07. You're Welcome

235 18 0
                                    

"Kara!" Intan memanggil teman sebangkunya tersebut yang tengah melangkah terburu-buru keluar kelas. "Tungguin kenapa sih? Buru-buru amet," ucapnya ketika sudah bersisian dengan Kara.

"Emang. Gue nebeng nih pulangnya," sahut Kara.

"Tumben. Sama siapa?" tanya Intan.

Kara tersenyum kecil. "Raka," sahutnya lugas.

"Hah?! Kalian jadian?!" tanya Intan, nggak santai.

"Sttt." Kara mengarahkan jari telunjuknya ke dekat bibir. "Bikin gosip aja lo. Nggak ada jadian-jadian," jelas Kara, keki.

"Ck, belum aja sih," ucap Intan, cuek. Mengabaikan sangkalan Kara.

"Serah lo dah," ucap Kara akhirnya. "Duluan ya." Kara melangkah lebih dulu meninggalkan Intan di lobby sekolah menuju parkiran motor.

"Tiati ya! Semoga cepet jadian!" seru Intan, nggak tau malu.

"Intan!" Kara balas berseru, berang.

"Hahaha..." Intan mengancungkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke udara, mengajak damai.

Kara mendengus sebal dan kembali berlalu menuju tujuan awalnya, parkiran motor.

***

HP di saku seragam Kara bergetar lagi untuk ke sekian kalinya. Gadis itu melirik Fadlan yang tengah memimpin rapat OSIS dadakan siang itu dengan pengurus inti acara ulang tahun sekolah. Merasa situasi agak kondusif, ia mengambil benda pipih itu dari sakunya dan membuka notifikasi Line, senyum kecilnya mengembang tatkala membaca isi pesan yang terbaca di sana.

10.55 Raka: Dimana?

10.55 Raka: Gue cari ke kelas gak ada

10.56 Raka: Ra?

10.57 Raka: Jangan telat makan ya

Gimana Kara nggak senyum-senyum sendiri mendapat isi pesan seperti itu. Raka kelewat perhatian dengan dirinya, jangan salahkan hatinya yang berbunga-bunga beberapa minggu belakangan ini. Sikap dan perhatian yang diberikan Raka sudah pasti membuat Kara baper.

Lamun Kara tersentak ketika HPnya bergetar cukup lama, dilihatnya Raka tengah melakukan panggilan online. Kara melirik sekeliling, rapat masih berjalan alot. Dia nggak bisa meninggalkan ruangan dengan kondisi seperti ini.

Panggilan Raka berhenti, digantikan getaran singkat tanda pesan baru masuk. Kara langsung membukanya.

11.05 Raka: Kenapa gak diangkat?

Kara gemas sendiri. Belum apa-apa sifat posesif cowok itu udah kebaca. Lucu sekaligus jengah menjadi satu.

11.06 Raka: Di read doang, elah..

11.07 Kara: Sabar

11.07 Kara: Lg di ruang osis, rapat panitia

11.07 Raka: Udah makan?

11.08 Kara: Belum 😣

Lama tidak ada balasan, namun pesan terakhirnya dibaca. Kara bingung sendiri, perasaan bel berakhirnya istirahat kedua belum berbunyi. Lalu kenapa Raka tidak membalas pesannya?

11.11 Kara: Raka ngapain?

Tak kunjung ada balasan juga. Akhirnya Kara memutuskan memasukkan HPnya ke dalam saku OSISnya dan kembali memusatkan perhatian pada rapat.

Namun, tak lama berselang, HPnya kembali bergetar. Dengan tergesa gadis itu merogoh saku seragamnya dan membuka notifikasi chat yang masuk.

11.17 Raka: Keluar sebentar, gue di luar ruang osis

Hah?

Kara kaget sendiri membaca pesan yang dikirim Raka. Cepat ia mengantongi kembali HPnya dan meminta ijin keluar sebentar kepada Fadlan. Setelah menerima anggukkan dari ketua OSISnya, Kara melangkah menuju pintu ruangan dengan tergesa.

Setelah menutup pintu ruang OSIS ia menoleh ke koridor dan mendapati Raka tengah bersandar pada pilar yang berada tidak jauh dari ruangan sembari memainkan HPnya.

"Ngapain?" tegur Kara, menghentikan aktifitas Raka memainkan HPnya.

Cowok itu menyunggingkan senyum kecilnya ketika melihat Kara dihadapannya dengan raut wajah bingung. Raka lantas mengulurkan bungkusan plastik putih ke hadapan Kara. Gadis itu menerimanya dengan pandangan bertanya-tanya.

"Minum, buat ganjel perut lo sementara," ucap Raka, meluruhkan pandangan bertanya Kara.

Kara menatap jus alpukat digenggamannya dengan senyum kelewat lebar.

"Tau aja kalo gue laper," ucap Kara kemudian menyedot jusnya.

"Makanya bilangin ketua OSIS lo kalo udah jam istirahat," ucap Raka dengan kedua tangan bersedekap di depan dada.

"Rapatnya lagi panas. Acara tinggal dua bulan, tapi belum dapet sponsor sama sekali. Si Fadlan marah besar," cerita Kara di tengah sedotan jusnya.

"Kalo lo sampe sakit gara-gara telat makan, gue yang bakal marahin Fadlan karena ngadain rapat nggak tau waktu gini," ucap Raka, tajam.

Kara tersenyum kecil mendengar ucapan Raka tersebut. Tanpa ia minta jantungnya berdegup kencang, apalagi dinaungi tatapan tajam Raka, gadis itu berusaha untuk nggak salting. Gadis itu lantas melempar pandangannya ke kebun samping sekolahnya sembari menyedot habis jus yang dibawa Raka.

Ketika dilihatnya jus yang diminum Kara habis, Raka beranjak dari posisi bersandarnya.

"Rapatnya sampai jam berapa?" tanya cowok itu, tanpa melepas pandangan dari Kara.

"Bentar lagi paling. Tadi udah dispen satu jam pelajaran," sahut Kara.

"Ya udah, ntar pulang bareng ya. Gue tunggu di parkiran," ucap Raka lalu berlalu dari hadapan Kara.

"Raka," panggil gadis itu.

Raka menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Kara. "You're welcome," ucapnya.

Kara mendengus, menahan senyumnya. Raka tersenyum kecil sembari berjalan mundur, lalu berbalik, melenggang santai dengan kesepuluh jari masuk ke dalam  saku celana abunya.

TBC

You're WelcomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang