai ia melihat siluet Park Chanyeol berlari tergopoh dari balik dinding menghampiri dirinya. Tadinya gadis itu sempat mengulas senyuman hangat pada sosok yang sudah nyaris dua bulan tak ia temui itu, namun dunianya terasa menggelap kala Chanyeol memasang senyuman culas.
"Ini... waktunya, bukan?" begitulah yang ditanyakan Wendy pada Chanyeol yang masih mengatur napasnya sembari menggenggam erat sebelah tangan gemetar kekasihnya.
"Apapun yang terjadi, kita tidak akan berpisah... aku akan tanggung jawab." Chanyeol berucap dengan penuh keberanian, tapi ia masih bisa lihat ada sinar ketakutan yang berusaha pria itu sembunyikan. Sementara itu Wendy tak menjawab, tak pula membalas genggaman tangan Chanyeol. Senyumannya sirna, kini tinggal mimik cemasnya yang tampak.
Sampai sekertaris CEO keluar dengan raut serius, menyuruh mereka masuk.
Wendy melepas paksa genggaman Chanyeol kemudian dengan percaya diri memasuki ruangan sakral itu, tanpa peduli Chanyeol yang menatapnya tak terima. Pria itu membuang napasnya pendek lalu mengekori Wendy yang kini sudah dipersilahkan duduk di sofa ruangan, bersama CEO Kang yang telah duduk di sofa tunggal, menyatukan kedua tangan sambil memasang wajah kecewanya.
Son Wendy menunduk dalam, berbeda dengan Chanyeol yang dengan nekat memandang CEO Kang tepat di kedua matanya. "Debunim... saya tidak—"
"Aku tidak bisa memberikan kabar baik untuk kalian. Hanya ada dua pilihan, berpisah sekarang atau Wendy menandatangani surat pemberhentian kontrak."
Kening Chanyeol mengerut selagi tubuh Wendy berjengit kaget. Perlahan gadis itu mengangkat kepalanya, dengan kedua mata memerah ia menatap CEO Kang tanpa kata. "Apa ini? mengapa hanya Wendy?" itu suara menggebu Chanyeol yang sudah diliputi emosi. Otot leher pria itu keluar, "Mengapa Baekhyun bisa dengan mudahnya anda beri izin untuk berkencan sementara saya tidak? Dan mengapa harus Wendy?"
Rahang CEO Kang mengeras, "Kondisi agensi sekarang berada di ambang kematian, Chanyeol. Dengan banyaknya skandal grupmu itu tahun ini... apa aku bisa membiarkan dispatch mengumumkan hubungan kalian begitu saja?" CEO Kang memijit pelipisnya frustasi, "Jika saja kau tahu berapa banyak biaya yang kukeluarkan untuk menutup mulut mereka." Gumam pria paruh baya itu kemudian.
Son Wendy tak buka suara sama sekali, bahkan napasnya tertahan di tenggorokan. Sampai akhirnya satu hela napas berat nan panjang keluar diikuti suara gemetarnya bicara, "Kami akan mendiskusikan hal ini terlebih dahulu, Debunim." Gadis itu mengulas senyuman culas, "Percayalah, keputusan yang akan kami ambil nanti adalah yang terbaik."
Belum sempat Chanyeol kembali membantah, Wendy sudah beranjak dari tempat duduknya, pergi dari ruangan setelah membungkuk dalam pada CEO Kang. Tak peduli pada Chanyeol yang tengah mengekorinya sambil berusaha untuk meyakinkan Wendy bahwa segalanya akan baik-baik saja, gadis Son itu malah menyematkan satu kalimat singkat sebelum kembali melangkah lebih cepat dari sebelumnya menuju lift: "Kita bicara di atap."
KAMU SEDANG MEMBACA
REPLY 2013
FanfictionWENDYXCHANYEOL Telling about how their love started and... ended.