"Leksi , Mona ,Nino ,Riki, Leni, Bregas , Violita. Maju!!",panggil senior yang bernama Nisya itu dengan ketus.
"Aduuhh, masih inget aja tu bekicot!!!", gue berjalan dengan langkah gontai. Kami yang terlambat kemarin berbaris di depan menghadap peserta MOS yang lain.
"Siap Grak", Rama si ketua osis itu mengambil alih pasukan dan menyiapkan kami.
"Kalian semua udah menemukan teman yang sama tanggal lahirnya sama dengan kalian!", tanya kak Rama.
"Sudah kak",aku yang mau bilang belum clingukan melihat mereka bilang sudah.
"Hah..", mulutku masih menganga tak percaya sembari melihat mereka semua satu persatu.
"Kamu kenapa celingukan kayak gitu, jangan bilang kamu belum dapat",tanya kak Rama.
"Iya kak, kakak benar sekali. Saya belum menemukan teman yang memiliki tanggal lahir seperti saya", jawabku ketus.
"Apa kamu tidak berusaha!", ketusnya lagi
"Sudah kak, tapi saya fikir itu hal yang mustahil dan membuang waktu !", kujawab dengan ketus pula. Masa bodoh. Aku tak perduli dengan senior yang menatapku tajam dan teman-teman yang menatapku keheranan. Aku hanya ingin tidak dipermainkan seperti ini.
"Lalu bagaimana dengan temanmu yang telah mendapatkannya",tanyanya dengan tajam.
"Mungkin dia mendapat keberuntungan",jawabku santai.
"Lalu mengapa kau tidak mencoba mencari keberuntungan itu?",tanyanya lagi.
"Begini aja kakak yang terhormat, daripada bertele-tele langsung saja deh hukuman apa yang akan saya dapat",kataku yang mulai bosan dengan mereka.
"Oh , jadi kamu ingin hukuman?", katanya.
"Bukankah itu yang memang kakak-kakak rencanakan?, Mencari kesalahan dan mempermalukan", kataku mengungkap kebenaran yang ingin kusampaikan. Kulihat semua pasang mata tertuju padaku. Lebih-lebih kakak kelas. Semua menatapku tajam.
"Baiklah, sekarang lari lapangan 3 x !",katanya memerintah.
"Baiklah,dengan senang hati",kataku menurut.
"Kak , sebenarnya saya juga belum mendapatkan orang yang memiliki tanggal lahir yang sama dengan saya", kata cowok yang disebelahku tadi dengan tiba-tiba.
"Kalau begitu, ikutlah lari dengannya!!!", perintahnya. Cowok itu berlari menyusulku hingga ia tepat berada di sampingku.
"Hai...", sapanya
"Hai...",kataku dengan sedikit bersikap ramah.
"Wah, kenapa kau jadi berbeda sekarang?"tanyanya keheranan.
"Maksudnya?", tanyaku tak mengerti.
"Kau begitu beringas tadi , dan sekarang kau begitu ramah", katanya.
"hahaha, benarkah?. Sebenarnya gue itu nggak gitu. Gue Cuma nggak suka aja gitu kalau ada yang cari kesalahan tanpa alasan", kataku menjelaskan.
"hhaaha, mungkin gue telah tertipu dengan akting lo tadi. Lo ternyata orangnya asik. Oh ya kenalin gue Riki dan siapa nama lo?",ia memperkenalkan namanya tanpa kutanya.
"Gue Violita", jawabku. Kami pun terus berlari mengitari lapangan itu.
"yang lari silahkan berhenti", suara itu menghentikan gue dan Riki yang baru mengelilingi lapangan sebanyak 1x karena luasnya lapangan. Kulihat kakak senior itu memarahi kak Rama.
"Siapa dia ? Kok sepetinya membela kita?",tanya Riki padaku.
"Oh, dia adalah ketua MPK ",kata Riki.
"Benarkah? Siapapun dia yang penting dia tak seburuk Bekicot liar itu", kataku.
"Siapa yang kau maksud bekicot liar itu?",tanya Riki dengan tertawa.
"Siapa lagi kalau bukan si Rama itu",kataku mendengus sebal.
Kulihat Riki begitu tertawa lepas mendengar ucapanku tadi. Aku pun ikut tertawa. Kulihat cowok yang menjadi ketua MPK itu berjalan menuju dimana aku dan Riki berada.
"Kalian berdua, kembali ke kelompok masing-masing",katanya. Gue begitu terpana melihat dia yang begitu tampan bak seorang pangeran. Gue hanya mengangguk mengikuti perintahnya.
"Vi...Vio..",Riki memanggilku dengan mengayunkan tangannya keatas dan kebawah didepan wajahku.
"Eh iya. Sorry..sorry..",kataku yang menyadari bahwa ketua MPK itu telah berjalan meninggalkan kami.
"Emh.. gue tahu ini. Lo ngefans sama kakak itu?",katanya menebak bak seorang dukun.
"wah, kau punya ilmu apa ? apa kau dukun?",kataku tak percaya.
"Wah, kau begitu pandai",katanya sembari tersenyum.
"Makasih. Udah biasa kok",kataku dengan percaya diri
"Pandai berkhayal maksutnya",katanya tersenyum lebar.
"Hei,"kataku mengerucutkan bibirku. gue dan Riki udah akrab banget. Gue memang lebih cepat akrab dengan teman cowok.
"Oh ya, dia namanya siapa ya?",tanyaku.
"Oh, kakak itu namanya kak Vito",jelasnya.
"Wah , bagaimana bisa kau tahu tentangnya? Sedangkan kau itu laki-laki. Apa jangan-jangan kau pencinta sesama jenis?",candaku padanya
"Hei, apa katamu? Gue pencinta lawan jenis kok. Gue kemarin minta tanda tangan ke kak Vito itu", katnya menjelaskan.
"Oohhh",bibirku membentuk bulatan kecil dengan anggukan kepala.
Gue berbagi cerita banyak dengan Riki . bercerita tentang sahabat gue dan kebiasaan gue. Dia juga bercerita kalau dia punya sahabat yang namanya Intan. Sepertinya Riki akan menjadi teman cowokku yang pertama. Bahkan juga bisa menjadi sahabat pertama gue di SMA.
*****
Enjoy the story. maaf masih penulisan amatiran :v
KAMU SEDANG MEMBACA
BENCI?
Teen FictionKukira aku benci, ternyata aku peduli, kukira aku dendam ternyata ini rasa yang terpendam ( Roman Picisan the series)