#4-One Step Closer

315 39 6
                                    

Now Playing: Ed Sheeran-New Man









Hal yang disukai Asuna adalah menghirup udara segar setelah hujan dan berharap pelangi bisa muncul menghiasi langit.

Cewek berdarah Jepang yang sudah lama tinggal di Indonesia dan tidak kesulitan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia itu kini turun dari mobil, tersenyum lebar seraya memejamkan kedua mata dan merentangkan kedua tangan. Ketika mata Asuna terbuka, dua manik itu otomatis mengarah pada Asuka saudara kembarnya dan juga Hikari, sahabatnya sejak kecil.

Betapa Asuka terlihat sangat bahagia di sana. Berdiri bersisian dengan Hikari, menatap Hikari yang tertawa riang dan terkesan polos seperti anak kecil. Asuna bersyukur wajah kacau dan mendung Hikari tadi sudah sirna, berganti dengan wajah bahagia. Terima kasih kepada penjual harum manis di seberang sana, sehingga membuat Hikari melupakan semua hal yang menyakitkan tersebut.

Asuna kini mengalihkan tatapannya ke arah lain. Di sana, beberapa meter ke belakang dari arah mobilnya, sebuah mobil tak dikenal berhenti. Asuna menajamkan penglihatan dan mulai bersikap waspada. Entah kenapa, dia merasa mobil itu sengaja berhenti di sana. Dia juga merasa si pengemudi menatap ke arah Asuka dan Hikari.

Apa... penjahat?

Beruntung kaca mobil tersebut tidak gelap, sehingga Asuna berhasil mengenali si pengemudi, walau dengan susah payah. Salahkan matanya yang sipit dan juga terkena minus, tetapi menolak untuk menggunakan kacamata.

"Hazel Oniisan?" gumam Asuna ragu. Cewek itu menatap Asuka dan Hikari, lantas mendekati mobil Hazel dengan langkah cepat. Lalu, Asuna mengetuk kaca jendela di depannya, membuatnya bisa mendengar umpatan dengan nada keras yang menandakan tindakannya barusan membuat Hazel terkejut.

Apa cowok itu sedang melamun?

Ketika pintu mobil terbuka dan sosok Hazel muncul di hadapannya, Asuna tersenyum sopan. Dia membungkuk sedikit dan tidak merasa kesal sama sekali tatkala Hazel tidak balas membungkuk. Toh, itu adalah kebudayaan negaranya, jadi dia tidak ada hak untuk memaksa orang lain mengikuti kebudayaan negaranya sendiri.

"Hazel Oniisan lagi ngapain di sini? Kenapa berhenti di sini?" tanya Asuna ramah. Walau dalam hati, dia mendapat sebuah gagasan mengenai kehadiran Hazel di tempat yang sama seperti Hikari.

"Hah? Oh, anu... itu...." Hazel memaksakan tawa dan berdeham. Cowok itu menarik napas panjang, berusaha meredam emosi yang mendadak hadir ketika melihat Hikari tertawa bersama Asuka.

Sialan!

"Cemburu?"

"WHAT?!" teriak Hazel kemudian, ketika dia mendengar pertanyaan Asuna tadi. Dia mengumpat pelan, mengutuk kebodohannya karena sudah berteriak hingga memungkinkan Asuka dan Hikari mengetahui keberadaannya. Namun, ketakutannya tidak terbukti. Kedua orang itu sedang sibuk mengobrol, bercanda, tertawa dan memakan harum manis bersama!

Sialan! Sialan! Sialan!

"Iya, kan?" kejar Asuna lagi. Cewek Jepang itu mengedipkan sebelah mata, menyebabkan Hazel berdecak dan meraih pergelangan tangan Asuna. Asuna sendiri hanya menatap tangan Hazel yang besar dan hangat, yang sedang memegang pergelangan tangannya saat ini, kemudian membiarkan cowok itu menariknya ke belakang mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Healer Series: The Photographer and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang