Chapter Five

29 5 5
                                    

            ------The Memories-----

Selang beberapa menit kemudian bus pun datang. Tanpa berfikir panjang irei dan ronald pun menaiki bus tersebut.

Untuk yang kedua kalinya, mereka duduk di tempat yang sama. Tapi kali ini tanpa ocehan atau keributan.

Mood irei yang buruk dan ronald yang sangat malas memulai obrolan, membuat suasana kian hening sampai disekolah.

Setelah keluar dari bus, irei berjalan santai menuju kelas diikuti ronald dibelakangnya. Irei tak melepas senyum simpulnya, sedangkan ronald tidak berkutik dengan wajah datarnya.

Mereka memasuki kelas yang masih sepi karena hanya ada beberapa orang didalam, lalu mereka langsung menuju tempat duduk.

Tak ada obrolan, seakan hari ini sangat berbeda dengan kemarin yang penuh canda dan gombalan.

Hal ini berlangsung hingga istirahat. Irei langsung pergi menuju kantin bersama sahabatnya rena untuk mengisi perutnya. Sedangkan ronald membaca novel di kursi belakang sekolah.

-skip-

Setelah makan, irei langsung mengambil seragam raka dan me- ngantarnya ke kelas raka yang tepat berada disebelah kelas irei.

"Nih, kalau kurang bersih bilang aja. Ntar... gue buang ke tong sampah, tempat mantan berada" Kata irei dengan cengiran khasnya.

"Aelah, gue kira mau dicuciin lagi. Ternyata mau di buang kek mantan"
Kata raka menanggapi candaan irei.

"Lo pakai parfum aroma vanilla ya? Nyengat banget pas gue nyuci semalam" kata irei.

"Enggak, parfum gue aroma teraphy biar kek freshcare aroma theraphy. Ekh lo nyuci manual? " kata raka diiringi cengiran.

"Promosi iklan ya mas? Masalah nyuci, iya semalam gue nyuci manual biar lebih bersih" kata irei.

"Oalah, lo mau tahu gak?" Kata raka.

"Apa?" Kata irei kepo

"Ya tahu, masa tempe. Buat rasa terimakasih gue. Jadi mau gak gue traktirin makan tahu isi dikantin?" Kata raka.

"Wtf, gue kira lo mau ngasih tau sesuatu. Enggak deh, baru aja gue makan dikantin. Lagipula gue nyuci *lo penuh busa ekh* karena emang gue yang salah" kata irei

"Oh okelah, yaudah gue duluan ya?" Kata raka lalu pergi.

-skip-

Pelajaran fisika berlangsung, siswa(i) jurusan ipa terlihat bosan bahkan ada yang tertidur di kelas.

Hanya beberapa orang yang memerhatikan penjelasan guru yang panjang lebar nya tidak bisa dilukiskan oleh rumus.

Irei terlihat fokus memahami materi, sedangkan ronald fokus mencatat rumus.

"Ekh rei, ada stip ex gak?" Tanya ronald.

"Ada nih, lo manggil nama gue rei seakan-akan gue cowo tau. Manggil nama itu lengkap dikit napa?" Kata irei panjang lebar.

Ronald mengabaikan perkataan irei dan langsung mengambil stip ex dan menggunakan nya.

"Makasih rei" jawabnya pendek.

"Lo gak dengerin gue ya?" Tanya irei.

"Gue denger manis, tapi males ngejawab. Lagi pula emang nama lo irei, wajar aja gue manggilnya rei." Kata raka.

Irei mendengus kesal lalu ronald kembali bertanya

"Lo gak nyatat?tenang banget dari tadi" kata ronald.

"Gue mahamin aja males nyatat." Kata irei, ronald menjawabnya dengan ber oh ria.

--skipp--

Bel pulang sekolah berbunyi, seluruh siswa melangkahkan kaki keluar kelas untuk kembali menuju kerumah.

Irei berjalan menelusuri lapangan dengan santai, lalu ia bertemu raka ditempat parkiran motor.

"Dijemput?" Tanya raka.

"Palingan gue naik angkot, atau kalau bus gak penuh, ya gue naik bus." Kata irei santai.

"Mau gue antar? Tapi temanin gue ke toko buku dulu kalau mau" kata raka.

"Lo mau ketoko buku? Gue ikut dong. Mau nyari novel baru 'sherlock holmes'. Katanya sudah rilis?" Kata irei dengan semangat.

"Gue juga mau nyari tuh novel. Jadi? Ikut gue kan? Gue bawa motor" kata raka.

"Iya gue nebeng motor lo" kata irei, raka tersenyum lalu memberikan helm miliknya.

"Nah lho? Terus lo pakai helm siapa?" Tanya irei.

"Ntar gue minjam di post satpam, biasanya ada. Naik dulu gih" kata raka.

"Oke" kata irei lalu perlahan naik ke atas motor raka.

"Pegangan, kalau jatuh paling kebawah. Kalau keatas ntar gue yang bingung" cengir raka.

"Idih modus jomblo" kata irei

"Diingatin malah di ejek, mau nya apa. Kalau jatuh baru tau, nih motor tinggi lo" kata raka.

Irei mendengus sebal lalu melingkar-kan tangan nya dipinggang raka.

Skipp

----Irei Pov On----

Setelah sampai di toko buku, kami langsung berpencar menelusuri toko tersebut untuk mencari novel yang sama.

Ughh, dapat melihatnya. Mataku terfokus pada buku berjudul 'sherlock holmes' di rak paling atas.

'Shit! Siapa sih yang nata buku-buku disini! Tinggi banget lagi, padahal dulu gue ikut eskul basket biar tinggi ekh tetap aja bantet' batin ku

Aku berusaha untuk meraih novel tersebut. Hingga tangan seseorang meraih novel itu terlebih dahulu.

Sangat dekat dengan tubuh pria itu hingga aku tak bisa bergerak, saking dekatnya deru nafasnya yang hangat seakan mengalir di tengkuk ku.

Aromanya terasa familiar diotak ku dan tanpa sadar aku merona,posisi ini benar-benar membuat pipiku memerah padam dan jantungku berdetak 2 kali lebih cepat

"Udah dapet gak ngomong-ngomong, makanya banyak-banyak minum susu jerapah biar tinggi" sindir raka

"Mau ngomong gimana? tadi kita kan pisah, masa nyari lo lagi? Lagipula gue udah sering minum susu tetap aja bantet" elak ku

"oh ya bantet?" Raka langsung pergi menuju kasir dan membayarnya.

------Irei Pov Off------

"Ih masa bukunya cuma satu sih! Dirak paling tinggi lagi! Maunya apa coba" cibir irei kesal, dan tanpa sadar ia mempoutkan bibirnya.

Raka menatap irei gemas, lalu mengacak-acak surai irei dengan gemas.

"Udahlah, sabar aja. Nih bawa aja dulu, lo kesal banget kayaknya. Dari pada lo ngambek disini yakan?" Kata raka. Irei membelalakan matanya.

"Beneran? Besok gue balikin deh. Makasih ya?" Kata irei senang.

"Iya, buruan naik. Ntar pulang nya telat" kata raka, ireipun langsung naik setelah memakai helm.

BERSAMBUNG

PretendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang