Maple

8.1K 395 24
                                    

Mimpi itu datang lagi, mimpi yang... menurutnya sangat tidak senonoh untuk gadis sepertinya. Entahlah, semenjak menginjak usia 21 tahun pada pertengahan bulan kemarin, mimpi-mimpi aneh secara berurutan mendatanginya setiap malam. Aneh menurutnya, karena dalam mimpi itu ia melihat seseorang, pria tepatnya. Ia tidak bisa melihat jelas wajahnya, karena setiap bertemu keadaan selalu gelap.

Berdiri sekitar 10 meter di hadapannya, hanya saling menatap dalam diam. Pun bibirnya seakan kelu untuk sekedar mengucap kata 'siapa di sana?' Seolah-olah seluruh jiwa dan gerak tubuhnya hanya terpusat pada sosok itu. Namun sejauh yang bisa ia lihat sosok itu sangat tinggi, bertubuh ramping dan atletis.

Semenjak mimpi pertamanya bertemu sosok misterius itu, hampir setiap malam mimpi yang sama selalu menghampirinya, sosok yang sama pula. Bedanya dari mimpi satu dan lainnya adalah... dari hari ke hari ia semakin bisa melihat dengan jelas wajah dari sosok itu. Wajah yang... menurutnya luar biasa tampan -ya, untuk yang satu ini Yeri mengakuinya-, pria tertampan yang pernah dilihatnya. Ditunjang dengan tubuh proporsional bak model-model pria Armani, membuat ia sempat tak berkedip untuk pertama kali sejak melihat dengan jelas sosok dari pria tsb.

Sampai pada kemarin malam -saat itu bulan purnama sedang memancarkan sinar keperakan lembut dengan indahnya- ia bermimpi berada di sebuah perbukitan yang sangat luas, bukit yang penuh ilalang berwarna pucat setinggi lututnya. Saat itu semburat jingga masih mewarnai langit yang bersih, angin sepoi-sepoi bergerak lembut memainkan dress selutut yang saat itu dikenakannya.

Dengan jantung yang berdegup kencang karena euforia asing yang kini dirasakannya, Kim Yeri dengan riang mengembangkan kedua tangannya seraya tertawa lepas dan berlari ke sana kemari seolah tanpa beban seperti masa kanak-kanaknya.

Sampai pada satu bukit yang paling tinggi dari yang lainnya, ia berhenti sejenak karena kelelahan. Kebetulan di sana ada pohon Maple -satu-satunya pohon yang ada di sana- yang sangat besar dengan daun merahnya yang mulai berguguran. Sunset terlihat membiaskan cahaya jingganya dengan indah saat itu, terlihat dengan jelas dari tempat yang ia pijak saat ini. Seketika ia terpana, terpesona dengan pemandangan indah yang memanjakan mata itu, secara refleks ia memejamkan matanya, sembari mengembangkan kedua tangan dari sisi tubuhnya, menikmati nuansa alam yang memikat dan semilir angin yang menerpa wajah dan rambut indahnya dengan lembut.

'Greb'

Sontak tubuhnya menegang, ia sangat terkejut, matanya seketika terbuka lebar dan tubuhnya menegang kaku. Dengan cepat ia memutar tubuhnya untuk melihat siapa sosok yang sudah dengan lancang memeluk tubuhnya dari belakang. Namun sayang, sosok itu -yang sepertinya seorang pria- menahan tubuhnya untuk diam. Alhasil ia tidak bisa bergerak, melirik sedikit ke bawah, ia mendapati sepasang lengan kekar melingkari perut ratanya dengan erat. Pun lambat laun ia merasakan hembusan napas pria itu terasa dekat dengan tengkuknya, rupanya ia menopang dagunya di pundak gadis itu. Melirik lagi ke samping, ia mendapati sekilas rupa wajah dari pria lancang yang sudah memeluknya... dan betapa terkejutnya ia menyadari bahwa pria itu adalah pria yang sama dari mimpi-mimpinya kemarin. Ini pertama kalinya mereka bertemu di tempat yang terang -tidak gelap seperti sebelumnya-

Sosok itu masih diam, jadi dengan jantung yang sudah berdetak tidak karuan, Yeri mencoba bertanya dengan terbata.

"S-siapa sebenarnya kamu? Apa yang kamu mau dariku?" Sembari menggigit bibir bagian dalamnya karena kelewat gugup. Senang? Tidak juga -padahal pria di belakangnya sangat tampan-. Takut? Iya! Rasa takut lebih mendominasi dirinya saat ini, mengingat Yeri tidak kenal dengan pria ini selain bertemu lewat mimpi-mimpinya tiap malam. Atau... jangan-jangan dia ini adalah seorang stalker! Hii membayangkannya saja Yeri sudah horor duluan. Sibuk dengan pikirannya sendiri, sampai ia tidak sadar sudah cukup lama mereka -ia dan pria itu- berada dalam posisi yang sama.

Red MapleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang