[Chapter 5]

586 70 14
                                    

오늘도 기분은 시무룩해
Today I'm feeling sad

***

Eunwoo nampak duduk seorang diri di tepi balkon sekolah dengan kaki menjuntai ke bawah. Di ketinggian tiga gedung tidak membuat namja itu bergetar takut. Ia hanya memandang kosong langit biru cerah di atasnya. Dengan sebuah ponsel tergenggam erat jemarinya.

Setelah perdebatan kecil dengan Sinb, namja itu memutuskan bolos dan berakhir di atap sekolah yang sepi dari kunjungan murid. Sangat pas untuk pelanggar sepertinya.

Mendengar Yerin pergi ke Jerman, Eunwoo kalap. Ia langsung menelpon ibunya dan meminta nomor orang tua Yerin dengan cepat seperti menodong. Tapi entah kenapa nomor yang masuk justru bernama Jung Minhyuk. Ibunya bilang itu kakak Yerin, ia sedang menemani Yerin berobat di Jerman. Mungkin karena itu ibunya memilih memberi nomor telepon kakaknya daripada orangtua nya.

Tapi setelah mendapatkan nomor itu, ia justru bimbang untuk menelpon atau tidak. Jika menelpon ia harus bilang apa. Jika tidak, ia merasa menjadi pengecut. Terlepas dari itu, sebenarnya ia khawatir, meski sedikit.

Tuutt...

Kini ponsel itu telah bertengger di telinga kanannya. Suara sambungan telepon mengisi kesunyian siang itu. Eunwoo menerawang. Apa yang harus ku katakan?

"Yeoboseyo," terdengar suara berat menyapa pendengarannya kala telepon itu terhubung.

"Yeoboseyo, anda orang korea kan?" tanya orang itu menggunakan bahasa korea. Eunwoo berdehem sebentar.

"Apa ini dengan Jung Minhyuk-ssi kakak Jung Yerin?" tanya Eunwoo akhirnya.

"Benar, ini siapa?"

"Cha Eunwoo imnida, teman sekelas Yerin,"

"Eunwoo?"

Eunwoo sedikit mengernyit karena panggilan nama belakangnya.

"Ne. Saya ingin tau bagaimana keadaan Yerin disana? Apa saya bisa bicara dengannya sebentar?" Eunwoo to the point.

"Dia tidak baik, makanya dia berobat. Tapi jangan khawatir, semuanya bekerja keras disini.
Tapi semoga seperti yang diharapkan, tiga minggu lagi ia bisa pulang,"

Setelah mendengar penjelasan singkat dari orang yang ia tahu sebagai kakak Yerin dan berbasa-basi sedikit, Eunwoo menyudahi panggilannya. Si kakak Yerin itu memang tidak bicara langsung, namun Eunwoo tau ia tak akan memberikan teleponnya pada Yerin. Mungkin ia jenis kakak yang posesif.

"Baiklah, tak sampai satu bulan. Itu tak lama," monolog Eunwoo seraya menghembuskan nafas panjangnya. Membuat kepulan asap mengudara dari mulutnya.

Eunwoo segera berdiri. Beranjak dari balkon sepi itu menuju kelasnya.

Eunwoo kembali memasuki kelasnya yang terlihat asing setelah melewati koridor yang terasa senyap. Ia melewatkan pelajaran hingga istirahat pertama. Tak ada yang bertanya alasannya. Eunwoo tau mereka salah paham karena keadaan saat itu.

"Eunwoo-ya," sapa seseorang saat namja itu hendak mendudukkan dirinya di kursinya.

"Eoh, Yuju-ya, ada apa?" tanya Eunwoo sambil menyamankan posisi duduknya.

"Sudah tau tentang Yerin?" tanya Yuju yang langsung dibalas anggukan paham dari Eunwoo.

"Aku juga sudah menghubungi kakaknya langsung," Yuju mengernyit bingung. "Aku sengaja ingin tau langsung dari kerabatnya. Aku merasa bertanggung jawab," lanjut Eunwoo yang mengerti gestur bingung Yuju.

With Eunwoo (jyr•cew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang