Jangan bersikap gegabah, Alsou!
Berhenti memanggilku Daddy, aku ... merindukanmu. Ini bukan suatu masalah besar karena yang terpenting sekarang aku bisa melihatmu.
Untuk kesekian kali, Alsou teringat dengan ucapan Zac dan bagaimana pelukan pemuda itu. Dia masih belum berubah dengan sifat pemalunya, tetapi hari ini rasa rindu telah membuat Zac memeluk Alsou dengan begitu erat sebagai manusia. Akan tetapi, satu hal yang telah membuat Alsou terhenyuk ketika melihat satu hal yang kurang di tangan pemuda tersebut—Zac telah kehilangan jari telunjuk di tangan kiri.
Saat itu gumpalan kemarahan menyesakkan dirinya.
Alsou duduk diam di samping Tendo. Gumpalan amarah masih tersimpan di dalam dadanya akibat perbuatan pria itu yang telah melukai Zac. Ia melanggar perjanjian, lebih tepatnya telah menipu Alsou dengan mengatakan bahwa Zac baik-baik saja.
Dia benar-benar licik. Alsou kembali mengeluarkan serbuk biru berwarna samar, membentuk sebuah belati untuk membunuh Tendo. Yeah, dia harus membunuh pria di sampingnya ini, terlebih lagi setelah Alsou mengetahui segalanya tentang Tendo dari Rika dan Audrey saat mereka berada di rumah sakit.
Aku telah melanggar perjanjian dengan menemui Zac, tetapi pelanggaran ini telah membuatku tahu bahwa kau telah menipuku. Aku mengetahui segalanya dan umurmu tidak akan lama lagi.
"Apa kau ingin membagi kekuatanmu padaku? Aku lihat kau membuang banyak sihir di dalam mobil ini." Tendo melirik ke arah Alsou dan dengan sigap gadis itu menghilangkan sihirnya. Tidak ingin jika Tendo mengetahui kemarahan serta niatnya saat ini.
Audrey yang sedang mengemudikan mobil hanya diam saja, fokus pada setir mobil. Ia menyerah dengan sikap Alsou yang lagi-lagi diluar dugaannya ketika melihat keadaan Zac di rumah sakit. Meskipun hanya sebentar, tetapi melihat kedua anak muda tersebut berpelukan membuat siapa pun paham bahwa mereka saling merindukan dan ingin saling melindungi.
Ini tidak semudah yang kau pikirkan, Alsou, batin Audrey.
"Apa yang kau lakukan pada gadis itu dan siapa dia? Mengapa kau susah sekali menjelaskan padaku mengenai dirinya?" tanya Alsou. Kali ini ia harus mendengarnya sendiri dari mulut Tendo, seseorang yang telah membuat Aiko seperti sekarang.
"Apa yang ada di dalam pikiranmu sekarang?" Tendo terlihat enggan untuk membahas mengenai Aiko.
"Dia sangat mirip denganku." Alsou menatap Tendo, berusaha mengintimidasi pria itu dengan tatapannya.
Tidak ada jawaban dari Tendo. Namum, tiba-tiba mobil yang mereka tumpangi bergerak liar membuat.
"Audrey! Apa yang kau lakukan?!" bentak Tendo, sadar bahwa Audrey mengerang sakit hingga membuat mobil yang ia kendarai separuh menyentuh bibir jurang.
Melihat Tendo yang kehilangan fokus akibat perbuatan Audrey, dengan sigap Alsou merubah posisi dirinya dengan duduk di pangkuan Tendo dan mengeluarkan serbuk biru di tangannya.
"Bersiaplah untuk mengucapkan selamat tinggal, Tendo san." Alsou mengarahkan serbuk biru berbentuk belati ke jantung Tendo.
Bugh.
Tendo mengubah wujud beberapa detik sebelum Alsou menancapkan belati di jantungnya. Sigap dengan tubuh kucingnya Tendo berlari ke luar mobil, baginya bertempur di ruang sempit bukan hal yang baik.
"Bitch," bisiknya, sadar bahwa ada luka kecil di bahunya akibat belati milik Alsou. "Dia berani mencoba untuk membunuhku." Segera Tendo kembali mengubah wujudnya menjadi manusia lalu menatap tajam ke arah Alsou yang kini berdiri di hadapannya, sedangkan Audrey tak sadarkan diri di dalam mobil akibat benturan keras ketika mobil akhirnya jatuh ke jurang, akibat perkelahian kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsou [END]
Paranormalne-Paranormal - Kontemporer Fantasy- 16+ "Bukan! Bukan seperti itu. Lihat caraku melakukannya." Seperti mengajarkan seorang balita, Zac harus memperlihatkan dan mengajarinya bagaimana cara makan yang baik dan benar. Meskipun demikian, berulang kal...