Begin

3.2K 285 14
                                    

Penjelasan materi dari dosen di depan mengambang begitu saja di otaknya. Konsentrasi terasa begitu jauh digapai untuk saat ini. Untung saja ulahnya yang tengah melamun itu tidak di notice oleh dosen 'kesayangan' seluruh anak kampus di jurusannya itu, kalau tidak, wah tentu saja bahaya. Ucapkan selamat tinggal pada nilai mata kuliahnya di akhir semester ini.

Singkat kata jam yang melelahkan itu akhirnya berakhir juga. Di bangku kedua dari belakang, sahabatnya, Yuri nampak berusaha menarik perhatiannya. Wajar saja, karena ia yang melamun dan menghiraukan panggilan gadis itu sedari tadi-sejak jam perkuliahan berlangsung.

"Yer, tadi si bang Namjoon ngirim pesen ke gue, suruh ngingetin lo perihal acara penutupan festival nanti." Yuri berujar sambil mengacung-ngacungkan ponselnya.

Yeri menghela napas. Terang saja, segala persiapan sudah ia lakukan untuk acara penutupan itu, sebagai seorang pembicara tentunya. Tapi ... kembali ia menekuk wajahnya, lalu membuang pandangannya ke arah lain. Mengingat hal itu membuat mood-nya kembali memburuk.

Yang membuat Kwon Yuri bertanya-tanya dari tempat duduknya saat ini, ada apa lagi dengan sahabatnya yang satu itu.

"Kenapa lagi lo?" ujarnya tanpa basa-basi, setelah dapat mendudukkan bokongnya di salah satu kursi terdekat.

Yeri tetap manyun.

"Ah ... gue tau, pasti soal tadi pagi, yang gue lupa nunggu lo di tempat biasa?" ujarnya spontan tanpa rasa bersalah sedikit pun, lalu dengan setengah bercanda ia melanjutkan, "Elah gitu doang marah, dasar ngambekan banget sih lo jadi orang!"

Membuat kepala Yeri dengan cepat menoleh ke arahnya. Dengan wajah menahan kesal.

"Heol! Lo udah ninggalin gue masih juga bisa bilang kayak gitu! Kalo lo gak ninggalin gue tadi, pasti gue gak akan ngalamin kejadian kayak gitu! Lo gak tau aja tadi gue itu ... g-gue hampir aja-" Yeri tidak meneruskan kata-katanya. Dirinya bahkan terlalu malu untuk mengeluarkan kata-kata itu secara gamblang saat ini. Maka ia hanya mengibaskan tangannya di udara, gestur tidak ingin membahas hal itu lagi.

Yuri hanya menaikkan sebelah alisnya melihat kelakuan aneh Yeri pagi ini. Namun ia hanya mengedikkan bahunya. Bukannya tak peduli, tapi karena ia tahu nantinya pasti sahabatnya itu akan menceritakan semua padanya tanpa diminta.

"Yuk! Daripada bengong mending kita samperin aja si sunbae sekarang." Dari nadanya sih kedengarannya manis, namun faktanya, kini Yeri malah dibuat luntang-lantung karena 'diseret' secara paksa oleh langkah 'ceria' gadis itu, sahabatnya yang kelewat hiperaktif-menurutnya.

Kwon Yuri oh Kwon Yuri ...

.

.

.

Di sebuah ruangan praktikum, yang lebih menyerupai laboratorium komputer dengan perangkat super canggih dan ter-update. Disanalah berkumpul beberapa orang pemuda yang kini tengah disibukkan dengan praktek teknik komputasi, yang diantaranya melibatkan algoritma tingkat tinggi, metode adaptif, diferensial parsial, dan analisis data visual dengan kemampuan visualisasi yang canggih.

Tidak sembarang orang memang yang bisa memasuki jurusan ini, hanya orang-orang dengan kemampuan otak yang jenius dan mumpuni yang bisa lolos seleksi masuk di jurusan ini sebelumnya. Diantara beberapa mahasiswa tersebut, kakak dari Kim Yeri-Kim Yoongi-adalah salah satunya.

Di ruangan yang lumayan luas tersebut, kini terisi oleh mahasiswanya yang berasal dari berbagai tingkat, baik itu mahasiswa yang tergolong masih baru, sampai yang mendekati semester akhir juga ada di sana. Biasanya mereka berkumpul di sela-sela waktu senggang untuk mengerjakan tugas-atau paling tidak berdiskusi, bertukar pikiran dan pengetahuan, karena memang tidak banyak jumlah mahasiswa di jurusan itu.

Red MapleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang