Yerin terdiam. Dia menunduk dalam, menyembunyikan keterkejutannya. Apa ini karena dia?
"Seperti ini. Tiba-tiba terasa panas dan berair. Yang tidak tahu akan mengira aku menangis," gerutu Eunwoo sambil menyeka matanya menggunakan tisu di meja ruang tamu.
Yerin mendongakkan kepalanya dengan cepat. Merubah ekspresinya menjadi lebih ceria.
"Kapan kita mulai?"
***
"Kami pulang dulu Eunwoo-ya,"
"Bye,""Hati-hati di jalan,"
Myungjoon, Moonbin, dan Sowon sudah lebih dulu pulang karena mereka naik sepeda. Yerin mulai berjalan meninggalkan pelataran.
"Mau kuantar?" tawar Eunwoo.
Yerin berbalik, tersenyum sopan pada Eunwoo. "Tidak perlu. Halte tidak terlalu jauh dari sini," tolak Yerin. Eunwoo hanya mengangguk.
Gadis itu hendak melanjutkan jalannya, sampai sebuah mobil sedan hitam metalik berhenti di depannya. Seorang gadis seumuran Yerin keluar dari kursi penumpang.
"Oh, Yerin-ah. Apa kau selesai kelompok membuat lagu? Apa kalian hanya berdua?" tanya gadis itu beruntun.
"Aniyo chagi-ya. Tadi kami berlima, tapi karena dia jalan jadi temanku yang lain sudah pergi lebih dulu," jelas Eunwoo yang datang dari belakang Yerin.
"Ooh. Kalau mau supirku bisa mengantarmu," tawar gadis itu dengan sombong. Yerin menggeleng dengan tersenyum maklum.
"Terima kasih, SinB-ya. Aku sedang ingin berjalan," tolak Yerin sopan. SinB lalu bergelayut di lengan Eunwoo dan mengajaknya masuk.
Yerin melanjutkan jalannya. Matanya memanas, lalu air mata itu jatuh. Ya, dia menyukai Eunwoo. Atau lebih tepatnya, mencintai pria itu.
Yerin sadar Eunwoo telah menjadi milik SinB selama satu tahun ini, tapi apa manusia bisa mengendalikan pada siapa ia akan jatuh cinta.
Keluar dari gang, kaki jenjang Yerin berjalan menyusuri jalanan kota. Ramai lalu lalang orang tidak mengganggunya untuk terus berjalan. Tujuannya adalah toko cookies langganannya.
Besok adalah hari Senin, dan sudah rutinitasnya untuk memberi Eunwoo satu set macaron beragam warna. Tidak, bukan memberinya secara langsung. Dia hanya akan berangkat lebih pagi lalu menaruhnya di loker Eunwoo.
Sudah tiga tahun ini Yerin menjadi secret admirer seorang Cha Eunwoo. Sejak menengah pertama hingga sekarang mereka kelas satu menengah atas. Begitulah caranya mencintai.
"Macaron satu set," pinta Yerin pada penjaga toko.
Yerin melihat-lihat etalase kue sambil menunggu pesanannya siap.
"Nuna," Yerin menengok merasa panggilan itu untuknya.
"Eoh, Sanha-ya," sapa Yerin sedikit terkejut.
"Pesanan anda siap nona," Yerin segera ke kasir untuk membayarnya. Lelaki bernama Sanha tadi mengekor, melihat apa yang di beli Yerin.
"Macaron ne?" tanya Sanha memastikan. Yerin tersenyum membenarkan.
"Kesukaan Eunwoo hyung," gumamnya pelan. Yerin yang masih bisa mendengarnya tersenyum kecut.
"Ne. Ah, aku harus segera pulang Sanha-ya. Annyeong," ucap Yerin cepat meninggalkan toko itu.
***
Yerin berjalan sedikit mengendap. Kelas masih akan dimulai dua jam lagi, tapi ia sudah datang sepagi ini.
Kaki gadis itu berhenti di salah satu deretan loker siswa. Dia melihat sekeliling was was sambil mendekap kotak yang ia bawa.
Setelah merasa aman, dia berjinjit untuk membuka loker nomer dua dari atas. Loker itu terlalu tinggi untuk tubuhnya yang mungil.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Eunwoo (jyr•cew)
Short Story(Before : Unexpected Eyes) Ketika mulut tak mampu menjelaskan isi hatimu, biarlah matamu yang berteriak mengungkapkannya. . . #851 dalam ShortStory #216 ChaEunwoo