5 [pdkt]

175 16 0
                                    

Cause we were just kids
when we fell in love
Not knowing what it was
I will not give you up this time
Ed sheeran - Perfect 🍁

Sudah beberapa hari aku tidak sekolah karena demam. Ayah menitipkan surat dokter pada Lilian.

Sekarang aku sudah cukup pulih. Aku meminta untuk diperbolehkan sekolah meskipun awalnya ayah menolak. Tak tega aku bersekolah dalam keadaan sakit.

Disekolah.

Ketika istirahat tiba, Ranz memberanikan diri mengajak Lea berbicara dan turun kekantin bersamanya.

Ranz : "kekantin bareng gue yuk"

Lea : "males kekantin sih, bareng Lilian aja sana"

Ranz : "gue maunya sama lo, gimana dong? Lagian lo dikelas sendirian juga. Lilian kan lagi disuruh mam indah."

Lea : "haduh, iya iya gue mau ke kantin. Tapi lo jangan deket deket."

Ranz : "siap ibu negara."

Lea : "serah deh ah."

Setelah sampai dikantin mereka duduk disalah satu meja dekat wastafel. Ranz sudah memesan indomie goreng untuk Lea meskipun Lea tak memintanya.

Ranz : "nih makan"

Lea : "enggak laper, buat lo aja"

Ranz : "kesannya gue rakus banget dong kalo makan dua mie sekaligus. Lagian lo mau gue usus buntu?"

Lea : "salah siapa pesen dua mie."

Ranz : "mau makan sendiri, apa mau gue suapin?"

Lea : "ish lo tuh!."

Lea mulai membuka pembicaraan lagi setelah menghabiskan mie nya.

Lea : "Ranz, gue minta maaf ya"

Ranz : "for?"

Lea : "yang lalu-lalu."

Ranz : "bukan salah lo. Kak Aldy emang gak suka sama gue karena gue udah ngerebut tempatnya diurutan nomer 1 diantara anak olimpiade matematika."

Lea : "Seriously. Jadi rumor yang suka dibicarain anak-anak itu bener?"

Ranz : "ya serius lah kalo gak percaya liat aja sendiri."

Lea : "tapi kayanya gue juga salah deh".

Ranz : "kenapa? Mau cerita?"

Lea : "tapi jangan kaget ya"

Ranz : "iya ibu negara"

Lea : "jadi waktu hari terakhir MOS, kak Aldy nembak gue"

Ranz yang sedang makan langsung tersedak mie nya. Ia menarik nafasnya perlahan-lahan.

Ranz : "terus-terus? Lo terima?"

Lea : "enggak. "

Ranz : "ya bagus deh"

Lea : "bagusnya?"

Ranz : "gue seneng aja. Berarti ada kesempatan gue jadi yang pertama dan terakhir."

Lea : "dih siapa juga yang mau sama lo. Dasar ge-er. "

Lilian belva yang berjalan melewati kantin tak sengaja melihat sahabatnya sedang mengobrol dengan Ranz.

Tentu hal itu menjadi bahan bagi belva untuk meledek lea sepanjang hari.

"ciee, Azalea callista dalam masa pdkt" kata Belva.

Lea hanya diam tak membalas ucapan Belva karena percuma saja ia berbicara. Belva akan terus meledeknya seperti itu.

"calon-calon jadian ini mah" Belva mulai lagi.

Lagi lagi Lea hanya diam.

Bel pulang sekolah berbunyi, Lea bilang kepada Belva untuk pulang duluan karena ada acara keluarga.

Semuanya sudah pulang, tinggal Ranz dan Lilian dikelas.

"Va, gue minta nomer handphone Azalea dong" kata Ranz.

"buat apaan lo minta nomer dia?" jawab Belva sambil merapikan mejanya.

"gue cuma mau nanya soal pelajaran " balas Ranz cuek.

"Alesan aja lu. Bilang aja lo naksir kan sama Azalea? Gausah alesan deh" kata Belva sambil meledek Ranz

"ah lama lu, gue mau pulang nih. Serah lu deh mau bilang apa" jawab Ranz.

Dengan paksaan dari Ranz, Belva akhirnya memberikan nomer hp Lea pada Ranz.

Malam harinya Ranz pun mulai melancarkan aksinya.

Ranz : "halo"

Lea : "iya, ini siapa ya?"

Ranz : "ini gue Ranz"

Lea : "oh, kenapa?"

Ranz : "gue mau nanya nih pr ipa halaman berapa ya? Sampe berapa? "

Lea : "lo enggak dengerin tadi ya! Halaman 23 nomer 1 sampe 15, oh iya btw lo dapet nomer gue dari mana?"

Ranz : "iya kan gue tidur tadi hehe makasi ley. eh itu ya ada dehh"

Lea : "oh yaudah. Gak ada lagi kan?"

Ranz : "save nomer gue ya"

Lea : "ngapain amat"

Ranz : "nanti kita vidcall an"

Lea : "aneh-aneh aja, heran"

Ranz : "aneh-aneh tapi suka kan"

Lea : "enggak! "

Ranz : "Good Night ibu negara"

Lea : "Iya Orang nyebelin"

Ranz : "Have a nice dream "

"yah dimatiin padahal gue masih mau gombalin dia tuh. Yaudahlah laen kali aja".

Kemudian Ranz mengerjakan pr ipa nya. Disisi lain Lea juga begitu.

Sebelum tidur Ranz berdoa.

Tuhan,
Semoga engkau ciptakan perbedaan bukan untuk memisahkan.
Semoga kau ciptakan perbedaan untuk saling melengkapi.
Untuk menyatukan sekian banyak hati.
Jika engkau berkenan mengabulkan doaku, aku ingin dia.
- Ranz armaniel iskandar

***

αzαℓeαTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang