Feel

4.3K 321 69
                                    

Tubuh itu terduduk kaku. Sedikit lagi. Bahkan mungkin hanya tinggal seperempat millimeter lagi ujung dari badan bagian depan mobil mengenai dirinya. Nyaris saja. Tadi itu benar-benar tindakan berbahaya yang bisa menghilangkan nyawa seseorang—dan hanya orang gila yang akan melakukannya.

Dan jantung Kim Yeri masih berpacu cepat, begitu cepatnya hingga membuat ia merasa begitu sesak. Bibirnya masih gemetar, berusaha menahan tangis yang hampir berubah menjadi isakan dan erangan putus asa—kalau saja ia tidak mengingat situasi yang sedang dialaminya saat ini. Kedua tangannya membekap bagian sepanjang sikunya yang terasa perih luar biasa, Yeri tidak berani melepaskannya—karena membayangkan pemandangan darah yang mengucur cukup banyak pasti akan langsung membuatnya pingsan.

Lagi-lagi ia merasa dalam keadaan begitu menyedihkan saat ini. Sungguh, selama dua puluh satu tahun ia hidup di dunia, baru kali ini ia mengalami—dan merasakan bentuk nyata dari sebuah kesialan yang menurutnya benar-benar parah.

Suara kenop pintu mobil terbuka, lalu kembali menutup yang terdengar setelahnya, tidak membuat segalanya membaik. Justru menurut Yeri itu merupakan bagian terburuk dari scene yang sedang ia alami saat ini.
Pemandangan sepasang sepatu sneakers mahal menyambutnya pada titik pandang pertama saat sosok itu berada dekat di hadapannya. Posisi Yeri yang—masih—terduduk di jalanan mengharuskan dirinya mendongak untuk sekedar melihat rupa keseluruhan dari sosok itu.

Dan ia tidak terlalu terkejut saat ini, karena memang sosok inilah yang sedari tadi membayangi dirinya, yang menciptakan ketakutan yang terlampau besar tanpa ia sadari mengapa.
Tatapan dua orang itu sempat terpaut satu sama lain, dengan seorang lainnya—pria itu—yang nampak tidak menunjukkan ekspresi berarti sedari tadi. Entah kemana perginya seringai bak psikopat yang terpampang selama ia berada dalam mobil tadi, saat mengerjai gadis itu—yang menurutnya terasa begitu menyenangkan.

Pria itu melirik sesaat pada luka di sepanjang siku dan telapak tangan—yang sedari tadi berusaha ditutupi oleh gadis itu. Sepertinya itu cukup parah, terlihat dari darah yang keluar mengalir melewati sela-sela jemari tangan gadis itu yang gemetar. Tiba-tiba setitik rasa penyesalan merasuki dirinya, hanya sedikit. Ia tidak berniat melakukannya sejauh ini—salahkan jiwa psikopatnya yang muncul tiba-tiba tadi. Entah sejak kapan melihat ekspresi pasrah pada gadis itu merupakan kesenangan tersendiri untuknya.

Dan uluran tangan darinya nyatanya tidak berhasil menarik simpati gadis itu, ia diabaikan—lagi—dan entah mengapa ia membenci itu, sangat.

Entah mengapa.

Ia menarik kembali uluran tangannya, memasukkan keduanya dalam saku celana jeans yang dikenakannya. Ia terkekeh, dan seringai mengejek itu kembali terkembang.

"Tidak perlu bantuan, huh? Kemana perginya keberanianmu yang tadi—dan kemarinnya itu, hm? Apa kau menyesal sekarang, karena sudah merasakan akibatnya?" ucapnya dengan nada rendah di akhir, lalu setelahnya ia tertawa sendiri dengan kata-kata yang diucapkannya barusan. Padahal itu tidak lucu, dan sebenarnya ia sama sekali tidak ada niatan untuk tertawa, malah. Sungguh. Itulah mengapa tawanya tadi malah terdengar aneh—dan sedikit sumbang.

Sementara Yeri hanya bisa menahan erangan kesalnya mati-matian, karena ia sadar tidak mungkin melawan untuk saat ini. Maka dibiarkannya saja pria itu berucap sesukanya, nanti juga ia bosan sendiri, pikirnya. Setelahnya, Yeri berharap supaya orang ini bisa segera pergi dan meninggalkannya sendiri.

Namun harapan hanya tinggal harapan, karena bermenit-menit setelahnya mereka masih dalam posisi yang sama, tak satupun dari kedua belah pihak itu menggeser posisi mereka. Yeri karena masih trauma dan terlalu takut, sehingga ia hanya bisa diam dan berharap semoga pria itu yang segera meninggalkannya terlebih dulu. Dan sang pria—Jeon Jungkook—yang seakan tenggelam dalam pemikirannya sendiri, bingung harus bersikap seperti apa pada gadis berpenampilan menyedihkan di depannya.

Red MapleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang