RFIL 6

66 4 0
                                    

Terima kasih, Istriku. Di lain waktu, kau menjelma menjadi seorang ibu, yang menenangkanku dikala gundah. Menyelemuti gigil cemas dengan selimut cinta. Dengan hangatnya kasih sayangmu.
.
Terima kasih juga sebab di lain masa, kau berperan menjadi seorang sahabat. Menemani gelak tawaku. Membersamai rintik tangisku. Sungguh, Duhai... Andai tak ada lagi yang mau berteman denganku di sisa nafas ini, maka engkau sudah cukup.
.
Terima kasih ya, Sayangku. Di lain detik, kau laksana bocah. Melakukan banyak hal yang konyol, lucu, bahkan maluin-maluin. Hehe. Tapi aku tidak nyengir. Apalagi menggeleng ilfiel. Justru aku sibuk menangkupkan telapak tangan ke bibir, menahan tawa. Kau membuat hari-hariku berwarna. Berpelangi. Membuat aku tak ingin bertemu dengan lelap.
.
Istriku,
.
Sepasca nikah, kita tidak perlu melulu menjadi Cinderella dengan pangeran-nya. Atau Romeo dengan Julietnya. Yang kisahnya selalu romantis dan menggetarkan jiwa. Tidak. Kita sadar bahwa pernikahan ini bukan dongeng. Ini perjalanan nyata. Di mana suatu saat, cinta itu merekah mekar, tapi kemudian merunduk layu. Mekar lagi. Layu lagi. Demikian seterusnya...
.
Maka istriku, kau adalah teman hidup yang Allah amanahkan untuk bersujud bersama di hadapan-Nya. Jadi apapun yang terjadi, kumohon temani aku, ya. Berselancar di atas ombak ujian. Dan atau menari di bawah bulir hujan kenikmatan...
.
Seperti harapan itu. Semua akan kita lalui dengan satu alasan, Allah. Semua akan kita jalani dengan satu tujuan, surga.
.
Ah-ya Rabb... Berkahi kami. :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rabbi Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang