"Hyuung!! Chanyeol hyuung!!". Baekhyun berteriak pada Chanyeol yang baru saja pulang dari kantor. Baekhyun berlari kecil ke arah Chanyeol sambil menenteng buku sketsanya. Setibanya di hadapan Chanyeol, senyuman Baekhyun melebar hingga menampakkan gigi-gigi kelinci lucunya. Bahkan tubuh Chanyeol terasa sakit semua saat dalam perjalanan pulang karena otot-ototnya yang kaku seharian duduk di kursi kebesarannya sebagai CEO, namun semua itu hilang seketika kala melihat senyum polos milik adiknya itu.
"Ada apa sayang?". Chanyeol lantas mengangkat tubuh mungil berisi milik Baekhyun ke dalam gendongannya, kemudian mengecup pipi kirinya.
"Hyung lihat!!". Baekhyun memperlihatkan buku sketsanya setelah merengsek turun dari gendongan Chanyeol.
"Waah, Baekie pandai sekali, ini sangat bagus sayang". Puji Chanyeol setelah melihat hasil sketsa milik Baekhyun. Hanya sketsa sederhana, tentang keluarga Park. Disana ada Eomma dan Appa Park, Chanyeol dan Baekhyun sendiri.
"Hyung, Jung Seonsaengnim mengatakan kalau Baekie akan ikut perlombaan menggambar minggu depan. Apa hyung akan ikut mengantar Baekie ke tempat perlombaan itu?". Ujar Baekhyun penuh harap. Jujur saja setelah kepulangannya dari rumah sakit, Chanyeol sangat jarang bermain dan bersama dengannya. Terkadang Chanyeol tidak pulang karena pekerjaannya di kantor yang sangat banyak. Itu membuat Baekhyun merindukan sosok hangat Chanyeol.
"Maafkan hyung sayang, hyung sangat sibuk. Jadi bagaimana dengan Jongdae Ahjussi?". Chanyeol mengatakannya dengan nada yang sedih, sebenarnya dia sangat ingin tetapi tak bisa karena minggu depan adalah target terselesainya proyek pembangunan apartement di salah satu jalan besar daerah Gangnam dia tidak bisa.
"Baiklah". Jawab Baekhyun kecil singkat sambil menundukkan pandangannya, bahkan Buku sketsanya sudah di tutup sehingga hanya nampak sampulnya yang berwarna putih polos dengan ejaan nama 'Park Baekhyun' di bagian tengahnya.
"Heeii, jangan sedih begitu sayang. Kalau Baekie menang nanti hyung berikan hadiah". Chanyeol berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Baekhyun, kemudian menangkup wajah mungil itu dengan kedua telapak tangannya yang besar.
"Benarkah hyung?". Mendengar kata hadiah wajah Baekhyun seketika berubah dari mendung menjadi cerah. Matanya yang tadi terlihat sedih kini dipenuhi dengan binar-binar kebahagiaan.
"Ne, hadiahnya apapun yang Baekie mau. Akan hyung belikan".
"Baekie ingin membeli peralatan menggambar lagi hyung, Baekie juga ingin beli ice cream strawberry yang besar dengan toping strawberry dan buahnya. Hmm, pasti enak". Baekhyun berujar sambil membayangkan apa yang diiginkannya terwujud. Apa lagi saat menyebut ice cream, bahkan ia langsung menjilat bibir bawahnya. Membayangkan lembutnya benda dingin berperisa strawberry itu meluber di dalam mulut kecilnya.
"Baiklah, akan hyung berikan apapun yang Baekie mau, tapi Baekie harus menang, okey".
"Yeay!!".
"Duuh!! Lucunya adik kesayangan Chanyeol hyung". Chanyeol mengecup kening Baekhyun lama.
Dua bulan yang lalu setelah Baekhyun dinyatakan sembuh dan pulih, Chanyeol memberikan buku sketsa dan peralatan menggambar lainnya. Ini adalah pesan sang ayah ketika dalam perjalanan menuju Busan, tepatnya sebelum kecelakaan maut itu terjadi. Beruntung Baekhyun adalah anak yang kuat, sehingga Baekhyun bisa menerima kenyataan kalau Eomma dan Appa Park sudah pulang ke rumah Tuhan. Sama seperti Eomma dan Appa kandungnya.
Selama dua bulan ini, Baekhyun selalu menggambar sketsa wajah keluarganya. Keluarga barunya lebih tepatnya, dengan bekal melihat foto milik Eomma, Appa Park dan Chanyeol. sedangkan untuk dirinya sendiri Baekhyun hanya bercermin untuk menghafal setiap lekukan wajahnya. Baekhyun memang anak yang cerdas bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] My Brother | BROTHERSHIP |✔
Fanfic[COMPLETE] Park Chanyeol, anak tunggal yang menginginkan seorang adik. Chanyeol tak bisa punya adik karena rahim sang Ibu sudah diangkat. Hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang anak laki-laki manis yang lucu dan menggemaskan bernama Byun Baekhyun...