09. Instagram

379 24 9
                                    

"Ra, akun IG lo masuk di 'cantikcantikSMA'," ucap Devi ketika mereka tengah berkumpul di kantin menikmati bakso Bude saat jam pulang sekolah.

"Lagi?" Kara ternganga, sebelumnya ia sudah pernah masuk list di akun serupa entah apa. Membuat IG gadis itu dibanjiri notif pertemanan dari orang-orang yang tidak dikenalnya, sehingga ia harus mengganti username agar gangguan kecil itu terhenti.

Kara seketika memeriksa HPnya dan benar saja, didapatinya puluhan permintaan pertemanan minta di confirm. Bertambah dari yang memang sebelum-sebelumnya tidak digubris oleh Kara.

"Orang-orang ini tau gue darimana sih?" keluh Kara sembari me-lock HPnya.

"Ya, jaringan pertemanan lah, Ra. Lo kan famous," sahut Intan.

"Lumayan, Ra. Nggak ada yang nawarin lo endorse?" tanya Gita.

"Ya, kali." Kara menusuk-nusuk bakso yang masih tersisa di mangkok. "Ganti user lagi dong gue," keluhnya. Ia bingung sendiri mau ganti pake nama apalagi.

"Lucu-lucu nih commentnya," ucap Devi yang ternyata masih berkutat dengan akun IG tersebut.

"Lihat, lihat," pinta Gita.

"Pake HP sendiri sih," ujar Devi.

"Oh, iya. Lupa." Gita nyengir kuda lalu berkutat dengan HPnya.

"Ganti username pake apa ya?" tanya Kara.

"Adhikara Naladhipa official," usul Intan dibarengi kekehan.

"Haha, lo kira gue artis." Kara ikut terkekeh. "Eh, Dev, Git ganti apa nih?"

"Apanya yang diganti?" sambar suara berat dari belakang Kara.

Raka muncul dengan tubuh bersimbah keringat. Seragam putihnya tercetak jelas menampakkan kaos putih yang menutupi kulitnya. Dengan santai ia menyambar gelas di hadapan Kara dan meneguk isinya yang tersisa setengah.

"Raka, minum gue!" seru Kara, berang.

"Beli lagi nanti, elah," ucap Raka santai.

"Jauh-jauh sana, keringetan, bau," usir Kara.

"Sorry ya, gue nggak bau," ucap Raka, lempeng. "Apanya tadi yang mau diganti?" tanyanya, penasaran.

"Username IGnya Kara, Ka," sahut Devi.

"Kenapa diganti?" tanya Raka, bingung.

"Dia masuk di IGnya cantikcantikSMA jadi banyak yang nge-add, males dianya," sahut Intan, menahan tawa, lucu.

Raka terdiam sebentar, lalu ia mengulurkan telapak tangannya ke arah Kara.

"Pinjem HP, Ra," pintanya.

"Mau ngapain?" tanya Kara, bingung.

"Mau pesen ojek," sahut Raka, kalem.

"Lha, HP lo?" Gadis itu menatapnya bingung.

"Habis battery," sahut Raka, santai.

"Tumben amet pake ojek," gumam Kara namun memberikan HPnya juga setelah meng-unlock display-nya.

Raka masih berdiri di belakang Kara dengan HP gadis itu yang ada digenggamannya. Cukup lama sampai Kara dan teman-temannya sempat membahas hal-hal lain, hingga Raka menyerahkan kembali HP gadis itu dan berlalu begitu saja menuju gerombolannya berkumpul.

Setelah menerima HPnya kembali, Kara mengecek history yang dibuka namun sepertinya Raka sudah menghapusnya. Jadilah Kara tidak bisa memastikan, apakah Raka benar membuka aplikasi ojek online atau yang lainnya.

You're WelcomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang