Aku sengaja mematikan ponsel agar sinta tidak menelpon dan bercerita tentang acara mereka tadi siang. Aku tidak mau mendengarnya. Aku belum siap mendengar nada bahagia yang keluar dari sana. Ku pandangi foto-fotoku bersama gio. Selama ini tak pernah terpirkir olehku gio akan jatuh cinta pada orang lain. Selam ini aku selalu merasa dia untukku.
"Jihan,gio di depan tuh!" Teriak mama dari luar kamar.
Aku buru-buru bilang ke mama kalo aku udah ngantuk. Mama heran karna biasanya aku senang banget kalo gio datang. Aku juga nggak mau dengar hal yang sama dari gio. Aku tidak mau dengar apapun dari mereka berdua.
Keesokan harinya,aku berangkat lebih pagi tidak menunggu dijemput gio. Untunglah kami bertiga tidak sekelas jadi waktu bertemu hanya jam istirahat. Aku sengaja tidak makan siang dan memilih menyendiri di perpustakaan agar tidak bertemu dengan sinta dan gio. Aku benar-benar takut mendengar apa yang akan mereka ceritakan. Aku belum siap terluka.
"Kok nggak makan siang?" Tanya regan yang tiba-tiba saja ada di depanku.
"Gue gak laper" jawabku bohong.
"Lagi baca apa?" Tanyanya lagi.
Aku mengangsurkan Novel berjudul Laskar Pelangi milik Andrea Hirata. Meski pun sudah berkali-kali membacanya tapi tidak sekalipun bosan.
"Aku juga suka membaca buku itu,apalagi dibagian mereka harus ke sebuah pulau demi mendapatkan jawaban ujian." Terangnya sambil tergelak.
Akhirnya kami habiskan waktu istirahat dengan mengobrol. Sebenarnya regan cowok yang asyik. Kemarin pas pulang bareng dia banyak cerita tentang dirinya. Ternyata kami banyak kesamaan minat dalam soal pilihan buku. Pengetahuannya juga cukup luas hingga kami bisa berdiskusi panjang lebar tentang semua hal. Aku bingung kenapa sinta menolak ciwok sebaik dan sekeren ini.
"Tadi pagi kenapa nggak nungguin aku?" Tanya gio saat pulang sekolah.
"Aku lupa ngerjain PR jadi butuh contekan." Jawabku asal.
"Kamu kan bisa telpon biar aku berangkatnya lebih pagi bareng kamu." Ujarnya.
"Hehehehe... lupa"
"Semalem kok tumben.."Belum sempat gio meneruskan kalimatnya sinta sudah menarik lengannya.
"Ayo,hari ini kamu janji bakal bawa aku minum es kelapa muda di tempat favorit kalian." Ajak sinta.
Gio mengangguk dan menoleh padaku yang masih termangu memandangnya.
"Nanti malam aku ke rumah!" Ujarnya sebelum mengikuti langkah kaki sinta.
Aku mengangguk tersenyum. Rasa perih makin terasa. Sekarang kayak orang pacaran. Sinta begitu mesra menggamit lengan gio yang ada di sisi sebelah kanan. Gio bahkan mengajak sinta ke tempat favorit kami. Sepertinya gio mulai berbagi segalanya dengan sinta. Aku menahan air mata agar tidah runtuh. Jejak langkah gio semakin kabur di mataku. Bayangan tubuhnya menjadi titik hitam saat aku mengedipkan mata memudar. Aku meraba dadaku yang semakin sesak. Beginikah rasanya kehilangan?.
Maaf yaa aku baru update soalnya lagi sibuk ajaa*kekpejabataja😂
Jangan lupa di vote yaa😊