Ireipun menginjak tali sepatu dan bruk, tentu saja ia jatuh namun tidak ditangkap pastinya *ini bukan drama korea*.
Namun ia malah membuat orang lain jatuh, bukan hanya jatuh. Namun es yang diminum orang itu juga tumpah dengan indah keseragam putih nya.
Sebut saja namanya raka, raka terjatuh bebas namun masih dapat menjaga keseimbangan hingga tak rebah dalam artian terduduk. Namun irei, ia jatuh tepat di depan raka dengan tumpuan kedua tangannya.
'Ini benar-benar bikin malu' Batin irei, bagaimana tidak? Semua orang melihat kearah mereka dan posisi mereka uhh' tak bisa dijelaskan oleh kata-kata.
"Lo baik-baik aja?" Tanya irei sambil berusaha berdiri.
"Apa gue keliatan baik-baik aja?" Jawab raka dengan memperlihatkan bahwa seragamnya kotor tertumpah es.
"Akh maafin gue. Biar gue bantu." Kata irei lalu memberikan bantuan pada raka, yang disambut langsung oleh raka.
"Santai aja. Udah biasa" Kata raka membuat irei semakin tertekan.
"Biar lo ngomong kek gitu, tetap aja gue merasa bersalah. Baju lo sampai kotor dan pastinya lo kedinginan" kata irei sambil membersihkan baju raka dengan tisu.
"Yaiyalah kedinginan kan yang gue bawa es, yakali gue kepanasan kerasukan apa gue kalau misalnya sampai kepanasan. Dan, thanks udah bantu bersihin, dan masalah baju biar gue ganti baju olahraha" Kata raka disertai candaan ringan.
'Menawan' kira kira itulah yang dapat dilukiskan dari diri raka, dia humoris namun juga tampan.
"Oh oke, well.. gue tunggu lo didepan ruang ganti. Gue tetap harus tanggung jawab kan?" kata irei.
"Hmm.. terserah, yang penting lo gak ngintipin gue pas ganti baju. Karena gue gak seseksi yang ibu-ibu gosipkan" Kata raka dengan candaan recehnya lalu berlalu menuju ruang ganti.
Bukan gombalan, candaan atau apapun,tapi apa yang dikatakan raka dapat membuat irei terpesona.
Namun, bukan dalam artian suka hanya baginya, apa yang di katakan raka terlihat bijak.
"Hei! Udah ngelamun nya kali! Jadi gak nih pulang bareng? Ohh iya gue lupa, selamat udah jatuh hahaha" ronald membuyarkan lamunan irei, hingga irei keluar dari memori kusutnya.
"Ketawa aja lo sampe lebaran kuda. Gak jadi pulang bareng lo, dasar rese'!" Kata irei kesal.
Ronald melihat irei berjalan menjauh ke arah yang berbeda, terlukiskan senyumam tipis di bibirnya. Lalu ia pun berjalan menuju gerbang untuk pulang.
-Skip-
Irei masih menunggu raka didepan ruang ganti, dengan imajinasinya yaps dia sedang melamun.
"Hey!" Raka mengejutkan irei hingga irei berteriak cukup keras.
"Ah kenapa sih ngagetin. Orang lagi ngelamun juga. Hufft untung gak jantungan" Kata irei.
"Hahaha" Raka masih tidak bisa berhenti tertawa.
"Nyengir aja terus sampai kudanil beranak nyamuk" kesal irei.
"Oke-oke. Maaf udah ngagetin, habisnya lo ngelamun kek mayat hidup tau gak. Rasanya pengen dikerjain tapi kasian, gak dikerjain sayang " kata raka masih dengan cengiran nya.
"Abaikan yang tadi, mana seragam lo?mau gue cuciin. Lagipula lo ada 2 seragam putih kan pastinya?" Kata irei.
"Nih seragamnya. Seragam yang lain ada sih.. tapi yakin mau nyuciin? Bau lho?" Kata raka dengan khas smirk nya, irei menyambut seragamnya dan menyimpannya ke dalam tas.
"Bau kok bangga, ngakak gue jadi nya hahaha" kata irei lalu tertawa.
"Bangga dong, kan bau maskulin" kata raka dengan pede'nya.
"Maskulin? Bau mayat iya haha" kata irei lagi lalu tertawa.
"Iyadeh yang penting lo senang" kata raka dengan senyum lebarnya.
Perlukah hati irei dilukiskan sekarang? Jika dilukiskan hatinya sedang sangat ramai seperti malam tahun baru, senyuman yang diberikan raka mampu membuat irei teringat sesuatu.
-skip-
-----Raka Pov-----
Huft, setelah sampai dirumah aku langsung mengganti baju olahraga ku dengan baju rumah lalu melempar kan tubuh ku ke atas kasur.
Aku menelentangkan tubuhku, menyerap segala oksigen dengan perlahan. Senyumku tak bisa hilang jika memikirkan nya.
Bukan kah dia imut? Apa aku salah? Pipi nya membuatku ingin sekali menggigitnya. Akh jika kalian bingung, aku sedang memikirkan nya... irei .
------Raka Pov Off------
*skipIrei meletakan sepatunya di rak sepatu, lalu ia menuju kamar nya.
Sepi, sebenarnya memang tak akan ada harapan rumah ini kembali ramai seperti dulu.
Ibu yang selalu menyapa saat irei pulang dari sekolah, ayah yang bertanya bagaimana hari nya disekolah dan adiknya yang selalu memeluknya saat ia datang.
'Hampa' itu adalah lukisan hati irei.
Irei sangat merindukan keluarganya, ayah, ibu, dan adiknya.
----Irei Pov----
Aku mengganti bajuku, lalu menggantung seragam ku di lemari.
Aku berusaha menyamankan diri dikasurku, setiap aku pulang kerumah aku selalu merasakan sesak.
Kehampaan benar-benar merasuki ku, rasa sesak itu kembali. Setiap canda tawa yang terdengar, pelukan hangat dan sapaan.
Aku selalu berusaha menangkisnya, dengan menyibukkan diriku disekolah.
"Plak" aku menepuk jidatku
'Hampir saja lupa dengan seragam raka' batinku.
Aku segera mencari tas ku dan menuju mesin cuci. Kuambil baju itu, dan tak sengaja kucium. Jujur, ini aroma yang wangi.
Aroma vanilla, aku sangat menyukainya karena itu mengingat kan ku pada seseorang. Aku tenggelam dalam harum itu, dan tersadar beberapa menit kemudian.
Akhh, pikiranku bisa meliar begitu saja jika tak dibatasi. Wajar bukan? Aku masih remaja. Namun, jika tidak kubatasi maka itu akan melebihi batas normal ku. Abaikan.
Disamping itu , entah kenapa tangan ku ingin mencucinya sendiri...
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/107935265-288-k655495.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretend
Narrativa generalePretend (Slice Of Life) 10+ Aku tau aku kesulitan menangkiskan harapan, tapi kucoba untuk melupakan nya. Ku penuhi hidupku dengan candaan bodoh lalu tertawa, aku terikat. Aku terikat rasa sakit dalam senyuman, seakan aku sendirian. Terperangkap dal...