Chapter One

43 6 11
                                    

-------Reina's Pov-------

Sinar mentari pagi menembus tirai kamarku dengan perlahan. Suara kicauan burung yang merdu bak cerita dongeng membuat ku terbangun dari tidurku yang lelap dimalam gelap. *kok nyanyi*

"Eunghh, cepat banget yah paginya -.- masih ngantuk ekh". Akupun langsung berdiri dari kasurku untuk membuka jendela dan tiraiku.

Setelah itu aku langsung pergi menuju kamar mandi sambil membawa bathing suit ku.

-Skip-

Setelah mandi akupun langsung mengenakan seragam sekolahku dengan lengkap, yaps aku masih pelajar tentunya!

Jika kalian bingung dimana keluargaku, ayah ku sudah menikah lagi setelah perceraian nya dengan ibuku lalu hilang bagai ditelan bumi

Sedang kan ibuku, mengalami sakit jiwa setelah ditinggal suami nya. Ibu jadi lebih emosional setelah kepergi an ayah, hingga puncak emosi nya berada pada malam itu.

Ia membunuh adik-ku, hanya karena masalah sepele, dan aku tak berhasil mencegahnya membunuh adikku didepan mataku.

Jika saja tetangga saat itu tak mendengar tangisan ku yang meledak mungkin aku sudah mati sekarang.

Aku tinggal sendirian, bagaimana kehidupanku? Aku bekerja sebagai blogger dulu, hingga karya ku dicetak dalam buku yang disebut novel. Itu saat umurku 14 tahun.

-Skip-

Setelah sarapan, aku segera pergi ke halte untuk menunggu angkot atau bis khusus pelajar datang. Walau jelas aku lebih suka bis.

Sesampainya dihalte aku menunggu dikursi tempat biasanya aku duduk. Ada seseorang selain aku disitu, sepertinya dia tetangga baru oh maksudku orang baru.

Aku selalu disini menunggu bis namun tak pernah melihatnya. Jika kalian ingin tahu, maka jangan makan tempe :v ralat* jika kalian ingin tahu, dia adalah seorang pria.

Bis pun datang, aku langsung menuju ke dalam bis dan dia juga ingin masuk hingga kami bertabrakan. Oh iya ini bukan drama india, jadi tidak ada dekap-dekapan diiringi dentingan lagu 'Tumhiho' disertai tarian.

"Ekh, kan gue duluan yang megang nih bis jadi gue dong yang masuk duluan" cetusku.

"Idih, nih bis bukan milik nenek moyang lo kali. Udahlah gue duluan"
Katanya dengan nada menyebalkan.

"Bodo'amat, lady first kali. Yang cowo sabar dulu kek, innallaha ma'as shobirin!" Jawabku dengan nada sarkastik.

"Au akh, iya deh lu masuk duluan cempreng -.-" Katanya diselingi ejekan.

"Idih, lu tuh yang cempreng. Udah jelas kaki gue udah ada diatas bis, lu malah nyelip. Kagak boleh nikung mas, nikung adalah sebagian dari iman" Kataku cheezy

"Curhat atau ceramah sesat? Kalau mau curhat naik dulu gih. Ntar telat" katanya

Entah apa maksud pria ini sok 'Perhatian' , dengan rasa bodo amat aku pun melesat masuk kedalam bis.

Manik mataku berputar keras mencari tempat duduk yang kosong, dan bagusnya aku langsung mendapatkan nya.

Walau itu didekat pintu paling belakang bus. Disana ada dua kursi kosong, aku pun duduk tepat disamping jendela.

Lalu pria menyebalkan itu datang dan pastinya duduk disampingku karena tak ada lagi kursi yang kosong.

"Ih, jangan disini deh lu. Gue kesel sama lu. Lu dibelakang aja gih" Kataku sebal

"Mata lu katarak ye.. Liat tuh dibelakang udah penuh" Katanya

Akupun....

-Bersambung-

PretendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang