Chapter Six

20 4 0
                                    

                       -The Mistakes-

"Ascabe... gak bakal dicariin gue mah" Kata irei sambil mendengus kesal.

"Hah ascabe?" Tanya raka bingung

"Karena astoge udah menstrim jadi gue ngomong nya ascabe. Fine?" Kata irei sambil nyengir curut, ekh kuda.

"Jenius bro! Ay em proud of yu" kata raka lalu melanjutkan perjalanan pulang.

-skip-

"Makasih ya! Sering sering tebengin gue, mayan pengeluaran jadi ber-bagi"  cengir irei.

"Berkurang woy! Mavok metik nih holang" jawab raka kesal.

"Emang tuh guru bahasa prancis, masa dia ngajarin bahasa arab. Kan mavok kecap" kata irei mendengus kesal.

"Sejak kapan disekolah kita ada guru bahasa prancis aelah , perasaan gue ngomongin metik tadi. Au akh gue pulang, bayy" kata raka lalu menggas motor nya.

ireipun langsung menuju kamarnya untuk mengambil kaos online ekh oblong nya. Lalu menuju kekamar mandi untuk makan alias mandi.

*jauh neng,syaithon bertebaran :v*

Ia pun menumpuk baju kotor nya di rice cooker, eh tempat pakaian kotor aelah. Lalu ia pergi ke meja kerjanya untuk melanjutkan naskah novel nya yang belum melar,ekh kelar kek kisah cintanya.

*Sejak kapan gue jadi latah yak :v*

Ia menatap tumpukan kertas itu lalu membaca nya ulang, ireipun mengambil kertas untuk melanjutkan pekerjaan nya.

Sebenarnya hidup irei tidak bergantung pada novel, karena ibu irei adalah seorang presdir perusahaan besar. Namun irei menolak menggantikan jabatan ibunya sebagak presdir di perusahaan tersebut padahal ia sudah cukup pintar dalam hal itu. Hingga perusahaan itu ia titipkan pada bibinya

Ia juga selalu dikirim uang bulanan yang cukup banyak oleh ayahnya. Namun ia tak ingin menggunakan uang tersebut dan memilih untuk bekerja sebagai penulis di usia mudanya.

Saat irei ingin menuliskan apa yang ada diotak nya, memori nya kembali pada saat ia dan raka berada di toko buku.

'Dia hanya mirip adik ku, aku tidak menyukai nya sedikitpun. Berfikirlah rasional irei, hidup mu itu untuk balas dendam bukan untuk hal bodoh seperti cinta!' Batin irei

Dengan sekejap, slide memori irei berputar namun bukan gambaran yang terulang melainkan suara.

'Kau hanya memaksa hatimu berjalan seperti otakmu irei, aku tau kau pintar. Hingga sebesar apapun rasa dihatimu tetap saja kalah oleh teori otak mu yang bodoh itu! Hidupmu lebih berguna dari ini irei! Gunakan lah dengan baik sebelum kau menyesal' Kata-kata seorang pria yang pernah ia tinggalkan itu menaungi pikiran irei.

Berbagai hal berkelebat diotaknya, otaknya yang ia paksa menjadi robot. Dalam diri irei, dia masih butuh hati. Tapi entah sejak kapan ia memilih untuk tidak menganggapnya.

'Jangan jadi seperti ibumu sayang,dia terlalu terobsesi dengan masalah. Hingga lupa akan kebahagiaan, ayah tau ini berat. Tapi, jika kau hanya me-makai otakmu, maka kau bisa jadi tidak rasional sayang' sekarang kata kata ayahnya yang datang tanpa di inginkan oleh irei.

Irei tidak mengerti, sedikitpun tidak mengerti. Dia terlihat benar-benar frustasi

-Irei Pov-

Apa ini?! Sejak kapan otak ku seperti ini? Apa aku harus mengikuti hatiku? Aku tidak pernah mendengarkan kata hatiku? Bagaimana mungkin aku percaya jika mencoba saja belum?

Bagaimana jika aku terpuruk lagi? Apa aku harus mendengarkan kata ayah? Aku tak akan mengelak atas apa yang ayah katakan.

Aku memang terlalu terobsesi, hingga lupa bahagia. Aku tau itu, tapi aku tetap membenci ayahku! Aku tetap ingin balas dendam?! Apa itu salah?

"Akh! Ini gila!" Aku mengacak rambutku frustasi.

"Kalau gue ngikutin hati gue, belum tentu juga kan gue suka sama raka? Wajarlah gue merona, sedekat itu coba?! Gue kan cewe bukan batangan, masa gak baper digituin?!" Aku seakan curhat dengan mama deden *karena mama dedeh udah menstrim* ekn dengan diriku sendiri maksudnya.

Aku memutuskan untuk kembali kekamar dan menyiapkan buku untuk besok, tak lupa kuperiksa daftar pr :v dan hamdalah kagak ada.

*ini story :v realita mah hamdalah... banyak :v*

Kantuk pun menyerang *lalu pahlawan bertopeng datang :v ekh apasi -.- * lalu aku tertidur di meja belajarku .

-Irek Pov Off-

-skipp-

Tak terasa malam telah berganti menjadi sore :v ekh kecepetan. *sorry gue juga manusia :v salah baca naskah nih*

Tak terasa malam pun berganti pagi, rising sun terlihat benar benar indah kalau bisa ngeliat. Ireipun bergegas bangun lalu mandi di ruang tamu, maksudnya kamar mandi :v

Setelah mandi irei langsung menuju meja makan, tentu saja dia makan masa maen bekel -.- setelah menghabiskan sarapan.

Ia langsung pergi menuju halte bus bukan truk gandeng seperti pagi biasanya.

"Pagi yang cerah ya?" Kata ronald sambil melihat kearah langit.

'Byurr' hujan langsung datang tiba tiba seperti rasa , lalu mengguyur mereka dengan realita menyakitkan :v

"Cerah banget sampe gue mau mesen ojek payung" Sindir irei.

"Ascabe?! Tadi gue datang cerah ae?! Habis gue ngomong cerah langsung hujan gini?! Baperan lu mentari pagi *ooo kala sinarnya merasuk dihati ekh* " pekik ronald

"Santai dong, pms yak? sensi amat jadi cenayang yang gagal" cengir irei.

"Bodo akh, untung bawa jaket" kata ronald lalu mengambil jaket di tasnya tanpa memperdulikan irei yang sudah menggigil.

Saat ronald akan memakai jaketnya ia pun tak sengaja melihat irei yang terlihat kedinginan, tanpa basa-basi kek di rumpi no secret ekh*.

Tanpa basa basi ronald pun langsung memakaikan jaketnya di kepala, ekh punggung irei. Irei cukup terkejut, namun saat ia akan membuka mulutnya.

"stt, lo kira gue gak peka ya? Gue peka kali kek putri gak tau malu" kata ronald.

"Receh banget aelah, tapi makasih" kata irei lalu memberikan senyum terbaiknya, tapi ya namanya alien nyasar mah biasa aja liat senyuman manis kek gitu.

Selang beberapa waktu bus pun datang, ronald memayungi irei dengan tangannya. Membuat irei sukses terkejut hingga ia melompat ekh melongo maksudnya :v

"Cepat masuk, lo tau ini tangan kan bukan payung. Buruan gih!" Kata ronald.

"Ah iya" kata irei lalu masuk kedalam bus dan mencari tempat duduk, uh mungkin karena hujan bus jadi lebih kosong.

Ia mendapat tempat didepan, dan lagi lagi ronald duduk disampingnya.

"Banyak tempat kosong kenapa duduk disini? Bilang aja mo duduk ma gue yakan?" Kata irei dengan pd nya.

"Ascabe, gue duduk disini karena dekat pintu -.-" kata ronald kesal

Bersambung

Oke lawakannya cheezy, gue yakin lah. Jangan lupa vote & coment ya!

Spoiler, jadi irei sudah mau nerima kata hatinya. Chap 7 bakal ada inti konfliknya :v insyaallah lah :v

Sii yu egen ✌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PretendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang