RFIL 4

60 4 0
                                    

Sosok itu semakin tega menggerogoti jiwaku, hingga hatiku lumpuh tak berdaya Aku bagai menelen ludah sendiri saat ku berkata, "Cinta tak harus memiliki." padahal hasrat diri selalu meminta agat cintanya termiliki.
Aku tidak ingin terjebak dengan perasaan ini, jika semakin dirawat hanya akan membuat dosaku bertumpuk-tumpuk. Tak ada jalan lain, kecuali meminangnya.
"Bismillah", itulah modal utama diri ini. Aku
mencari alamatnya pada seorang sahabat yang kebetulan sekampus dengannya. Dia tinggal di daerah bogor, lusa aku akan mengetuk pintu rumahnya.
Aku, aku tidak bermodal nekat. Dia pernah menulis di Tumblr-nya, "Jika menikah tanpa persiapan, apalagi karena sering dikomporin, mending pikir ulang seribu kali". Yah, aku sudah punya pekerjaan,
minimal itu yang bisa ku banggakan.
Istikhorohku juga demikian mesra dengan sosok itu, doaku juga demikian akrab dengan nama itu.
Jadi segera meminangnya adalah pilihan paling tepat. Sekarang aku hanya akan belajar syukur dan sabar. Syukur kala pinanganku diterima, sabar kala aku di usir pulang.
Rabbi, I'am Falling in Love
Maka tuntunlah kaki ini ke rumahnya dengan kemudahan, lalu bisikan kata cinta dalam hati keluarganya saat sosok apa adanya ini meminang putri mereka.
Rabbi, Hanya Kau pemegang keputusan hati ini. Pabila ia menerimaku maka ku yakin karena Kau mencintaiku, pabila ia menolakku ku yakin karena Kau sangat, sangat mencintaiku.

Rabbi Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang