Love Marmaid-fairy (Completed)

#31

Dengan gerakan cepat, sang raja mendorong Aaron hingga rantai yang melekat dipergelangan tangan dan kaki Aaron terlepas.

"Ini semua demi anakku dan kehidupan anakku yang ada di dalam tubuhmu, jika tidak aku sudah membunuhmu saat ini. Sekarang buktikan padaku, jika kamu benar-benar pasangannya"

*****

Sophia berjalan masuk ke cafe dengan gaun sederhana. "Hayoo, katanya sudah menungguku. Ternyata kamu baru saja datang ya, kan?" Kata seseorang yang sudah menggaet tangannya.

Ia menoleh dan mendapatkan David di sampingnya sambil tersenyum manis yang sangat di sukainya. "Ya, supaya kamu cepat kesini." Jawabnya membela diri.

"Baiklah, terserah kamu saja asalkan kamu senang. Disana." Kata David yang langsung menarik tangan Sophia menuju pojok ruangan.

Betapa senang melihat sahabat sejatinya ada disana bersama Aaron. "Ammora! Aku sangat merindukanmu." Katanya sambil memeluk Ammora erat.

Tanpa di sadarinya ia mencium pipi gadis itu berapa kali membuat Aaron dan David merasa iri. "Lepaskan, hanya aku yang boleh menciumnya! Kamu cium saja tuh David, dia butuh ciuman dari wanita."

David langsung mengomel tidak jelas mendengar sindiran lelaki itu sambil duduk. Baru saja mereka menikmati suasana cafe bernuansa romantis, suara kegaduhan terdengar ditelinga mereka.

Bersamaan mereka melihat ke belakang Sophia melihat siapa yang sudah membuat kegaduhan didekat mereka. "Ah lo! Sudah gue bilang, gue tidak mau pergi ketempat yang beginian!"

Aaron mengurut dahinya mengetahui pasangan itu adalah Edsel dan Felicia. "Hei, lihat! Itu ada Aaron, Ammora, David dan kekasihnya! Kita kesana." Seru Felicia yang kembali menarik tangan Edsel. 

Edsel menghela napasnya kasar pasrah dirinya ditarik-tarik seperti karung beras yang tidak ada harganya. "Terima kasih sudah mengizinkan kami ikut bergabung bersama kalian."

David menganga mendengar Felicia yang mengucapkan terima kasih, padahal mereka belum mengizinkannya untuk bergabung.

"Ada acara apa nih?" Tanya Feli. "Hanya ingin mengatakan saja, kami akan bertunangan minggu depan." Jawab Ammora cepat.

Edsel tersedak mendengar ucapan Ammora, "makanya hati-hati kalo minum." Kata Felicia sambil mengurut leher bagian belakang Edsel. "Serius?" Tanya Edsel tidak yakin.

"Ya, kami serius akan beetunangan, untuk kalian tidak ada undangan. Nanti pernikahan kami baru ada." Kata Aaron. "Terus wanita yang kamu taksir ketika melihat ponselku itu?"

Ammora langsung menatap ke arah Aaron tajam membuat lelaki itu tersenyum tidak enak. "Aku hanya ingin mencari kesenangan saja waktu itu. Tapi sekarang sudah ada kamu, itu berarti kesenanganku terpenuhi sampai berlebihan malah."

Ammora tersenyum lebar sambil memeluk lelaki itu dengan penuh kasih sayang. "Kita keatas dulu ya, ada yang ingin kubicarakan." Kata Aaron yang sudah berdiri.

"Bicara atau sudah tidak tahan lagi, hem?" Kata Edsel yang langsung membuat wajah Aaron memerah. Mereka semua tertawa. Aaron menarik tangan Ammora cepat meninggalkan mereka menuju balkon atas cafe.

"Apa yang ingin kamu katakan?" Tanya Ammora yang sudah tidak sabar. Aaron menghela napasnya seketika ia mendorong Ammora hingga punggungnya menempel ke dinding. Cahaya yang tadinya begitu terang kini menjadi redup.

"Ternyata kamu pandai juga mencari suasana untuk kita ya." Kata Aaron yang mengetahui gadis itu yang membuat suasana balkon menjadi lebih intim.

Ammora hanya tersenyum sambil melingkarkan tangannya dipinggang lelaki itu. "Tidak ada yang ingin kukatakan, hanya aku sangat mencintaimu." Katanya.

Baru saja ia ingin menjawab pernyataan cinta Aaron, lelaki itu langsung menciumnya tepat di bibirnya. Ammora membalas ciuman itu lebih dalam menikmati kedekatan mereka.

"Darimana kamu belajar membalas ciumanku dengan lihai seperti itu? Siapa yang mengajarimu?" Tanya Aaron, ia hanya tertawa kecil.

"Tentu saja dari kamu. Aku cepat dalam belajar apalagi kamu selalu menciumku." Katanya yang langsung mencium Aaron. "Kamu mulai nakal sayang." Kata Aaron disela ciuman mereka.

The end