Part 9 ~ Pasangan

172 18 2
                                    

Baru juga mau ngomong terima kasih, udah pake headset. Cewek aneh
-Reno

***

Fokus. Fokus adalah hal yang tidak dapat dilakukan Reno sekarang. Berkali-kali dia mencoba fokus kepada buku dihadapannya tetapi tetap saja matanya selalu melirik kearah gadis disampingnya. Kejadian kemarin masih memusingkannya. Apa benar dia cemburu dengan kedekatan Valerie dan Alka? Tapi kenapa? Dia tidak punya hubungan dengan Valerie.

Valerie yang merasa diperhatikan mengabaikannya saja. Entah ada apa dengan Reno hari ini. Sikapnya sangat aneh dan cukup pendiam. Bahkan sekarang adalah jam istirahat tapi laki-laki itu sama sekali tidak beranjak dari kursinya. Kini didalam kelas hanya tersisa mereka berdua. Valerie tidak ke kantin karena Reno berada di kelas. Dia harus mengawasi laki-laki itu.

Tiba-tiba terdengar suara pintu dibanting. Menampilkan sosok wanita dengan pakaian pas badan, wajah penuh tepung, bibir jontor habis ditabok, dan pipi merah hasil tamparan satu kompleks. Begitulah kira-kira pikiran Valerie tentang makeup di wajah Seli. Terlalu, kebangetan, dan sangat menor.

"Sayang, kamu kok nggak ke kantin?" Ucap Seli dengan suara dimanja-manjakan. Gadis itu kini berdiri tegak di depan Reno. Valerie menghembuskan nafas pelan menahan semua emosinya. Dia sangat tidak betah dengan keberadaan gadis itu. Dandanannya dan juga parfumnya membuat Valerie mendumel dalam hati.

'Ini cewek pake parfum sehari sebotol kali ya? Malah parfumnya bikin puyeng. Ketauan banget parfum beli hasil diskonan.'

"Sel, ngapain si lo kesini? Sana minggir!" Ketus Reno. Reno merasa jijik dengan gadis dihadapannya ini. Berapa kali pun dia mengusir gadis ini dan teman-temannya tetap saja mereka menempel seperti lintah.

"Kamu kok jahat sih? Aku cuma khawatir sama kamu. Ke kantin yuk" lagi-lagi dengan suara manja--yang menjijikkan--Seli membujuk Reno.

"Apaan sih lo? Jijik gue. Sana pergi!!" Ucap Reno sambil menggerakkan tangan seolah mengusir hewan yang dibenci. Valerie terkikik geli sebentar. Merasa diperhatikan oleh dua oknum yang ditertawakannya, Valerie berpura-pura batuk lalu kembali fokus ke bukunya.

"Tapikan sayang, aku nggak mau kamu sakit karena nggak makan. Aku..."

"Please deh Seli. Lo tuh jadi cewek jangan kegatelan banget napa? Bikin enek tau nggak?"

"Aku kan cuma..."

"Lo nggak denger?" Potong Valerie. Dia benar-benar tidak tahan dengan cewek satu ini. "Dia nyuruh lo pergi. Ganggu orang aja. Jadi cewek jangan murahan. Malu-maluin kaum cewek aja."

Seli memerah mendengar ucapan dingin dari Valerie. Tapi Valerie tidak takut dengan amukan cewek di depannya itu. Tetap memandang dingin kearah Seli.

"Lo.. lo.. berani lo ya? Lo nggak tau sapa gue?" Seli membentak Valerie dengan segala kemarahannya. Sementara Reno terdiam menatap Valerie.

"Pergi, atau gue bunuh?"

Setelah mendengar ucapan Valerie yang terdengar sangat mengancam itu, Seli keluar dari kelas dengan tangan terkepal menahan kemarahan serta takut. Valerie benar-benar menyeramkan saat itu. Seli dibuat tidak berkutik karenanya. Reno menatap serius kearah Valerie.

Valerie memasang headset lalu kembali fokus ke buku dihadapannya. Reno yang baru saja akan membuka mulut menutupnya kembali.

"Baru juga mau ngomong terima kasih, udah pake headset. Cewek aneh."

Valerie yang mendengar gerutuan Reno tersenyum tipis. Sebenarnya dia tidak mendengarkan musik itu sebabnya dia dapat mendengar gerutuan Reno dengan jelas. Memalingkan wajahnya sedikit kearah Reno yang menatap keluar jendela sambil bertopang dagu.

Für SieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang