hai hai.. sengaja langsung post 4 bagian mumpung ide dan koneksi bersahabat :D
Selamat Membaca
"Mbok Inah...",kuberteriak dengan melucuti kaos kakiku dan bersandar di sofa
"Ya non ada apa?",tanyanya dengan tergopoh-gopoh.
"Mbok, tolong buatkan jus nanas ya", kataku meminta minuman kesukaanku itu.
"Baik non",katanya menurut. Wanita separuh baya itu kembali kedapur membuatkan jus. Aku kembali bersandar di sofa dan melihat mengotak-atik ponselku.
"Vio? Udah pulang kak?", tanya mama yang turundari tangga.
"Iya ma, baru saja",kataku dengan tetap memainkan ponsel
"Tadi Tasya kesini titip salam ke mama katanya SMP kamu bakal ada reoni gitu kak?",mama menyampaikan pesan dari Tasya.
"Hah , belum aja dua bulan kita pisah masak mau ada reuni sih? Heran gue".
"Mama juga nggak tau kak, coba tanya sama Tasya langsung",mama memberi usul.
"Nanti dulu ma... Vio lagi pesen jus nanas ke si mbok",dengusku
"Iya mama tau, nggak usah manyun gitu dong kak",mama mengusap daguku.
"Ini non jusnya",mbok inah datang dengan membawa segelas besar jus nanas kesukaanku.
"Makasih ya mbok",akupun langsung meminumnya.
"Pelan-pelan kak, nanti tersedak",uca mama mengingatkan
"Nggak sempat ma, Vio harus cepat-cepat ke Tasya"kataku dengan cepat-cepat meminumnya. Kemudian aku berlari kerumah Tasya.
"Kak, ganti baju dulu...",teriak mama
"Nanggung ma.. Vio cepat kok",jawabku yang mungkin terdengar samar-samar karena ku sudah jauh dari mama.Sesampainya dirumah Tasya....
"Tasya..."aku memanggilnya
"Anu non, non Tasya lagi ketoko buku sama den Bima",mbok yem datang sekaligus memberitahuku.
"Lho, kok aku nggak diajak sih. Ya udah makasih ya mbok",mbok yem membalas dengan anggukan.
"Kok tega sih mereka pergi tanpa gue?",gue bertanya pada diri gue sendiri. Gue pulang dengan sedikit kecewa. Bisa-bisanya mereka pergi tanpa ngajak gue.Hufft..
*****
Rintik gerimis turun ketika kaki mungilku memasuki gerbang sekolah. Hari ini aku terburu-buru karena sepertinya kelas sudah dimulai.
"Pak Udin, nanti jemput Vio kalau udah Vio telfon ya",pesanku pada supir pribadiku.
"Siap non",katanya menyetujui.
Gue berjalan menyusuri koridor sekolah dengan langkah cepat. Aku harus melewati kelas 11 untuk cepat sampai ke kelas dengan cepat. Gue lihat segerombolan kakak kelas duduk berbanjar di teras kelas. Gue berjalan acuh didepan mereka. Karena gue tahu mereka sedang ngomongin gue soal gue dan bekicot liar itu.
"Oh ini yang berani ngelawan kak Rama", seorang cewek datang menghadang didepan gue.
"Maaf, tapi saya buru-buru",gue berusaha tidak melawan karena gue yakin berurusan sama kakak kelas itu menyebalkan.
"Eh,lo tu masih kelas 10 jadi jangan sok belagu ! pakek acara melawan kak Rama lagi",dengan berani dia mendrong dahiku kebelakang. Gue menampik tangannya dan memegangnya dengan erat.
"Sebelumnya maaf ya, saya tidak kenal anda dan apapun yang saya lakukan itu bukan urusan anda!! Permisi !!",aku melepas tangannya dari cengkraman aku. Dan aku berlalu darinya dengan sikap angkuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENCI?
Teen FictionKukira aku benci, ternyata aku peduli, kukira aku dendam ternyata ini rasa yang terpendam ( Roman Picisan the series)