Setelah dear readers yang lalu, ada yang komen minta dilanjut. Katanya ff eunrin langka, dan ada yang suka sama ide alurnya.
Meskipun masih sepi aja:" aku tetep lanjut aja deh. Readers jangan pada pergi, Gre janji gak bakal nge gantung kalian:)
Gomawo untuk support kalian:*Happy reading^^
***
"Wae?" tanya sebuah suara dengan lantang. Moonbin berdiri dan memandang ketua kelasnya tidak suka.
"Menukar Yerin dan Eunha itu tidak berpengaruh terlalu banyak, kan. Jadi kenapa harus dipindah?" tanyanya."Karena tidak berpengaruh banyak jadi tidak masalah kan?" tanya balik ketua kelas itu dengan nada angkuhnya.
"Ketua kelas benar. Memangnya kenapa kalau aku pindah ke kelompok Eunwoo?" kini giliran Eunha lah yang angkat bicara.
Yerin yang sebenarnya di bawa ke masalah ini hanya diam menyaksikan perdebatan teman-temannya. Tapi gadis itu lebih memilih tidak ikut campur daripada menjadi semakin runyam.
Terdengar Moonbin mendengus kencang lalu kembali duduk dengan sentakan tidak terima. Sementara Eunha tersenyum bahagia, karena bisa satu tim dengan si tampan Cha Eunwoo.
***
"Kenapa kau melakukannya Moonbin-ah?" tanya Yerin saat mereka berada di kantin.
"Maafkan aku Yerin-ah," Yerin mengangkat alisnya bingung. "Aku mendengarnya tadi pagi," ucap Moonbin dengan nada bersalah.
Yerin memandang Moonbin tidak percaya. Ia lalu tersenyum tipis. Ada perasaan hangat yang menjalar di hatinya.
"Apa kau mengasihaniku?" Moonbin menggeleng cepat.
"Tentu saja tidak. Aku hanya tidak suka Eunwoo bersikap seperti itu. Aku selalu melihat ia sangat senang mendapat hadiah darimu setiap harinya. Tapi kenapa saat dia tau itu darimu sikapnya jadi seperti itu, itu tidak benar," jelas Moonbin. Eoh, jadi selama ini Eunwoo suka dengan segala pemberiannya.
"Terima kasih Moonbin-ah. Tapi bukan salahnya kecewa kalau pemberi hadiah itu aku. Mungkin dia berharap gadis lain yang memberikannya,"
"Ckkk, playboy. Berhentilah menyukai dia Yerin-ah, dia terlalu buruk untukmu," decak Moonbin. Yerin hanya tersenyum tipis. Suasana hatinya sedang buruk untuk berdebat.
"Jja, aku pergi dulu," Yerin berjalan gontai meninggalkan Moonbin.
------------------------------------------------------------
"Semua segera bergabung dengan kelompok masing-masing dan berbaris dengan rapi," teriak seorang senior yang menjadi ketua komunitas pecinta alam.
Yerin segera berdiri di belakang Moonbin. Ya, saat ini mereka sudah sampai di tempat wisata di lereng gunung yang akan menjadi tempat mendaki mereka.
"Baiklah, satu kloter diisi dua kelompok. Mulai dari yang paling kiri,"
Kelompok Eunwoo dan Moonbin adalah dua kelompok terakhir. Jadi mereka berangkat bersamaan di paling akhir.
"Hah, menyebalkan salju pertama sudah turun saat kita di jalan," keluh anggota kelompok Moonbin.
"Nee, dan salju semakin lebat tapi kita tetap harus mendaki menyelesaikan game konyol ini," timpal lainnya.
"Kalau aku tidak masalah asalkan bersama Eunwoo-ssi nee," ucap Eunha mengerling pada Eunwoo yang sedang menatap ke arah lain.
Hruuugghhh (sfx gagal total-,-)
"Kau dengar sesuatu?" tanya Moonbin. Yang lain terdiam berusaha mendengar sesuatu.
"Gemuruh," lalu pandangan mereka fokus pada bola es besar yang menggelinding dari atas menuju ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Eunwoo (jyr•cew)
Short Story(Before : Unexpected Eyes) Ketika mulut tak mampu menjelaskan isi hatimu, biarlah matamu yang berteriak mengungkapkannya. . . #851 dalam ShortStory #216 ChaEunwoo